Bab 2

145 15 0
                                    


Pemuda berambut coklat dengan mata hitam yang memikat itu sedang memperhatikan seseorang dari kejauhan. Lupakan tentang keinginannya untuk menjauh dari kehidupan Lalisa Manoban, karena sejak ia berbicara lagi dengannya—ia tidak bisa berhenti untuk tidak memikirkan gadis itu.

Lalisa seperti magnet dan satu-satunya sahabat perempuan yang pernah ia miliki—terlepas dari seberapa menyebalkannya tingkah Lalisa. Mereka sudah bersahabat sejak SMA, karena pertemuan tidak sengajanya yang diakibatkan oleh Taehyung yang mendatangi rumah Seokjin untuk mengantarkan pesanan kakaknya— Jisoo.

"Kau melihatnya seolah-olah dia bisa telanjang hanya dengan matamu." Tiba-tiba Yoongi datang dan duduk disamping Jungkook. "Kenapa kantin terasa sepi seperti ini? Menyebalkan."

Jungkook melemparkan tatapan kesal pada Yoongi— sahabatnya selain Taehyung karena sudah menghancurkan acara memandangnya.

"Astaga, kenapa kau jadi sensitif seperti ini?" Yoongi menggedikkan bahunya geli, kemudian menaruh nampannya menjauh saat tangan Jungkook berjalan untuk mengambil lauk miliknya.

"Berhentilah mencuri lauk orang lain, sialan." Yoongi melemparkan tatapan sebal, membuat matanya yang sipit itu terlihat seperti garis.

Jungkook mengerucutkan bibirnya, kemudian meminum lemon tea-nya yang tinggal setengah.

"Aku rasa dia lebih mengerikan daripada hantu yang ada di koleksi film Taehyung. Hyung, dia tidak pernah mau keluar dari kepalaku!" Jungkook merengek pada Yoongi yang memang 3 tahun lebih tua darinya. Pemuda itu terlihat aneh jika bertingkah seperti itu, mengingat sifatnya yang bebal.

Yoongi mendorong kepala Jungkook dengan jari telunjuknya, berusaha menyadarkan pemuda itu agar kembali ke kenyataan.

"Sadarlah, Jeon Jungkook."

"Dia sudah sedari kemarin seperti itu." Dari arah berlawanan Taehyung datang setelah memberikan salam perpisahan yang terlihat berlebihan dengan Kim Jennie.

Jungkook mengerutkan keningnya, "Sejak kapan kau mulai berani blak-blakan dengan Si Kim itu?"

Taehyung tersenyum kecil, ia duduk didepan Jungkook dan menaruh nampan makan siangnya.

"Sejak pagi lalu mungkin." Yoongi menyahut dengan cuek. Sebenarnya, ia tidak sengaja mendengar Taehyung bertelepon ria dengan Jennie tadi pagi.

"Ugh, terdengar agresif ditelingaku." Jungkook bergeleng, lalu mengambil kentang goreng milik Taehyung diam-diam.

Taehyung masih dengan senyumnya, dan hebatnya ia membiarkan Jungkook mengambil kentang gorengnya— padahal biasanya ia akan langsung mengamuk jika tahu hal itu terjadi.

"Kenapa aku bisa duduk dengan dua orang gila, sih?" protes Yoongi saat melihat tingkah dua sahabatnya yang sedang dimabuk asmara. Jujur, Yoongi memang pernah menjalin hubungan, tapi tidak pernah seberlebihan ini.

"Orang jomblo nggak akan tahu perasaan dunia seakan milik berdua," ucap Taehyung dengan wajah bangga. Padahal dia juga sudah menjomblo sejak 3 tahun lamanya.

"Aku setuju dengan Taehyung kali ini, meskipun terdengar agak menjijikkan." Jungkook menimpali dengan mata yang kembali memandang setiap pergerakan kecil seorang Lalisa. Gadis itu memang sedang berada di kantin dengan tiga sahabatnya dan Jungkook menyukai ketidak sengajaan itu.

Yoongi memasang ekspresi ingin muntah, "Bukan agak, tapi sangat menjijikkan."

[•]

Lalisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan pena. Ia sedang mengerahkan kemampuan otaknya untuk membuat koreografi mendadak. Salahkan Krystal yang pelupa— hingga dia lupa untuk menyampaikan pada Lalisa pesan dari Mr. Gilbert untuk membuat koreografi cadangan.

Attention SeekersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang