Chapter 10

3.2K 269 17
                                    

Ketika aku tak menemukanmu di sampingku

Aku merasa kosong

Pagi itu saat Ryan bangun, ia tak menemukan Milly di sampingnya, tidak pula di villa itu. Penjaga villa pun mengaku tak melihat Milly sejak tadi. Ryan mulai panik ketika mendapati Milly tidak membawa ponselnya. Menyambar jaketnya, Ryan berlari keluar untuk mencari Milly.

Apa gadis itu tidak mengambil pelajaran dari kejadian semalam? Ia bahkan tidak tahu arah dan sama sekali tak mengenal daerah sini. Gadis itu tidak berjalan keluar mengikuti orang lain yang ia pikir Ryan lagi, kan? Gadis itu benar-benar ...

Ryan baru bisa bernapas lega ketika melihat gadis itu berada di tengah kerumunan orang-orang, sepertinya penggemarnya. Dan syukurlah, meski tampak panik dan bingung, tapi gadis itu baik-baik saja.

***

Milly berusaha untuk tersenyum, tapi ia terlalu panik saat ini. Tadi saat ia sedang jalan-jalan, tiba-tiba serombongan anak remaja yang adalah fans-nya, mengerubunginya dan mulai mengambil fotonya. Padahal Milly hanya sempat mencuci muka saat meninggalkan villa tadi.

Ketika mereka meminta tanda tangan, Milly tidak keberatan memberikannya, tapi saat mereka kembali memotonya, Milly berusaha menutupi wajahnya. Selain bahwa saat ini wajahnya pasti sangat berantakan, ia juga tidak ingin para reporter tahu tentang keberadaannya di sini.

"Maaf, tapi bisakah kalian tidak mengambil foto?" pinta Milly.

"Tapi, Kakak cantik sekali," komentar salah seorang dari mereka. "Apa kita bisa berfoto bersama?"

Milly belum sempat menjawab ketika tiba-tiba seseorang mencengkeram pergelangan tangannya, lalu menariknya keluar dari kerumunan itu. Milly juga sama terkejutnya dengan para fans-nya tatkala orang itu membawa Milly berlari meninggalkan para fans-nya.

Keterkejutan Milly berganti kelegaan ketika ia mengenali orang ini. Ryan. Lagi-lagi pria itu menyelamatkannya.

"Kenapa kau lama sekali?" keluh Milly, meski saat ini ia tak bisa berhenti tersenyum.

Ryan mendengus tak percaya. "Kau bahkan tidak membawa ponselmu. Apa kau pikir kita sedang bermain petak umpet? Apa kau sadar, kau bisa saja celaka? Kau bisa saja tersesat dan ..."

"Dan kau bisa menemukanku," sela Milly.

Ryan menoleh ke belakang dan menatap Milly geram. "Kau ..."

"Kurasa sebaiknya kau melihat jalan di depanmu," usul Milly. "Pohon," tambahnya.

Ryan menoleh ke depan dengan cepat, tapi kemudian ia mendengus kesal. Memang ada banyak pohon, tapi pohon-pohon itu berjajar rapi di tepi jalan. Milly tersenyum geli ketika Ryan kembali mengomelinya.

***

Bebas dari para fans Milly, ia dan Ryan kini berjalan santai sembari menikmati pemandangan menakjubkan di sekeliling mereka. Milly mengerutkan kening ketika Ryan membawanya ke jalan berkerikil yang terasa akrab. Semalam ...

"Jalan ini ..." Milly bergumam ragu.

"Iya, jalan yang kau lewati semalam," Ryan melanjutkan.

Milly mendesah kagum ketika melihat jurang kanan-kirinya yang tak lagi semengerikan semalam. Begitu pun dengan jalanan berbatu di depannya. Apa yang dilihatnya di hadapannya itu tampak seperti bagian dari lukisan.

"Kau sudah tahu jalan ini sebelumnya?" tanya Milly.

Ryan mengangguk.

"Dan karena itu, kau pikir semalam aku kemari untuk jalan-jalan?" dengus Milly geli.

Meraih Cintamu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang