Malam yang membekas

9 2 0
                                    

Malam remang- remang itu, membuat kesunyian yang teramat.

Bulan di atas sana sudah tergantikan, dengan deretan lampu temaram di sepanjang jalan.

Tak ada yang berlalu lalang di jalan itu, hanya mobil hitam Hyung Min yang sedang melintas.

"Bunda, Hyung Min sudah besar, tapi sampai kini Hyung Min belum bisa temukan orang seperti Bunda, Bunda, Hyung Min rindu", ucapnya sendiri dalam lamunan.

Dia menyetir sambil melamun, tak menghiraukan bahaya apa yang mungkin akan dia alami.

Benar saja,

"Brak!",

matanya yang kosong, kini kembali terisi saat dia merasakan mobilnya menabrak sesuatu.

Dengan takut, dan wajah yang cemas, dia buru- buru melihat ada seseorang dengan mulut penuh darah setengah tidur di atas bagian depan mobilnya.

Tangan kanannya tak bersih lagi karena darah, masih memegangi stang sepeda.

Bagian depan mobilnya yang hitam, mendadak jadi merah karena tertumpahi darah orang itu.

Hyung Min sangat ketakutan, tak pernah dia bayangkan sebelumnya, kalau dia akan membunuh seseorang dengan naas seperti ini.

Matanya yang tersamar dengan helaian rambut yang acak-acakan mendadak menatap Hyung Min tajam.

Mengisyaratkan rasa kecewa pada Hyung Min yang telah mengahiri hidupnya. Di sela ketakutan Hyung Min, dia sedikit mengenal orang itu.

Entah bagaimana bisa orang yang sudah ditabraknya itu, mirip dengan Ji Hyun, gadis yang menangis siang tadi.

Atau mungkin benar.

Apa mungkin dia Cha Ji Hyun, dan Hyung Min telah membunuhnya?. Detak jantung Hyung Min tak terkontrol lagi.

Keringat dingin membasahi wajahnya, saat dia tahu kalau orang itu sudah tak bergerak lagi.

Ingin dia berteriak minta tolong.

Tapi tak ada seorang pun yang ada di sekitarnya.

Hanya cahaya lampu remang- remang yang jadi saksi bisunya.

Dia menutup matanya, berharap ini semua tak terjadi, mencoba diam dalam ketakutan.

...

Lantunan lagu membuat Hyung Min tak sadarkan diri.

"Dikau yang terjerembab dalam tikaman darah. Tak kan mungkin bau anyir bisa menyerbak. Aku korbanmu, dan kau akan menjadi korbanku nanti. Takdir kan terus berlalu. Dan kini telah menautkan kita di sini. Menyatulah dalam naungan gaibku".

Lagu yang aneh.

...

"Tidak!...., huh..huh..huh", teriak Hyung Min melompat dari tempat tidurnya.

"Tenang Hyung Min, tenang!", ucap Yong Dae setengah kaget karena Hyung Min bangun.

"Yong Dae!, kenapa.... Huh...huh..... aku bisa di sini!?, seingatku......", kata Hyung Min dengan nafas terburu.

"Iya, aku tahu Hyung Min, tadi malam kau menabrak orang, dan kau pingsan di mobil.

"Jadi..., jadi itu bukan mimpi?!", bentak Hyung Min memastikan.

"Iya, dan kau tau siapa yang kau tabrak itu?".

"Siapa?!, jangan bilang itu Cha Ji Hyun?".

"Loh, kau sudah tau".

Nafas Hyung Min tambah terburu terengah- engah.

Entah kenapa rasa takutnya tambah menjadi. Tak ada yang perlu ditakutkan, kalau dia melakukannya. Tapi dia benar- benar merasa takut.

Tanpa Terpaut DarahWhere stories live. Discover now