bab 4

4.2K 327 10
                                    

Suara ketukan membuat bela menghentikan jari nya dari mengetik laptop nya.  Ia berdiri di dari atas ranjang menuju pintu.

"siapa sih yang mengetuk pintu malam malam gini pasti nyonya tika, " ucap bela

Pintu terbuka dan di lihat nya wira sudah berdiri di hadapan nya dengan menggunakan jaget dan rambut yang di sisir rapi ke belakang

"kakak mau bertemu kakak ku? Biar ku panggilkan, " ucap bela

"ah tidak,  aku ingin bertemu dengan mu, " ucap Wira tanpa beban membuat bela syok

"hah kok bisa, "

"tidak ada alasan untuk mengajak seorang pergi keluar.  Kalo kau sedang sibuk aku aku akan pergi sendiri, " ucap Wira menatap bela

"ah tidak. Tentu saja aku mau, " ucap bela cepat sebelum wira berubah pikiran mana mungkin ia menyia nyiakan kesempatan untuk jalan bersama cowok yang di taksir nya beberapa hari ini,

"aku akan bersiap siap tunggu lima menit lagi, "

"oke aku tunggu di ruang tamu, " ucap  Wira berbalik dan melangkah pergi

Dilihat nya Senja sudah tidur dan ia menghelang nafas ia tau hungan kakak nya dan Wira merenggang. Karna Senja pulang dalam ke adaan menangis di hari pesta ke lulusan itu.  bela dan ibu nya sudah bertanya kenapa Senja menangis dan senja hanya diam saja beberapa hari kemudian bela mendengar kabar kalau Wira sudah pindah keluar negri untuk melanjutkan kuliah hari berganti minggu minggu berganti bulan dan menyimpulkan kalau kakak nya dan wira bertengkar.  Apa lagi ketika di meja makan kedua nya bersikap seperti orang asing tanpa saling menyapa. Dan ia tak enak saja jika dia datang di tengah tengah mereka dan merebut perhatian Wira. Tapi ia tak bisa menolak ajakan Wira ketika mengajak nya keluar karna ia mulai menyukai Wira atmaja.  Bolehkah kali ini ia egois toh mereka bersahabat bukan sepasang kekasih dan kakak nya itu telah mencintai pria lain

Bela mengganti baju nya dengan sweter karna malam ini dingin tak lupa ia memakai jaket yang tergantung di sebelah kamar mandi

Ia keluar dari kamar tersebut.  Setelah terdengar pintu yang tertutup Senja membuka mata nya

Kenapa dada nya terasa sakit ya. Ia hanya pura pura tidur dan mendengar pembicaraan mereka.  Dulu ia yang berada di posisi bela. Sekarang semua nya berubah.  Apa yang membuat sikap wira berubah pada nya. Ia tak merasa membuat kesalahan pada wira. Justru Wira lah yang membuat kesalahan dengan meninggalkan nya dan tidak menepati janji nya.  Seharus nya ia yang bersikap seperti itu bukan Wira.  Tapi ia tak cemburu kalo posisi nya tergantikan oleh adik nya.  Ia rela asal Wira bahagia dan senyum itu kembali muncul walau bukan ia lagi sang pemilik senyum itu.  Toh Wira sangat menyayangi adik nya dari kecil dan menganggap bela seperti adik nya sendiri

--------
Sedang di tempat lain Wira mengeluarkan motor nya dari garasi terlihat bersih mungkin di rawat walau wira meninggalkan motor kesayangan nya.

Ketika sampai di samping bela. Bela berujar "kak kenapa naik motor, "

"kenapa kamu ngk suka?, "

"bukan gitu kakak kan orang kaya dan kakak bukan anak SMA lagi bukan nya kalo udah dewasa biasa nya naik mobil?, " ucap bela polos

Wira pun terrawa dan mengacak rambut bela, " kamu ada ada aja sih naik mobil atau motor bukan masalah SMA atau dewasa tapi itu kenyamanan.  Dan kakak lebih nyaman naik motor. Dan lagi---" ucap Wira menghentikan kalimat nya

"dan lagi di apa kak?, " tanya bela penasaran

"dan lagi kalo naik motor biar makin deket makin romantis, " ucap wira tertawa

"ah kakak gombal udah tua masih aja gombal, " ucap bela memajukan bibir nya. Dalam hati jantung nya berdebar dan ia senang

"ayo naik,"

Bela pun langsung naik dan seorang satpam membukakan gerbang nya.  Di awal perjalanan bela tak berani memegang pinggang  Wira karna walau ia sudah mengenal wira sejak kecil tapi ini pertemuan pertama mereka setelah dewasa

Wira memegagang tangan kanan bela dan menaruh nya di perut nya dan itu berlanjut pada tangan kiri nya. Kini ke dua tangan itu melingkar sempurna di perut wira.  Mereka berdua layak nya sepasang kekasih.  Wira tersenyum entah apa arti dari senyuman itu

Setelah satu jam mereka sampai di cafe mereka memesan minuman dan berbincang bincang entah itu seputar kulihan atau ke kasih.  Wira bertanya pada bela apakah dia punya kekasih jawaban bela dia sudah putus dua minggu lalu,  dan bela bertanya hal yang sama pada wira dan jawaban wira dia sudah putus 3 bulan yang lalu.  Tentu jawaban mereka membuat angin segar pada mereka berdua.  Bolehkah mereka berharap kalo hubungan mereka lebih dari sekedar teman

"boleh bela nanyak, tapi jangan marah, "

"iya silahkan," ucap Wira tersenyum

"kak wira dan kak senja sudah bersahabat sejak kecil sampai dewasa emang kakak ngk punya perasaan lebih dari teman gitu pada kak senja, "

"kenapa kamu nanyak gitu, " ucap wira datar tidak ada senyum lagi yang terlihat dari wajah nya. Tapi ia penasaran sebelum ia melangkah terlalu jauh dan berakhir pada patah hati.  Ia tak mau cinta berakhir seperti kakak nya. Berakhir pada patah hati. Ia harus memastikan sesuatu

"soal nya ngk ada bertemanan yang terjalin lama tanpa melibatkan perasaan. Salah satu atau kedua nya punya perasaan spesial lebih dari teman. Aku juga gitu kami awal nya berteman dan berakhir pacaran. ya walaupun akhir nya kami pacaran hanya satu bulan dan berakhir putus karna merasa tidak cocok sebagai kekasih dan memilih berteman kembali. Dan kakak sudah punya orang yang dia sukai dari zaman SMA mangkanya aku tanyak pada kakak mungkin saja kakak yang punya rasa pada kak senja"

"kami hanya murni berteman, " ucap Wira tanpa keraguan sedikit pun

"terus kenapa malam itu kakak senja pulang dalam ke adaan menangis dan kalian tidak saling menelfon. Sampai kakak datang kembali dan kalian bersikap layak nya orang asing.  Apa jangan jangan kakak di tolak oleh kak senja lalu kalian bertengkar?, " ucap bela menerka nerka

"cukup ngelantur nya.  Bagi ku kakak mu adalah masa lalu.  Dan masa lalu hanya untuk di lupakan.  Dan jika kau hawatir aku mempunyai rasa pada kakak mu itu salah besar. Karna wanita yang aku cintai dari dulu sampai sekarang itu adalah kamu wanita yang berada di hadapan ku!, " ucap Wira meninggal bela sendiri di meja itu.

Bela syok mendengarkan kata kata Wira. Ia menepuk pipi nya beberapa kali agar meyakinkan diri nya kalau ini bukan hanya sekedar mimpi. Ketika ia merasakan sakit di pipi nya ia melompat girang membuat orang di samping nya menatap aneh ke arah nya

Dia merasa senang. Cinta nya tidak bertepuk sebelah sebelah tangan.  Ia berjanji akan merubah kebiasaan buruk nya berganti pacar tiap bulan nya. Ia akan berjanji bahwa wira lah akan menjadi pelabuhan terakhir nya

Buru buru ia keluar dari cafe dan mencari keberadaan Wira di parkiran.

Tbc 1082 kata by ismia wardani

Ig ismia_wardani

Dulu aku bencin cinta segitiga karna cinta segitiga salah satu ada yg tersakiti kini aku merasa jahat karna aku memposisikan senja yang berakhir patah hati

Jangan lupa vote komen nya

Oh ya prolog aku hapus karna menurut ku peolog nya terlalu rinci menceritakan cerita ini jadi ngk ada kejutan di setiap cerita nya karna aku sudah menceritakan di prolog jd aku hapus.

MENCINTAI DALAM DIAMWhere stories live. Discover now