Part 9 : Date -part1-

1.3K 31 1
                                    

(sorry for any misspelling words)          

  “Jealous much?” tanyaku padanya.

            “Not really.”

            “So? Kalo misalnya aku bilang besok lusa aku jalan sama KM?”

            Kevin melepaskan genggamannya dariku. “kemana?”

            “Like you care.”

            “Oke terserah, aku juga lusa ada acara kok.”

            “So?”

            Aku meninggalakan Kevin di ruang tamu. Dia aneh banget hari ini. Sedikit-sedikit care, sedikit-sedikit cuek, hahh I don’t know. Aku nggak peduli Kevin mau tidur di mana, yang kupikirkan sekarang adalah ngajak Cindy belanja baju bareng besok. Dia kan anak cheerleader, so practically dia pasti di undang di acaranya Winny.

            Pulang sekolah, aku menunggu Cindy di dekat pintu gerbang sekolah. Dia bersedia menemaniku. Yey, aku sih cerita kalo aku jadi datenya KM dan Cindy, yah bisa di bilang ratu gossip, mau tau semua detailnya.

            “So, dia ngajak kamu nge-date? KM?”tanya Cindy sambil menyetir.

            “Yep. Kamu tau nggak sih Cin? Dia ngajak nge datenya lucu banget. Dia takut kalo aku nganggep nge date itu artinya kita berdua otomatis jadian.”

            “Dia emang gitu, gugupan.”

            “Aku bingung harus pake baju apa. Hmm, emang tema acaranya gimana? Aku bahkan nggak tahu siapa itu Winny.”

            “Winny itu partu sober. Partynya dia gak kayak orang indo kalo ulang tahun. We drink and get drunk. Tapi aku gak pernah sampe mabuk sih. Biasanya di pojok-pojok ruangan banyak pasangan yang…. kissing maybe?”

            “Iuhhhhh…. orang sini gila apa sampe begituan?”

            “Tradisi beb.”

            “Owkay, tapi aneh banget menurutku.”

            “Here we are.” Kami sampai Westfield Vancouer Mall. Cindy memakirkan mobilnya di area parkir luar. Toko pertama yang kita kunjungi adalah sebuah butik remaja. Aku dan Cindy memilih-milih baju.

            “What do you think?” Cindy mengangkat salah satu baju merah dan terlihat ketat.

            “Kamu harus coba, Cin. Biar aku bisa lihat itu cocok buat kamu atau tidak.”

            “Owkay!”

            Cindy menuju fitting room sementara aku belum mendapatkan apapun. Aku berusaha mencari baju yang sesuai dengan seleraku. Aku mulai memilah-milah lagi baju yang lain. Hmm.. too sexy, too short, and this! Baju panjang dan tidak terbuka.

            Cindy keluar dari fitting room sambil mengenakan baju merah tersebut. Terbuka di bagian punggung. It’s really fit too her.

            “Bagus banget, Cin. Kamu harus beli itu baju!”

            “Thanks. Pertama lihat baju ini, hmmm baju ini terlihat sangat bagus. Kamu nggak nyoba?”

            “Ini maunya. Tungguin ya.”

            “Oke.”

            Aku mengganti bajuku dan melihat diriku di cermin. Hmm… biasa banget, tapi di antara baju yang lain, baju ini terlihat normal.

When Everything Goes Right (COMPLETED)Where stories live. Discover now