Part 4 [first night]

70.7K 2.4K 27
                                    

Part 4 [first night]

Setengah jam yang lalu, kami tiba di kediaman Axel. Saat ini aku masih membenahi pakaianku dalam koper untuk aku masukan ke dalam lemari pakaian Axel, ah bukan tapi lemari pakaian kami.

Aku dibuat terkejut saat baru pertama masuk ke dalam kamar yang ukurannya dua kali lebih luas dari kamarku. Di tambah lagi ada sebuah connecting door, yang kata Axel di balik pintu itu adalah kamar Erzy, karena ia tahu aku masih tak membiarkan Erzy tidur di kamar terpisah. Oleh karena itu ia menyatukan kamar Erzy dengan kamar kami yang hanya dibatasi oleh sebauh connecting door. Okey, aku menyukainya. Dia cukup detail juga .

Kamar ini luas, dan rapih, di dominasi warna putih tulang yang membuat kamar ini menjadi tampak lega, juga barang-barang di dalamnya yang tak begitu banyak. Hanya ranjang berukuran King size, nakas di setiap sisi ranjang, dan TV layar datar yang terpajang di dinding berhadapan dengan tempat tidur kami.

Namun, yang snagat menarik perhatian adalah keberadaan sebuah meja kerja berwarna hitam pekat yang terdapat beberapa perlengkapan....hei, mengapa benda-benda yang ada di atas meja tersebut sama dengan semua perlengkapan design milikku di butik?

"Xel." Rasa penasaranku cukup tinggi dengan fungsi dari meja tersebut. Masa sih, meja kerja Axel yang notabene seorang chef meja kerjanya terisi perlengkapan seperti profesiku?

"Hm." Gumamnya, ia juga sama sepertiku, membenahi pakaian. Hanya saja yang ia benahi bukan pakaianku, tapi milik Erzy, sedang bayi itu masih tertidur pulas di ranjang kami. Padahal sudah aku katakan, aku saja yang merapihkan, tapi ia menolak, beralasan agar cepat selesai.

Yasudahlah ya,

"Itu meja kerjamu?" aku mengarahkan dagu ke arah sebuah meja yang membuatku penasaran sejak awal masuk kedalam kamar ini.

Ia mengikuti arah pandangku.

"Itu untukmu." Ujarnya santai sambil berdiri dan hendak masuk ke kamar mandi.

"Hah?" aku kembali melirik kearah meja disana. Memang mirip dengan meja kerjaku di butik.

"Tidak usah berlebihan. Dengan meja itu kau bisa memanfaatkan untuk mengerjakan pekerjaanmu saat di rumah." Jelasnya dari dalam kamar mandi.

"Oh." Balasku mengangguk paham.

Setelah menyelesaikan pekerjaanku, aku menghampiri meja kerja baruku. Hm, tak tahu kenapa, yang jelas mendapat meja kerja baru, aku senang. Jadi, aku bisa menyelesaikan pekerjaanku yang belum selesai di rumah, kan? Sambil mengurusi Ezy di rumah.

"Woah, lengkap tak ada yang kurang. Darimana dia tau semua perlengkapan ini? Dia tak pernah menanyakannya padaku. Terserahlah..Hihi" Aku duduk dan mulai membuka sebuah buku khusus yang biasa untuk membuat design.

Dengan cepat dan rapih, tanganku lihai menggambar sebuah design baju. Ketika sedang asyiknya dengan aktivitasku, tiba-tiba ada yang memegang bahuku.

"Mandi. Aku tidak ingin tidur bersama orang yang belum mandi." Ujarnya menyindir.

"Oh, baguslah." Balasku singkat.

"Ah, tidak-tidak. Aku berubah pikiran. Jika kau tidak mandi, kau siap-siap saja." Ujarnya lebih menekankan.

Aku menghembuskan nafasku, dan meninggalkannya ke kamar mandi. Tanpa dia suruh dan mengancamku, aku juga tetap membersihkan diriku yang sudah lengket ini.

__oOo__

Seusai mandi, aku melihatnya sedang sibuk dengan Ipad, sambil selonjoran di kasur. Tak ku lihat sosok Ezy disana yang sebelulmnya tertidur di sana.

Married	with	young 	manWhere stories live. Discover now