LIMA

56.2K 1K 8
                                    

        Andre masih menatap Irene dengan mata tak berkedip. Hatinya ikut hanyut oleh cerita wanita itu. Bagaimanapun Ia ikut geram dengan perlakuan suami Irene. Entah mengapa, rasanya ia sudah menjadi bagian dari wanita cantik yang terlentang dalam pelukannya itu. 

         "Lalu bagaimana?" desak Andre lirih. 

     Irene seperti diingatkan kembali. Seluruh lamunannya buyar. Ia menepis kesedihannya. Ia berusaha untuk bisa menceritakan semuanya secara utuh. Paling tidak, agar Andre dapat gambaran yang jelas mengenai dirinya. Ia tak ingin Andre menilainya perempuan murah. 

        "Di rumah besar itu, aku dapat bantuan lima juta rupiah oleh mertuaku untuk mengatur rumah tanggaku, meski tanpa suamiku. Kami sepakat akan memberi pelajaran pada Pras. Tidak akan memberitahu di mana aku dan anak-anak bersembunyi. Mertuaku juga membawakan aku seorang pembantu, kemudian mencarikan seorang baby sitter yang berpengalaman, dua orang satpam. Seperti ingin memperbaiki kesalahan anaknya, mertuaku berusaha mengubah hidupku. Memberikan aku pekerjaan di bank yang dipimpinnya, sampai aku menduduki puncak pimpinan bank itu sekarang ini. Tapi kisahku belum selesai sampai di situ...." 

         "Hmmm... ketemukan suamimu mencarimu dan anak-anak?" 

         "Satu bulan lebih tidak ketemu. Sementara aku telah menjadi seorang wanita karier di sebuah bank, ia terus mencariku...!" 

         "Mencarimu, tentu ada motivasinya!" 

       "Ya, kalau enggak ketemu, dia enggak bakalan dapet tunjangan dari orang tuanya. Mertuaku sendiri enggak mau memberitahu di aman aku berada. Mereka benar-benar membiarkan Pras menemukan kesadarannya...!" 

        "Terus?" 

        "Akhirnya aku enggak tega sendiri...!" 

        "Ah...??" 

        "Lewat bantuan seorang teman, ia mempertemukan suamiku padaku. Dalam keadaan kurus, dan penuh sesal ia datang padaku dan minta maaf!" 

        "Kau memaafkannya?" 

        "Yah, namanya juga suami..." 

        "Terus bagaimana?" 

        "Kok penasaran sih?" goda Irene sambil tertawa. 

        "Aku memang terus penasaran. Jika dilihat dari seluruh ceritamu, kau sebetulnya wanita setia. Kalau kau sendiri mencapai titik kebosanan, itu berarti tingkah laku suamimu sudah memuakkan, bukan?" 

        "Begitulah kenyataanya...." 

        "Tentu ada ceritanya?" 

        "Kau ingin mendengarnya?" 

         "Tentu saja, aku jadi penasaran nih..!" 

        "Baiklah lebih baik kuceritakan semua. Nah, penyesalan suamiu itu agaknya membawa satu tanggung jawab pula, seorang kekasih yang paling lenget, paling intim, dan paling mesra dengan Pras mengaku hamil, bayangkan tuh bagaimana bingungnya Pras dan aku...!" 

         "Pras juga mengakui?" 

         "Yah, memang itu perbuatan Pras..." 

         "Lalu bagaimana?" 

        "Aku wanita, Andre. Aku juga merasakan bingungnya gadis itu. Dapat kumaklumi, mengapa dia dulu mau pacaran sama Pras. Ternyata suamiku mengaku masih jejaka. Mengaku belum punya istri. Aku maklumi mengapa dia sampai menyerahkan kehormatannya pada Pras. Namanya juga sedang jatuh cinta. Apa sih yang susah?" 

Gairah... Istri PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang