Part 8-end

3.8K 239 19
                                    

Kiara

Jam 11 siang kami baru sampai di rumah, setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan. Kami pulang dari rumah Pak Beni setelah sarapan. Dan Bastian sepertinya benar-benar sedang kerasukan. Setelah pagi tadi menyatakan perasaannya padaku-well, dan itu cukup membuatku panas dingin-sepanjang perjalanan tadi dia terus menempel padaku. Ia bahkan memaksa Henry dan Helena untuk duduk di jok tengah dan menarikku duduk di sebelahnya di jok belakang. Tangannya tak pernah lepas menggenggamku, ia bahkan sempat-sempatnya memaksaku untuk menjadikan pundaknya sandaran setelah di puas tidur sambil mendengkur dan meneteskan air liurnya di pundakku, aish! Sebenarnya itu tak jadi masalah, yang jadi masalah itu adalah, DIA ITU SEBENARNYA KENAPAAA??? Astaga! sebenarnya aku ingin melemparnya melalui jendela mobil saat dia mendadak berubah drastis menjadi lebih manis begitu. Jujur saja aku geli sekaligus salah tingkah, dan itu menyebalkan.

Aku menatap pintu kamar mandi yang masih tertutup, pria itu sedang mandi. Dan sedang bersiul-siul senang sambil menyanyi. Ah, aku benar-benar takut dia kerasukan. Cukuplah dia membuatku menganga selebar-lebarnya disertai dengan kesehatan jantungku -yang sepertinya perlu dirawat secara intensive-saat ia mengungkapkan perasaannya padaku pagi tadi, ditambah lagi dengan sikap-sikap anehnya, malah membuatku takut.

Dan lagi-lagi aku hampir jatuh terjengkang saat melihatnya dengan senyuman yang-tumben-menyilaukan setelah keluar dari kamar mandi.

"Sayang nggak mandi?"

WHAT?!! Apa tadi katanya? Sa-sa-sayaang???

"Apa mau aku mandiin?"ujarnya dengan smirk yang sangat sangat mempesona-aku juga tidak tahu mengapa smirknya itu begitu mempesona-

Kepalaku pusing! Huwaaaaaa suamiku kenapaaaa?

"Kakak? Nggak apa-apa?" tanyaku takut-takut. Demi Tuhan, aku senang kalau dia -benar-benar-menyukaiku, tapi perlakuannya benar-benar membuatku takut, aku adalah seorang gadis romantis yang anti diperlakukan romantis, itu menggelikan.

Dia menatapku bingung, "Hah? Emangnya aku kenapa?" tanyanya polos.

Aku menatapnya, astaga! Dia bahkan tidak tahu dia kenapa? Hah? Jangan-jangan dia memang sedang kerasukan?

"Kakak nggak lagi kerasukan, kan? Kakak masih ingat aku siapa? Kakak siapa? Tinggal dimana?" aku meracau, sesungguhnya aku bingung dan panik kalau dia benar-benar kerasukan.

"Hah? Apaan sih? Kamu yang kenapa?"tanyanya lagi, kedua tangannya memegangi pundakku. Aku menepisnya.

"Kakak yang kenapa?!" ujarku ketus, entah kenapa mendadak rasa kesal menelusup di dadaku. Ini tanggal berapa? Apa aku akan datang bulan? Kenapa tiba-tiba emosiku memuncak?

".....Ish, mendadak bilang suka, terus tiba-tiba berubah jadi aneh gini, geli tau,"lanjutku lagi.

"Apa? Geli? Heh!"terlihat jelas kekesalan dari caranya bicara, tapi aku tak peduli.

"Kakak lagi ngerjain Kiara, ya?" tanyaku curiga.

"Apa?!" dia melotot marah, aku cukup takut sebenarnya, tapi aku kan hanya bertanya. Dia mendengus kesal lalu keluar kamar sambil membanting pintu.

***

Bastian

Astaga! Gadis itu sebenarnya kenapa, hah?! Ish, membuatku kesal saja. Merusak hariku!

Aku bergerak menuju sofa ruang tamu dan mulai memainkan gadgetku. Dasar gadis menyebalkan! Errr....aku sudah berusaha menjadi romantis, ingin bermesraan dengannya malah dia yang acuh padaku. Aku jadi tambah tak yakin kalau dia menyukaiku, liat saja tampangnya yang amat-amat datar bahkan cenderung bodoh saat aku menyatakan perasaanku, belum lagi tampang terpaksanya ketika aku bermanja-manja padanya. Dan apa tadi katanya? Aku kerasukan? Errr....dia itu alien ya? Tidak bisa di ajak romantis. Jangan-jangan dia udah nggak suka lagi sama aku, atau dia lagi suka sama Cowok kecewekan itu, siapa namanya? Aish, pokoknya yang di acara TV kemarin itu!

Shocking Destiny [END]Where stories live. Discover now