1 - The Five Months

1.3K 71 3
                                    

"Cara..." aku membuka mataku pelahan. Mama berada disampingku."Cara, kamu ingat mama kan, sayang?"ujarnya sambil mengelus rambutku. Dan sorot matanya aku tau, ia tidak baik-baik saja. Walau senyum terpasang di wajahnya. 

Aku berusaha duduk dibantu oleh mama. Aku di kamarku. Ruangan yang didominasi warna biru dengan jendela yang menghadap ke balkon lantai 2. "Apa yang terjadi, ma? Mama baik-baik saja?" tanyaku. Badanku agak pegal namn aku merasa baik. 

"Cara..." ujarnya pelan. "seminggu yang lalu kamu kecelakaan" lanjutnya. Kecelakaan? Kapan? Dimana? Mama menatapku lembut. Air mata mulai menetes dipipinya. Aku tidak tahu harus bagaimana karena perasaanku bercampur aduk. Shock dan bingung. 

"Kamu koma 2 hari.. Dan ada luka berat dihatimu. Dokter manapun tidak bisa menyembuhkannnya. Mama sudah berusaha keras, Cara. Sungguh mama sudah usahakan yang terbaik, begitu juga papamu" dan saat itulah papa masuk dan menenangkan mama yang mulai histerus. Papa menjaga suaranya agar tetap tenang sebelum berkata, "Dokter bilang harapan kamu hidup kecil. Dan hanya beberapa bulan..". "Cukup!" potongku. Lalu aku keluar dengan segala rasa terkejut dan bingung di kepalaku. 

-- 

Kecelakaan itu terjadi saat aku pulang clubbing rupanya. Temanku mabuk saat membawa mobil yang kutumpangi. Lalu kami menabrak portal pembatas jalan dan beberapa pedagang di pinggir jalan. Temanku tidak seberuntung aku karena ia langsung tewas ditempat. Aku ditemukan oleh warga sekitar dam dibawa ke RSCM. 

Aku melamun dikelas sepanjang menunggu bel masuk. Lalu tiba-tiba seseorang mengejutkanku. "Cara!" aku menoleh. Shailene rupanya. "Hari pertama tahun ajaran baru masa gaada semangat, sih!" aku tersenyum padanya lalu berkata, "Abis lo lama banget. Gue gaada temen." Shailene memelukku, lalu berkata, "well, I'm here now". Bel berbunyi. Dan dimulailah awal tahun seniorku di SMA International Jenkinson. 

Guru yang akan menjadi wali kelasku di tahun terakhirku di SMA ini memasuki ruang kelasku. XIIA1. "Good morning, class. I'm Mrs. Jo. Saya akan jadi wali kelas kalian. Saya juga mengajar bidang studi Fisika" sapanya. Perawakannya kecil, dengan rambut pendek di bob, kacamata kecil dan hidung mancung. Mirip dengan tokoh di The Incridibles yang menjadi pembuat kostum The Incridibles 

"Anyway..." lanjutnya. "saya ingin memperkenalkan seseorang. Murid baru." Mrs. Jo keluar sebentar lalu masuk lagi dengan seorang murid laki-laki yang bertubuh tegap dan tinggi. Rambut hitam di spike dan matanya.. gelap. Agak merah seperti keluarga Cullen. Namun ini merah darah. Kulitnya putih agak pucat dan hidungnya mancung. Dia betul-betul masuk criteria cowok tertampan di dunia. Kalau saja, mata itu tidak terus menusukku. 

Mrs. Jo melanjutkan, "Olivier, silahkan perkenalkan diri kamu". Pria itu memasukkan tangannya ke saku celananya lalu berkata,"Nama saya Olivier Giroud. Usia saya 18 tahun. Saya pindahan dari Jerman". "Itu saja?". Olivier mengangguk. "Silahkan duduk di kursi yang masih kosong" kata Mrs. Jo. Dan dia duduk disebelah kananku. Kursi kami adalah satu orang satu meja. Jadi tidak ada yang sebangku. 

Aku merasa buku kudukku berdiri saat ia didekatku. Rasanya dingin menyelimutiku. Aku memandangnya cukup lama lalu ia menoleh padaku. Matanya seolah-olah mengunciu sehingga aku tidak bisa memalingkan wajahku darinya. 

Mrs. Jo memulai pelajaran sehingga kami sama-sama langsung menghadap kedepan. Sesekali aku melirinya tengah menulis di kertas. Lalu bel istirahat pun berbunyu setelah kami melewati 2 jam pelajaran fisika. 

Saat anak-anak lainnya tengah memasukkan buku k etas, aku menatap Olivier. Aku hamper saja teriak saat memandangnya. Ingatanku kembali saat aku sekarat dirumah sakit. Pria bermata tajam dan berpakaian hitam. Menunjukkan kertas bertuliskan 'Lima Bulan'. Kali ini Olivier juga memegang kertas dengan tulisan yang sama. Hanya saja ada tambahan 

"Lima bulan (-2 minggu)"

Demon's Side 1 - Losing him was blueWhere stories live. Discover now