B.J Part Tiga - Karena Aku Suka Kamu, Mas

2.8K 305 15
                                    

Belum Jodoh Part Tiga - Karena Aku Suka Kamu, Mas

◆◆◆

“Mas kok tumben pulang maghrib. Katanya cuma makan-makan aja.”

“Susi tadi minta nebeng pulang.”

“Heh? Terus Mas kasih? Mas itu harus berani nolak. Kalo Mas diapa-apain sama Susi semelikiti gimana? Yang susah Mas, si Susi mah bahagia.” Meilia mengomeli Kakaknya tanpa henti.

“Nggak, Dek. Mas nggak jadi pulang sama Susi. Mas sholat dulu, ngomelnya dilanjut nanti. Kamu nggak sholat?”

“Halangan, Mas.” Meilia memanyunkan bibirnya, lalu bergerak ke arah kantong kantong plastik yang tertulis nama JW Cafe & Resto. Mengerutkan keningnya, Meilia mengumam pelan. “Tumben banget Mas Ale nongkrong di sini.”

“Makan apa, Dek?”

“Ini Bu. Dibeliin Mas Ale camilan dari JW Cafe & Resto yang pernah dapat award dari acara kuliner tempat makan terbaik di Surabaya.” Meilia menyodorkan Banana Choco Chip Waffle sambil mengacungkan jempolnya. “Enak, Bu.” ucap Meilia yang ditanggapi Ibunya dengan anggukan tanda setuju dan menikmati acara televisi dengan program ajang pencarian bakat penyanyi dangdut kesukaan Ibunya.

“Mas, makasih camilannya. Enak. Lain kali beliin lagi, ya.” ujar Meilia begitu melihat Kakak laki-lakinya membawa segelas air mineral dan bergabung bersama mereka.

“Itu bukan dari Mas, dari Ignacia.”

“Si Cece? Kok bisa?”

“Waktu Susi minta antar pulang, Mas kebetulan ketemu Ignacia. Dia bantuin Mas. Lalu sebagai balasan, Mas antar Ignacia pulang. Tapi, mampir dulu ke Cafe miliknya. Itu yang kamu makan salah satu yang recomend katanya Ignacia.”

“Wah, ini beneran fix kalo si Cece suka sama, Mas. Udah Mas, Mei dukung.”

Ale seketika menatap Adiknya tidak suka. “Jangan ngawur kamu, Dek.”

“Mei nggak ngawur kok. Mas itu yang peka sedikit.”

“Oke. Kalau memang si Cece suka sama Mas, gimana?”

Ale terdiam. Memikirkan serentetan ucapan Adiknya dan seketika saja Ale mendengus pelan. Bagaimana mungkin dia bisa memikirkan ucapan aneh Adiknya? Ale mungkin harus memberikan apresiasi pada Adiknya yang berhasil memberikan pertanyaan yang dapat menekan psikologis seseorang.

“Nggak mungkin, Mei. Bedanya banyak banget.”

Meilia seketika menyipitkan matanya. “Aku doain jatuh cinta sama si Cece. Jadinya, bisa lupa sama Hikmah si uler keket.”

◆◆◆

“Mama, thank you so much atas doanya. Jo tadi ketemu sama Mas adem.”

“Duh, pantesan aja wajahnya kayak habis ketiban tai.”

Igjo langsung saja cemberut mendengar ucapan Mamanya. “Kok tai sih, Ma? Bagusan dikit napa.”

“Iya, Jo. Kayak tai. Nyebelin tahu senyumanmu. Merinding Mama.” Veronica memberikan ekspresi ngeri miliknya. Wajahnya lalu berubah begitu mengingat dia mempunyai janji. “Jo, bisa anterin Mama sekarang?”

“Nggak mau. Mama udah ngejekin Jo.” Igjo menolak dengan pasang wajah sakit hati. “Sakit tahu, Ma.”

“Nih, anak. Belum juga ditolak sama si driver pake acara sakit hati.”

“Tuh, kan. Mama nyebelin.”

“Kalo kamu nganterin Mama sekarang, Mama doain si driver cinta dah sama kamu.”

Belum JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang