CHAPTER 2

20.6K 812 19
                                    

Hari ini akhir pekan. Timothy, Minno, Owen, J-Young dan Ken berkumpul di kedai makanan milik keluarga Owen. Sebuah ruangan di lantai dua khusus dipersiapkan lengkap dengan pemandangan jalan raya dan taman kota. Owen melepas masker dan juga topi yang dia pakai. Begitu juga dengan keempat orang yang lainnya. Cuaca sepanas ini dan mereka harus menggunakan pakaian super lengkap untuk menyembunyikan identitasnya. Menjadi seseorang seperti mereka bukanlah sesuatu yang mudah. Apalagi, mereka harus menambah pengamanan esktra setelah kejadian bulan lalu. Dia tidak ingin ada gadis penguntit lain yang mengganggu ketenangan mereka.

Tidak ada yang memulai pembicaraan sesaat setelah mereka sampai. Semuanya sibuk menatap kosong jalan raya di bawah dengan setengah termenung. Minno menyipitkan matanya terkejut. Dia melihat seorang sedang berdiri di pinggir jalan. Tunggu! Dia, gadis itu. Maksudnya, apa yang sedang dia lakukan disana? Apakah ini hanya halusinasinya saja? Astaga, dia bisa gila sekarang.

Aroma masakan khas milik ibu Owen sukses mengalihkan perhatiannya. Suara merdu J-Young langsung terdengar membicarakan gadis incarannya begitu mulutnya terisi makanan. Ken sesekali menanggapinya dengan santai sementara yang lain hanya terdiam, khusyuk menikmati makanan mereka.

Minno sesekali menimpali cerita J-Young. Mata lebarnya bergerak ke sana kemari berusaha meredakan tawanya. Pandangannya tidak sengaja kembali tertuju ke arah jalan raya dan mendapati gadis itu masih berdiri di tepi jalan. Tangannya terlihat berpegangan pada tiang sementara tangan yang lainnya memegangi perutnya. Beberapa orang terlihat menghampirinya namun dia justru melangkah menjauh. Minno mengernyitkan matanya berusaha melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi.

“Oh, bukankah dia penguntit itu?!” suara nyaring Ken membuatnya sukses terlonjak. Lelaki itu terlihat menjilati sendok es krimnya dengan mata terpaku pada jalan raya.

“Penguntit siapa maksudmu?” tanya J-Young segera mendongak, mengalihkan pandangan dari ponselnya. Laki-laki itu sibuk menggerakkan kepalanya berusaha mencari tahu siapa yang sedang dibicarakan. “Oh, benar. Dia gadis yang ada di kamarmu bulan lalu! Aku ingat rambut cokelatnya!” seru J-Young sambil memasang wajah histeris. Tangan kanannya memukul bahu Minno yang duduk di sampingnya.

Minno berdecak kesal. Mata tajamnya menyorot J-Young dengan tatapan protes. Masih teringat jelas bagaimana wajah gadis yang tiba-tiba berada di kamarnya sebulan yang lalu. Sebagai grup yang sangat dipuja oleh banyak gadis remaja seluruh negeri, mereka pernah menghadapi beberapa penggemar yang sangat mengganggu seperti itu sebelumnya. Tapi tidak pernah  hingga area pribadi seperti kamar tidur dan sebagainya. Biasanya penggemar seperti itu hanya akan berteriak di depan rumah mereka lalu akan pergi setelah mengatakan betapa besar cintanya pada mereka. Tapi gadis itu tidak mengatakan apapun kemarin. Dia hanya mengatakan permintaan maaf lalu pergi begitu saja.

***

“Apa yang dia lakukan disana?” gumam Timothy sambil mengusap-usap dagunya penasaran. Pembicaraan mereka masih berlanjut.

“Dia adalah penguntit. Mungkin saja ia tahu kita sedang berada di sini sekarang.” sahut Owen santai sambil melanjutkan acara sarapannya yang sempat tertunda.

“Lalu?” potong J-Young lagi-lagi membuat keempat orang yang ada di dekatnya bergumam kesal.

“Dia sedang berusaha mencari perhatian kita. Lihatlah wajahnya.” Ken menatap dingin gadis itu lalu mengangkat tangannya untuk bertos dengan Owen.

“Benarkah?” J-Young memandang gadis itu lekat-lekat. Dagunya lancipnya bertumpu pada telapak tangan. “Kurasa tidak begitu. Kau tidak mau melihatnya? Sepertinya ia sangat kesakitan.” tanyanya polos pada Minno.

"Ya, sejak tadi dia memegangi perutnya." gumam Minno spontan membuat J-Young menatapnya takjub.

“Haish!” Owen langsung menyumpal mulut laki-laki itu dengan sepotong roti gandum miliknya yang berukuran sedang, membuat J-Young langsung terdiam. Mulutnya menggembung sibuk mengunyah dengan cepat. Timothy dan Ken langsung tertawa lepas.

BABY'S TIME OUT [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now