Bab 5

11 0 0
                                    

Udara malam perlahan mulai menusuk tubuhku. Bulan dengan bulat sempurna juga semakin tersenyum. Namun ada yang berbeda kali ini. Purnama merah, membuat suasana yang runyam ini semakin mencekam.

Keberadaan Risa masih sangat membingungkan bagiku. Dengan mata kepalaku sendiri aku melihat ia telah tewas tertimpa cabang pohon. Namun entah kenapa ia hadir kembali dengan sosok utuhnya, walau perilakunya berbeda dan tidak ada yang menyadari perubahan sikapnya itu selain aku. Kemudian sekarang ia kembali menghilang dan John dan Jane bilang kalau ia dari sore tadi berada di vila. Apa yang terjadi dengan mereka berdua? Mereka mempertanyakanku apa aku terkena amnesia, padahal sebenarnya merekalah yang sedang mengalaminya.

"Hei bro! Daripada bengong, lebih baik kita masuk."

"Iya Cliff, udaranya sudah mulai dingin lo."

"Iya..."

Aku tidak punya pilihan lain selain bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Aku pun mengikuti mereka dan akhirnya kami sampai di depan pintu vila.

"Kok gelap ya kak?"

"Iya ya."

"Apa Risa masih di sini?"

"Apa maksudmu?"

"Kali aja dia pulang ke rumahnya kak."

"Ah nggak mungkin, tadi sore dia bilang akan menunggu kita di sini kok."

Tok tok tok..

Kemudian Jane mengetuk pintu namun tidak ada jawaban. Jane terus mengetuk pintu sampai beberapa kali. Tetap tidak ada jawaban.

"Coba buka langsung pintunya, mungkin aja tidak dikunci."

John langsung mencoba membukanya dan pintu itupun langsung terbuka.

"Wah benar apa katamu bro! Pintunya tidak dikunci."

Kami pun langsung masuk. Benar saja, suasana di dalam vila benar-benar sangat gelap.

"Loh kok nggak mau nyala ya?"

"Apa mungkin karena kehabisan energi?"

"Nggak mungkin lah bro, kan siang tadi cuacanya cerah banget."

"Iya Cliff, ditambah lagi ada penyimpanan energi cadangannya juga."

"Cadangan?"

"Iya, dengan itu vila ini masih bisa mendapatkan pasokan listrik untuk beberapa hari apabila cuaca tiba-tiba menjadi tidak mendukung."

"Oh gitu ya. Jadi kenapa lampunya nggak bisa nyala?"

"Hmm... Mungkin masalah pada lampunya atau bisa juga pada saklarnya."

"Mungkin aja sih."

"Aduh, ga ada senter lagi. Aku ambil ke kamar dulu ya, kalian tunggu aja di sini."

"Hati-hati John."

"Haha oke bro! Kalian berdua jangan ngapa-ngapain ya hehe."

"Iiih kakak!"

"Ngeres aja tuh pikiran. Kami ga bakal ngapa-ngapain. Sudah buruan sana ambil senternya!"

"Hahahahaa... Aku cuma bercanda kok."

Kemudian John pergi untuk mengambil senter. Hanya kami berdua yang tertinggal di sini, didekat pintu masuk. Selang beberapa menit kemudian, secercah cahaya muncul dari arah dapur. Cahaya itu pun semakin terang dan terang dengan diiringi langkah kaki.

"John, kau kah itu?"

"..."

Suara langkah kakinya semakin dekat dan tiba-tiba muncul sesosok perempuan dengan memegang lilin di tangannya. Aku pun langsung terkejut saat melihat perempuan itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 21, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

04:59 A.M.Where stories live. Discover now