Bab 3

4 0 0
                                    

Suasana menjadi hening tanpa suara seolah-olah alam pun ikut berduka. Malam yang sunyi tiba-tiba saja berubah mencekam. Mulutku hanya bisa membisu walau di dalam hati aku berteriak sekeras-kerasnya. Kemudian muncul sebuah pertanyaan dalam pikiranku, bagaimana caranya aku menjelaskannya pada Jane kalau yang tergeletak di sini adalah Risa?

"Cliff?"

"..."

"Cliff? Kenapa kamu diam?"

"Eh.. yah.. tidak apa-apa Jane."

"Lalu apa yang ada d bawah cabang pohon itu?"

"Mm.. Heh.. Cuma rusa yang malang, mungkin rusa ini tadi berada di sini dan belum sempat menghindar saat cabang pohon ini jatuh."

"Oh.. Jadi yang ada di situ rusa ya."

"Ha.. Iya rusa.. Lebih baik kita lanjut mencari Risa dan John, aku masih khawatir dengan mereka."

"Iya. Semoga saja mereka masih ada di sekitar sini."

Apa yang kulakukan!? Kenapa aku berkata seperti itu!!? Bodoh bodoh bodoh! Pikiranku kacau dan tidak bisa berpikir panjang lagi. Hanya karena tidak ingin Jane syok, aku terpaksa harus berbohong kalau yang tertimpa cabang pohon itu adalah rusa. Walau sebenarnya itu adalah Risa.

"Cliff? Cliff!?"

"Heh! Ya Jane?"

"Dari tadi aku perhatikan kamu melamun terus, ada apa ya?"

"Nggak ada apa-apa kok."

"Beneran?"

"Iya."

Semoga saja Jane tidak curiga dengan gelagatku yang agak mencurigakan ini. Memang dari jauh tidak terlalu jelas terlihat kalau yang tertimpa itu adalah mayat manusia karena terhalang oleh dedaunan.

"Sini Cliff."

"Heh? Ada apa Jane?"

"Duduklah di sini."

Tiba-tiba Jane meraih tanganku dan membawaku ke dekat sebuah pohon. Kemudian Jane menyuruhku duduk di dekat pohon itu. Ada apa ini? Apa Jane tahu kalau aku berbohong? Atau ia sudah menyadarinya dari tadi? Pasti ia sangat marah terhadapku.

"Aku tau kok gimana rasanya saat kamu tau kalau rusa itu mati."

"Heh..?"

"Aku dulu juga pernah begitu waktu aku melihat kucing tetanggaku mati karena terlindas mobil."

"..."

"Aku begitu syok karena aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana kucing itu mati."

"Ma.. Maaf.."

"Kamu nggak perlu minta maaf kok, aku mengerti bagaimana kalau aku ada di posisimu."

"Eh.. Tapi.."

Jane kemudian duduk di belakangku dan kemudian memelukku dari belakang. Jujur saja aku terkejut sekali. Perempuan yang aku kagumi tiba-tiba saja memelukku. Entah ini mimpi atau kenyataan, aku sudah tidak tahu lagi. Atau mungkin aku sedang berada di antara keduanya.

"Ibuku dulu melakukan ini saat mengetahui aku begitu syok karena aku terus terusan menangis setelah melihat kucing itu mati."

"..."

"Aku terus saja menangis. Namun ibuku terus mencoba meyakinkanku dengan lemah lembut kalau menangisi sesuatu yang sudah tiada itu hanya akan membuat diri semakin terluka. Ibuku juga bilang, kalau segala sesuatu yang ada di dunia ini pasti akan kembali ke tempat asalnya yaitu surga."

04:59 A.M.Where stories live. Discover now