Balkon yang pilu

53 2 4
                                    

Keinginan terkadang memaksa.

Harus terpenuhi walau yang ingin sudah jadi mayat.

Seseorang pasti akan dibalas.

Atas apa yang mereka lakukan walau hantu yang membalasnya.

Kau boleh untuk sombong akan kelebihanmu, tapi kekuranganmulah yang mengucurkan darah untuk lainnya.

...

"Lo tuh gadis desa Ji Hyun!, jangan belagak!", teriak Soo Na yang terus mengguyur tepung pada Ji Hyun.

Sementara teman yang lain menampari Ji Hyun malang dengan telur.

Ji Hyun hanya bisa menangis, duduk terpaku di atas lantai yang kotor dengan tepung dan telur.

Dia masih tetap menggenggam foto itu di tangannya. Itu adalah foto Hyung Min idolanya, yang sudah basah berlumur telur.

"Hyung Min hanya milik kita, gadis udik sepertimu nggak pantas dapat cowok ganteng kaya dia!", tambah Hyo Ra.

Tiga orang gadis itu, memang tak berperikemanusiaan.

Mereka mendandani Cha Ji Hyun persis seperti putri lem yang dililit dengan tepung dan telur.

Padahal tadinya Ji Hun hanya sekedar berdiri di depan balkon sambil memandangi foto Hyung Min.

Dia sangat senang melihat foto Hyung Min, terpikir olehnya tentang bagaimana nanti jika dia bertemu dan berbicara untuk kali pertama dengan Ouji sama -nya itu.

Rasa senangnya berahir saat kemudian Soo Na, Hyo Ra, dan Min Jae mengagetkannya. Menyiraminya dengan tepung.

Menjambak rambutnya dan mengotori pakaian lusuh Ji Hyun.

Tangis Ji Hyun tambah deras kala Hyung Min yang menjadi pokok pembicaraan Soo Na dan teman-teman kemudian datang.

Seketika mereka menghentikan aksinya.

Menatap penuh antusias pada Hyung Min dan membiarkan Ji Hyun yang masih duduk terkulai berlinang air mata.

"Kim Hyung Min!", teriak mereka bertiga, yang berlari tak karuan senangnya menghampiri Hyung Min.

"Hyung Min kamu dari mana?",

"Makan yuk, nanti tak tlaktir deh!",

"Hyung Min kok kamu ganteng banget sih?", kata mereka bergantian.

Hyung Min tak menggubris mereka.

Dia hanya menatap Ji Hyun yang menangis.

Dia tak mengusap air mata gadis malang itu, bahkan dia tak mendekatinya.

Menurutnya, buat apa peduli dengan orang lain, apalagi dengan gadis seperti itu.

Toh semua orang sama saja, hanya melihat Hyung Min dari paras tampannya saja.

Dia terus berjalan, meninggalkan mereka melewati tepi balkon.

Hyung Min, lebih tepatnya Kim Hyung Min, adalah seorang ikemen populer di sekolahnya.

Tak ada yang tak kenal Hyung Min, para wanita tergila-gila padanya.

Jika ada yang bertanya "Apa Hyung Min sudah memiliki kekasih?",

jawabannya adalah "Belum".

Dia belum punya pacar bahkan mungkin tidak akan punya pacar.

Dia benci dengan semua wanita, kecuali ibunya.

Semua wanita sama saja, hanya melihat dirinya dari tampang saja.

Mencintai karena ketampanannya saja.

Menurutnya, setelah ibunya meninggal tak ada lagi wanita yang bisa dijadikan sandaran hati.

Di kala dia ingin dimengerti. Semua wanita sama saja.

Hyung Min mungkin terlihat sempurna.

Punya ketampanan, hidup dalam keluarga kaya, dan pacar tinggal pilih saja.

Tapi, ada satu yang membuatnya pantas disebut penakut, dia takut dengan hantu, dan semua yang berbau mistis.

Dia sangat pengecut kalau dia diajak ke tempat seram.

Tapi tak banyak yang tau tentang semua itu. Dia pendiam dan tak pernah menceritakannya.

Tanpa Terpaut DarahWhere stories live. Discover now