(before) a little story.

5 2 0
                                    

Kuingatkan, mungkin agak menyebalkan untukmu membaca bagian ini. Sungguh. Jika kau tidak ingin membacanya, jangan membacanya.

Sudahku sebutkan sebelumnya,
bagaimana ceritaku sampai akhirnya membawaku terdampar dititik ini. Ohya, aku lupa mengatakannya. Aku, adalah seorang pemikir sekaligus pelupa. Aku sering memikirkan sesuatu hal melebihi yang orang lain pikirkan. Semakin dalam aku tenggelam dalam pemikiranku, semakin aku dipertemukan dengan berbagai macam kecemasan. Sedangkan sifat pelupaku, aku masih tidak mengerti itu datang dari mana, walaupun aku sedikiti mengerti perkataan mereka, yg mengatakan dua hal itu saling berhubungan.

Semakin seseorang sering memikirkan sesuatu sangat mendalam, semakin orang itu mudah lupa dengan hal-hal kecil.

Begitu. Katanya.
Tapi ya memang, harus kuakui itu yang terjadi, padaku. Mau tidak mau aku harus memerimanya. (Toh juga aku sudah terbiasa dengan kenyataan pait seperti ini).

Sebenarnya, di bagian ini aku ingin mengatakan kalau, semua yang terjadi padaku. Semua yang kulakukan sebelumnya, adalah melalui proses berpikir mendalamku. Jika ku jabarkan secara lengkap mungkin akan memakan ribuan kata, jadi setidaknya akan kupersingkat sebisa mungkin.

Awalnya, aku benar-benar tidak mengerti. Tentang cinta. Tentang menjadi kekasih. Ah bahkan sekarangpun masih kupikir.

Tidak, tidak, paling tidak saat itu aku benar-benar belum mengenalnya. Sampai ada 1 wanita yang membawakannya padaku. "Perasaan bahagia apa ini?" Pertanyaan semacam itu yang keluar dari kepalaku.

Saat itu, disaat yang sama juga aku mendengar tentang nasihat orang tua lain, "Jangan Pacaran", entah kenapa aku berpikiran seperti itu. Tapi begitu kenyatannya. Aku berpikir untuk menahan semuanya. Tapi bagaimanapun juga aku penasaran dengan kalimat itu. Kenapa? Mengapa? Apa yang ada dibalik kata "Jangan Pacaran" itu? Aku pun mencari tahu sendiri.

Hari. Minggu. Bulan. Aku lewati dengan memikirkan hal yang membingungkan itu. Sampai pada akhirnya aku teringat sebuah ayat yang mengatakan "Jangan sekali-kali kau mendekati zina."

Aahh. Aku mengerti. Dengan aku yang melihat pasangan sana sini berpegangan tangan, berpelukan, bahkan berciuman (untuk yang ini aku sebenarnya tidak pernah melihatnya). Aku mengerti kalau itu adalah yang dimaksud "Berpacaran".

Aku mengerti. Benar-benar mengerti. Tapi sungguh. Aku benar-benar tidak bisa menahannya. Seperti kata seorang seniman musik, Elvis Prasley.

"But i can't help falling in love with you"

Seperti itulah diriku saat itu, kuyakin sebagian dari kalian mengerti.

Lalu pikirku tidak masalah bukan, mengatakan yang sebenarnya untuk menjadi lebih dekat dengannya? Tidak masalah juga bukan memiliki hubungan yang lebih dekat dari teman? Ah sudahlah, aku sudah tidak sanggup menahannya, paling tidak aku hanya perlu menahan diri untuk tidak melakukan yang tidak-tidak. Karena sungguh. Aku mencintainya. Begitu pikirku.

Sederhananya adalah aku berpikir bahwa tidak masalah jika berpacaran hanya untuk status. Dan tidak untuk macam-macam. Aku ingin lebih dekat dengannya. Hanya sebatas itu pacaran yang kumaksud.

Aku benar-benar ingin menjaganya, melindunginya, membahagiakannya.

Ya. Begitulah.

Kau sudah mengerti bukan? Untuk 1 hal yang sederhana saja, seperti mencintai, aku memikirkan banyak hal dalam jangka waktu yang cukup lama. Cukup merepotkan bukan? Orang sepertiku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 26, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

books?Where stories live. Discover now