Part 5 [bad mood]

66.2K 2.3K 17
                                    


Axel terlihat sedang asyik bermain dengan putra tirinya. Oh, salah! Dia tidak ingin menyebut Erzy dengan embel-embel "tiri", entahlah sejak melihat Erzy pertama kali, ia sudah sangat menyukai bayi gempal bermata bulat itu.

Kikikan kecil berasal dari bibir mungil Erzy -ya begitu Axel memanggil putranya, ketika pria yang baru kemarin menyandang sebagai ayahnya menggelitiki perutnya. Bayi itu sudah berusia lima bulan, dan sedang lucu-lucunya hingga membuat Axel senang menggoda putranya Erzy. Walaupun disamping putranya, terbaring isterinya yang masih nyenyak dengan tidurnya.

"EUmmmmphuuphuuuhammm." Gumaman yang sulit dimengerti itu dilontarkan dengan riangnya oleh Erzy pada Axel yang berbaring disampingnya dengan menyangga kepala menggunakan lengan.

"Apa? Aku tidak mengerti dengan ucapanmu, tapi aku penasaran dengan maksudmu." Pria itu menyipitkan matanya mengejek Erzy namun bayi itu malah membalasnya dengan gumaman demi gumaman dengan kedua alisnya yang bertaut serius, membuat Axel tertawa kecil melihat ekspresi yang dibuat Erzy.

"Ck! Rupanya kau sedang mengajakku bercerita, hum?" simpul Axel setelah melihat ekspresi anaknya itu.

"Uhh?" Erzy menengokan kepalanya ke samping, tepat menatap kedua mata ayahnya. Tanpa berkata apapun, Erzy dengan tatapan polos tanpa dosanya memandang Axel diam.

"Kau ingin pandai berbicara sepertiku? Aku akan mengajarimu dengan senang hati." Senyum tipis mengembang di bibir Axel.

"Tatatatataaa.." ujar Erzy dengan teriakan-teriakan riang khas bayi itu. Tanganya dilayangkan ke udara bersamaan dengan kakinya yang bergerak riang itu. Sepertinya ia paham apa maksud Ayahnya, entahlah...

"Sttt, tapi kau harus bekerjasama denganku." Bisik Axel di telinga kiri putranya, membuat keceriaan Erzy terhenti dan kembali menatap sang ayah denga wajah lucu polosnya.

"Bantu aku meluluhkan hati, ibumu." Bisik Axel lagi pada Erzy yang mengerjapkan matanya beberapa kali.

__oOo__

Axel keluar dari kamar mandi yang terletak di kamarnya dengan Syasya, isterinya. Saat matanya melihat pada ranjangnya, kosong tak ada Syasya yang semula tengah menyusui Erzy.

Sebenarnya ia segera pergi mandi tadi adalah hanya sebuah alibi untuk menghindari Syasya yang sedang menyusui. Sejak kejadian semalam apa yang telah wanita itu lakukan, membuatnya malu sendiri. Itu terlalu tiba-tiba, ia belum siap. Ck, benar-benar memalukan.

Setelah memakai kaos putih V-neck nya, ia keluar kamar dan menemukan Syasya di dapur dengan Erzy yang duduk di kursi bayinya.

Bibirnya tersenyum miring, melihat Syasya dengan rambut yang dikuncir asal sehingga meninggalkan beberapa anak rambut di tengkuk, membuat Axel muncul ide jahil. Mengingat Syasya yang lebih dulu tertidur bukannya mendengar beberapa persyaratan darinya, memberinya pelajaran adalah suatu keharusan sepertinya.

"Eh?" kejutnya saat melihat Axel sudah berada di sampingnya dan merengkuh pinggangnya. Tentu saja membuat pipi Syasya seketika merona. MAtanya langusng mengawasi Erzy, bayi itu masih asyik dengan mainan yang terbuat karet di tangannya.

"Morning Kiss." Bisik Axel sambil memajukan bibirnya pada Syasya.

Tak disangka, Syasya malah mendorong wajah Axel tanpa segan, "tidak ada!" gertak Syasya pada suaminya itu. Ia lanjut memperhatikan Erzy dengan wajah kesal.

"Salahmu tak mendengar persyaratan yang telah ku buat semalam." Ucap Axel dengan nada liciknya.

"Hah? Persyahmmpphhh." Kurang cepat, bibir Axel lebih dulu mengunci bibirnya dengan sebuah ciuman. Tanpa dikomando, jantung Syasya berdebar kencang, dan langsung menutup matanya perlahan melihat ciuman axel yang tak sebentar.

Married	with	young 	manWhere stories live. Discover now