Kepala

4 0 0
                                    

Waktu itu aku dan Tiara baru selesai kelas pagi,filsafat. 

"makan ga?" tanya Tiara. Aku melirik jam tanganku. Jam setengah 11. Hmmm. Brunch

"ayo," anggukku. 

Sambil berjalan ke kantin, aku merutuk diriku sendiri. Sinar matahari hangat ini--yang biasanya aku suka, membuat kulit kepalaku gatal. Huh. Aku lupa kalau aku seharusnya keramas pagi tadi waktu akan berangkat ke kampus. Ditambah debu di jalan dan memakai helm tadi membuat poniku mulai terasa lepek,gelombang-gelombang di rambutku mulai kusut. Susah payah kusisir rambutku pakai jari. 

cting.

'jangan lupa nanti sore kita ambil obat,' katamu di chat.

'yaaaaaa' balasku. Membayangkan nanti sore akan bertemu lagi dengan Laut membuat hatiku meloncat senang. Dih,padahal di kampus aku juga bisa melihatnya. 

Semoga nanti kelas Pak Tris cepat selesai, jadi aku sempat pulang dan mencuci rambutku. Atau mandi sekalian.

-

Sial. Aku tidak sempat pulang, mandi dan mencuci rambutku. Pasrah, akhirnya aku hanya bisa menggulung rambutku untuk menutupi lepeknya. Kutambahkan bedak bayi banyak-banyak di poniku untuk mengembalikan halusnya. Aku baca di internet, bedak bayi bagus mengatasi lepek. 

Tepat setelah aku selesai,kamu datang. 

"ayo, nanti kesorean. Aku jam 6 mau futsal,' katamu. Aku mengangguk dan tersenyum. Eh,senyumku itu karena kita akhirnya ketemu. Bukan karena kamu membawa mobil. 

"kok bawa mobil?" tanyaku heran. 

"obat yang kita bawa anti banyak. 3 dus. Gila kamu kalau mau naik motor." jawabmu.

Aku mengangguk dan menyimak gulungan daftar obat yang harus kita ambil nanti. 

Aku nggak ngerti satupun obat apa saja ini. 

Eh, ada deng, satu. 

Panadol. 

-

Sinar matahari sore memang golden hour, tapi ini membuat kulit kepalaku makin gatal. Gulungan rambutku makin berantakan karena aku menggaruknya terus. Terpaksa aku gerai dan mengulang gulungan rambutku. Tapi aku kesulitan waktu menyisirnya. Beneran kusut dan rontok. Parah. Aku mengeluh panjang-pendek. 

"kenapa?" tanyamu.

"rontok. kalo punya rambut panjang kayak gini rontoook" keluhku sambil masih menyisir.

"hiiiii" kamu sekilas menengok dan mengulurkan tangan,mengacak rambutku sambil tertawa. "rontok,rontok! botak ntar!" 

Aku terpana



dan hatiku berdebar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 28, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Mimpi Ini Kadang HidupWhere stories live. Discover now