11. Shark Family

68.9K 8.1K 104
                                    

Niat hati sih pingin malas-malasan di hari minggu, tapi sayang realita tidak mengizinkannya. Faktanya yang terjadi saat ini adalah tidurku terganggu lantaran ketukan dari luar pintu kamarku yang terus-menerus membuat indera pendengaranku merasa terusik.

"May, bangun dong, May..."

Aku menajamkan indera pendengaranku, berusaha untuk mengenali suara itu.

"May, bangun hey!"

Semakin didengarkan aku semakin yakin itu suara Mas Damar. Kulihat jam di dinding baru menunjukkan pukul tujuh. Kurang lima menit lagi malah. Ada apaan nih Mas Damar pagi-pagi udah ngerusuhin aku?

Meski mata masih terasa sangat mengantuk, aku dengan berat hati harus berpisah dengan ranjangku untuk kemudian menemui Mas Damar.

"Ada apaan sih, Mas?" tanyaku masih dengan suara serak khas bangun tidur.

"Kamu tahu baby shark?"

"Bayi hiu," jawabku.

Mas Damar berdecak, "Kalau artinya sih Mas juga tahu. Maksudnya itu film animasi atau gimana?"

"Mas nih macam orang zaman batu aja deh. Sekarang teknologi canggih, Mas. Search google lah." Penting banget kan ini orang ganggu tidur lelapku cuma buat nanyain baby shark?

Aku hendak menutup lagi pintu kamarku namun Mas Damar menahannya dengan kakinya. "Bantuin Mas dong," pintanya seraya menyatukan kedua telapaknya dan memasang wajah memelas.

"Bantuin apaan?" Ngalah lagi aja aku mah.

"Aidan kekeuh minta dicariin mommy shark. Mas gak ngerti gitu-gituan, May. Ngambek tuh anaknya di depan."

Aku mencoba mencerna kata-kata Mas Damar. Kayaknya ada yang aneh deh...

Ah, iya! Mama! Tuh kan bener Aidan pasti nagih joget baby shark ke Mas Damar. Bener-bener emang nih ulah si Mama. Makanya sama anak kecil tuh jangan suka janjiin ini-itu. Kalau udah ditagih pasti repot.

"Mama di depan, Mas?" tanyaku dan Mas Damar mengangguk. "Suruh Mama yang tanggung jawab sono. Dia yang janjiin Aidan macem-macem noh," adu-ku.

"Kata Mama suruh tanya ke kamu, May."

What the maksud? Mama nih mau coba-coba lempar batu sembunyi tangan gitu? Aku akhirnya keluar dari kamarku untuk menemui Mama. Mas Damar mengikuti dari belakang.

Baru sampai ke depan teras, aku yang niatnya mau protes ke Mama seketika buyar karena dengar teriakan Mama yang bilang "Itu mommy shark nya dateng!" Apa-apaan ini kok tahu-tahu aku diteriakin?

Mama sama Aidan narik aku ke halaman, Papa nyalain lagu baby shark dari laptop yang dia taruh di meja kayu di teras. Ini apa-apaan sih maksudnya?

"Apaan sih, Ma?" Mulutku gatal untuk meminta klarifikasi sama Mama.

"Kita joget baby shark, May," jawab Mama enteng.

"Disini?! Di halaman depan rumah?!" tanyaku memastikan dan Mama mengangguk.

"Ma, malu dikit lah Ma sama tetangga. Ya Allah..." Bukan masalah jogetnya. Lagian apa sih gerakan lagu baby shark cuma tepuk-tepuk tangan doang. Ini masalah malunya woy! Gak enak sama tetangga juga pagi-pagi usah nyetel musik kenceng di depan rumah.

"Ya kenapa sih May sekali-kali olahraga sekeluarga."

Olahraga dari Hongkong! "Kalo mau olahraga sekalian sono CFD," sungutku.

"Ah CFD mah ramai sama yang selfie-selfie doang, May. Gayanya mah ngepost nih di insta story foto sepatunya terus dipakein caption 'CFD dulu biar sehat' padahal aslinya tuh ngambil fotonya sambil duduk makan bakso. Duh, ampun deh! Dikira Mama gak tahu kelakuan kids zaman now."

Aku hampir pingin ngakak denger nyir-nyiran Mama kalau aja aku gak inget ceritanya aku lagi ngambek sama dia. Kemarin kan dia bilang ke Aidan jogetnya sama Mas Damar dan Papa doang. Kenapa tahu-tahu aku dijebak buat ikutan begini?

Intro musik sudah terdengar. Papa langsung balik ke halaman sambil jalan di tempat seolah bersiap nunggu gerakan selanjutnya. Ya ampun, Pa, ini lagu baby shark bukan SKJ. Lagian tumben-tumbenan Papa mau disuruh kayak begini. Emang ya bener apa kata orang kalau orang tua tuh lebih sayang sama cucu dibanding sama anak.

"Lagian, May, masa kamu tega lihat Aidan yang udah kesenengan begitu? Daritadi dia nunggu kamu bangun doang loh."

Ucapan Mama yang satu itu langsung melemahkan egoku. Melihat Aidan yang senang bukan main sambil lompat-lompat absurd tak mengindahkan irama musik membuatku ikut senang juga. Bodo amat lah tetangga lewat juga terus pada ngelihatin dan ngira kita satu keluarga kurang kerjaan.

"Baby shark dudururududu, Baby shark dudururududu~"

Yang penting happy!

***

Aku sedang membantu Mama menyiapkan sarapan untuk para sukarelawan goyang baby shark tadi. Lagunya doang sih yang baby shark, goyangannya mah pada joget geboy mujaer. Papa lagi segala pakai sakit pinggang waktu lagi joget. Ancur lah pokoknya. Tapi yang penting, lihat Aidan ketawa lepas aja rasanya udah cukup buat kami semua.

"May, coba tengok Viana udah bangun apa belum."

Aku mencuci tanganku untuk menghilangkan bau bawang yang menempel. Kemudian sesuai perintah Mama aku pun bergegas ke kamar Viana. Kubuka pintunya pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara berisik takut-takut kalau Viana masih tidur.

Dugaanku benar. Viana masih terlelap dengan nyenyak dalam box tidurnya. Aku melangkah masuk, berdiri di sisi tempat tidurnya sambil membelai halus pipinya. Lihat bayi tidur tuh rasanya damai banget ya?

"Oh kamu disini." Aku menoleh dan mendapati Mas Damar berdiri di ambang pintu. Kayaknya dia habis mandi deh soalnya bajunya udah ganti.

"Kenapa, Mas?"

Ia menggeleng kemudian melangkah masuk dan ikut berdiri di sisi box yang satunya. "Viana biasa bangun jam berapa, May?" tanyanya.

"Paling sebentar lagi juga bangun. Aidan mana, Mas?"

"Di depan sama Papa. Kamu hari ini ada rencana kemana?"

Aku berpikir sejenak. Rencana ya? Hmm... oh iya aku udah janjian sama Bram mau jalan. Biasalah namanya juga orang pacaran.

"Mau ngedate sama Bram. Kenapa?"

Mas Damar menggeleng lagi. "Mas ke depan duluan ya," katanya kemudian berlalu keluar dari kamar Viana.

Aku mengerutkan dahi. Kayak ada yang aneh sama Mas Damar, tapi kenapa ya? Pas aku mau nyusul keluar juga, Viana nangis. Otomatis dia jadi terjaga dari tidurnya. Anak pintar memang tahu aja ya waktunya mandi.

Usai memandikan Viana, aku menitipkannya pada Mama sementara aku membereskan perlengkapan bekas mandinya. Kulihat minyak telon, bedak, dan lotion Viana tinggal sedikit. Kayaknya harus segera beli nih jangan nunggu sampai habis banget nanti malah repot. Mumpung aku juga mau pergi sama Bram, apa sekalian saja ya? Eh tapi tanya Mas Damar dulu kali ya sekalian minta duit ke dia. Habis aku kan belum gajian. Mau internetan aja nyolong hotspot Papa dulu. Sedih kali hidup ini.

***

To be continue

QUANDARY [Tersedia Di Bookstore & PlayStore]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang