1. Sebuah kisah kasih di Surabaya

4.5K 92 6
                                    


Hello guys, kenalin penulis yang nggak newbie-newbie banget :) 

Karena dulu selalu aktif nulis di blog waktu blog masih jaya (angkatan 96 angkat tangan ! hehe)
Makasih udah mampir di cerita ini cingu2 manjah~

***

Cerita Masa SMA HANYA 1 Chapter. (Bukan cerita tentang anak SMA. adek-adek yang belum cukup umur nggak boleh nakal diem-diem baca) 

Surabaya, 2012


"Langit!" panggil Senna dari kejauhan.

Langit menoleh dan berdecak kesal melihat Senna berteriak. Sekarang, sepanjang lorong menuju kantin Sekolah Menengah Atas Negeri ini menatap Langit ingin tahu. Langit benci perhatian yang berlebihan dari orang asing. Terlebih jika perhatian itu disebabkan bule jadi-jadian seperti Senna. Tapi Senna tidak perduli. Wajah campuran kaukasianya memerah cerah. Rambut sepunggungnya yang diikat kuda bergoyang pelan. Mata hazel nya berkilat semangat menatap Langit.

"Lang, si yayang bule kesini tuh" ucap Rudi sambil terus memakan tahu isi cabenya.

"Lang, kalau kamu ndak mau sama si londo salah sekolahan itu tolong lah kasih ke kaum jomblo macem Rudi. Kalau Rudi ternyata homo, aku ya mau kok. Tuker tambah sama si Dara boleh juga" Damar menyahuti ucapan Rudi.

"Goblok! Jangkrik!" Rudi misuh-misuh sambil tetap memakan tahu isi cabenya. Damar terkekeh pelan. Sementara Langit malas menanggapi.

"Ya Allah Rud, mbok Lastri rugi bandar kalau gini caramu makan cabe!" Seru mbok Lastri melihat Rudi yang beli tahu 4 tapi menghabiskan cabe 10 biji.

Damar dan Bagas di meja itu menyoraki Rudi keras. Langit berdecak pelan sambil melihat Senna yang kian mendekat. Langit malas menghadapi Senna saat ini, lebih tepatnya takut. Senna terus mendekat dan sampai di meja kantin mbok Lastri yang berisi empat anak laki-laki itu.

"Senna cantik, jangan berdiri kaya tugu pahlawan disitu. Sini duduk disebelah mas Damar" ucap Damar sambil tersenyum. Langit tetap diam sambil tetap menyuap soto yang dia pesan.

"Jangan mau sama Damar, dia hobinya ngiler sama nyubitin leher kucing" Bagas membalas santai.

"Iya, jangan mau sama Damar. Bahaya banget Sen, di jidatnya ada warningnya. Apalagi kalau ada Dara disini. Tanda seru nya nambah sampe 5. Mending sama aku aja" Rudi yang dari tadi sibuk dengan tahu isi cabenya akhirnya menimpali Bagas sambil cengengesan.

"Langit, sotonya nggak enak ya? Kalau nggak enak lihat mukaku pasti jadi enak" Senna menyapa Langit dan mengabaikan geng tok dalang itu.

Ya, geng yang berisikan 4 anak laki-laki kelas 3 SMA itu bernama geng tok dalang. Siapa lagi kalau bukan Rudi, yang kelebihan hormon kreatif diotaknya itu yang memberi nama gengnya dengan bangga dan angkuh.

"Baru kusadariii.. cintaku bertepuk sebelah tangannn ohhh uwohhh kau buat remuk seluruh hatikuu" Suara sumbang Damar mengudara ketika ucapannya tidak dipedulikan Senna.

"Fals Dam" Rudi kembali memakan tahu isi cabenya.

"Lang, kasihan Senna berdiri gitu nunggu kamu ngomong" ucap Bagas pelan.

Langit yang dari tadi memakan sotonya dalam diam akhirnya menghentikan sesi makannya dan menatap Senna yang tersenyum seperti orang idiot. Ralat, orang idiot yang cantik. Langit bingung dengan sikap Senna. Senna seperti orang asing yang salah sekolah. Ketika hampir semua orang asing atau orang yang memiliki ras campuran seperti Senna bersekolah di sekolah Internasional atau di sekolah swasta, Senna memilih di SMA Negeri yang membuatnya terlihat mencolok. Senna selalu bangga ketika mengatakan bahwa dia bule yang dibuang dari keluarga Vader nya dan memilih hidup dengan ibunya yang orang Surabaya asli.

I'm into youWhere stories live. Discover now