Lima

1.3K 148 12
                                    

Tentu saja kesialan untukmu Anggita, Oh kau baru saja berdoa agar tidak bertemu dengannya lagi dan kau akan menghadiri pesta yang sama. How nice!!

"Ada apa? Kau tampak tidak senang?" Cammy memang luar biasa peka. Menyadari raut berbeda pada wajah Anggita pria anggun itu bertanya khawatir.

"A-aku tahu, kau pasti kenal Devian Alvaro kan? Apa kau tawanannya? Maksudku apa pria itu terobsesi padamu dan terus menganggumu. Mengatakan kau miliknya!" Sera menyahut semangat. Menatap Anggita dengan sorot berbinar antusias.

"Maafkan aku mengecewakan mu, Darling. Ya, aku memang mengenalnya, tapi bukan seperti itu." Anggita ingin tertawa, tingkah polos Sera memang terkadang keterlaluan.

"Kau membaca sesuatu yang aneh lagi, Sera?" Cammy menatap gadis itu dengan kekehan pelan. Yah, Sera memang penggila novel. Dia memiliki ber rak-rak novel dan banyak sekali aplikasi novel di smartphonenya.

"Tidak, maksudku ya. Aku membaca novel pria gila dan gadis pendek yang malang. Tapi penulisnya terlalu malas dan jarang update."

"Yah, orang seperti itu adalah orang tidak baik, sabar saja ya. Bagaimana denganmu? Dan,"

"OH TUHAN KAU MENGENAL DEVIAN ALVARO! BAGAIMANA BISA?! ANGGITA SUDAH CUKUP SELURUH HIDUPMU MEMBUATKU IRI." Cameron berteriak berlebihan. Pria itu memang tidak punya wibawa seperti pria kebanyakan. Cammy bebas dan tidak peduli kata orang lain, dia bilang dengan dirinya yang sekarang dia bisa melihat dengan jelas siapa yang benar-benar peduli dengannya. Ya dengan menjadi kita yang apa adanya maka kita akan lihat siapa yang benar-benar tulus.

"Aku dan dia berada pada satu sekolah yang sama saat senior high school. Dia senior ku," sahut Anggita apa adanya. Bayangan memalukan kemarin berputar di otaknya.

Demi Tuhan, diantara semua tamu undangan Anggita harap dia tidak bertemu pria itu lagi.

"Kau benar-benar penuh ke beruntungan, ah aku pemasaran seperti apa wajah orang kaya itu saat remaja, uhh kau benar-benar membuat iri."

Jika pernihakan batal sebulan sebelum acaranya digelar adalah salah satu keberuntungan hidupnya, makan Anggita memaki keberuntungan tersebut.

"Kau takkan mengatakan itu jika mengenalnya yang dulu." Anggita mengejek dalam hati, "well remaja polos dan rajin-,"

"YANG KEMUDIAN BERUBAH MENJADI PRIA PALING HOT DIMAJALAH BULANAN." Cammy benar-benar tidak tahu cara menjaga sikap berlebihannya. Sebulan pertama bersamanya Anggita benar-benar jengah dengan suaranya yang besar dan melengking, yah, meski sekarang dia sudah terbiasa.

Dan menyadari Cammy menyerupai sosok sahabat yang begitu penyayang, peduli dan selalu ada Anggita mensyukuri keberadaan pria itu disekitarnya.

Mengenai Sera, dia gadis yang kelewat polos. Dia pintar mendengarkan kisah orang lain namun tidak untuk bercerita, dia sulit menyusun kata didalam otaknya.

Mereka benar-benar sosok dari sifat sahabatnya Aluna. Anggita merindukan gadis itu, entah bagaimana kabarnya sekarang. Aluna semakin sulit dihubungi begitu mereka lulus.

"Kau punya pasangan malam ini Cammy?"

Cameron menatap Anggita dengan tatapan mata kesal, ini sebuah penghinaan baginya yang tidak sekalipun datang ke pesta dengan pasangan.

"Kau bermaksud menghinaku, Darling?"

Dan sungguh Anggita sama sekali tidak bermaksud seperti itu, ini murni karena mulai malam ini dia juga tidak punya pasangan.

"Tidak sungguh, aku berniat mengajakmu bersamaku. Aku juga sendirian."

Alis Cameron naik, "hm? Kau tidak bersama Naufal? Kau selalu pergi dengan calon suamimu yang manis itu, dia keluar kota?"

She Is AnggitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang