Part 12 [Poor axel]

56.3K 1.9K 16
                                    

Syasya POV 

Aku merasakan di bagian bahuku ada yang memberatkan, sesuatu yang melingkari bahuku. 

Ku gerakan tubuhku sedikit sekedar mengubah posisi tidurku yang menyamping karena sambil memeluk Ezy. 

"Euh?" 

Aku baru tahu kalau sesuatu yang berat di bahuku itu adalah lengan Axel. Ya ampun...dia tertidur di samping Ezy. Jadi kami mengapit Ezy, tapi lengannya masih bisa memelukku. 

Blushh... 

Merona lagi? Tengah malam begini? Bangun tidur? Langsung blushing? Wow..efek negative Axel. 

Pelan-pelan aku menurunkan lengan Axel yang melingkar di bahuku. Sebenarnya tiap malam juga aku tahu kalau dia selalu memelukku saat tidur, tapi ini saat ada Ezy pun ia masih memelukku, sweet kan?  

Eh? 

"Hmmmhh..." ia menggeliat kecil dalam tidurnya tepat saat aku berhasil menurunkan lengan kekarnya itu.  

Kalau dipikir, diusia yang baru 20 tahun lengannya kok kekar seperti itu ya? 

Sya, ada Gym! 

Ups,,iya. Tapi, selama ini aku belum pernah liat dia nge-Gym. Ish, masa bodoh, kenapa jadi terhanyut dengan lengannya? Aku haus, oke, mau minum. 

Akhirnya ku langkahkan kakiku ke dapur. Suasana rumah sepi sekali, mungkin para sepupu sudah pada tidur.  

Klik 

Ku nyalakan lampu pantry karena aku takut kegelapan seperti ini. Kecuali di kamar mau tidur, nah lampu harus dimatikan. Demi kesehatan juga, kan? 

"Stt..stt..." aku mengurungkan niatku lagi saat hendak meneguk air hangat yang sudah ku ambil. Buluku bergidik mendengar suara mendesis, bukan! Seperti memanggil. Huffftt..hiraukan! setelah itu baru lari, okey... 

"Syaaa..."  

Aku langsung menaruh gelas itu segera ke pantry setelah mendengar suara parau memanggil namaku??? 

"Bukkk.." 

Tubuhku mundur beberapa langkah saat berbalik dan menubruk sesuatu. Secepat kilat aku mendongak, dan melihat sosok Axel yang tengah mengucek salah satu matanya. 

"Axelllll..."desisku geram. Sedangkan lelaki itu menatapku dengan tatapan khas orang bangun tidur dengan bibir yang mengerucut kecil, hanya saja kenapa terlihat...menggemaskan? Ya tuhan... 

"Axel, kenapa disini?" tanyaku lalu kembali meraup gelas yang tadi ku taruh, kemudian berjalan menuju kursi. 

"Mengikutimu." Ujarnya masih parau sambil ikut duduk di sampingku. Kelihatannya ia masih mengantuk. Matanya kembali menutup dengan wajah yang ia sanggah dengan kedua telapak tangan yang mengepal disetiap sisi pipinya. 

Aku hanya berdecih mendengarnya. Ada-ada saja kelakuannya. Ya Tuhan, benarkah dia suamiku? Jodohku?  

Aku mengamati wajahnya yang sudah mengatipkan kedua matanya kembali. Dia sudah terlelap. Aku akui, wajahnya memang tampan, dia sosok yang baik, aku menyadari itu. selama ini aku menilainya, tidak mengabaikannya begitu saja.  

Terkadang aku heran, kenapa lelaki muda sepintar dirinya mau menikahi wanita yang sudah mempunyai anak satu sepertiku ini? 

Mengapa ia bisa menerimaku begitu saja, menerima semua kekuranganku? 

Aku tersadar dari lamunanku saat kepalanya terjatuh dan menepel di meja pantry. Kadang, sikap kekanakannya lah yang mampu membuatku tertawa. Lucu, dan polos sekali saat ia tertidur seperti ini. Berbeda sekali saat ia tengah bekerja menjadi seorang chef yang terkenal dengan keseriusannya. 

Married	with	young 	manTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang