Gelap

11 2 0
                                    

"kenapa nggak pulang sendiri aja siih?"

"aku takut gelap"

"lah,kenapa?"

"ya takut saja. kalau ada yang bersembunyi di balik gelap,gimana?"

"alay,anjir" balasmu sambil terbahak. Dengan lebar aku ikut tersenyum. Tidak takut ketahuan,tentu saja. Kamu kan,sedang menyetir motor. Aku di belakangmu,membonceng. Mana mungkin senyumku ketahuan?

"terus,kamu kalo tidur gak gelap? matiin lampu gitu?" tanyamu penasaran. Pelan kamu mulai berhenti. Ada lampu merah menyala.

"aku matiin. tapi pakai lampu tidur,terus harus ada musik.."

"aha,ya ya. Sama. Lebih nyaman begitu kan?"

"iya,"
Lalu hening. Diam-diam aku mulai pegangan ujung jaketmu. Jariku mulai kedinginan. Dan sepertinya lampu akan berubah hijau.

"nggak usah takut gelap anjir. Gelap mah gelap aja," katamu sambil mulai berjalan. "takut tuh kalo misal ada ular,gitu. Baru takutt,"

"emang kamu gak takut gelap?" tanyaku.

"ngapain?"

"yaa,kali ajaaa"

"nggak,biasa aja" jawabmu sambil sedikit menengok ke arahku,memastikan aku mendengar jawabanmu. "lain kali kalo pulang malem bareng sajaa,kabarin aku lah. Nanti kalau bisa aku temani lagi."

Aku mengangguk-angguk sambil tersenyum lebar. Lagi. Apalagi dengan cara bicaramu yang khas kali ini keluar.

Aku suka cara bicaramu yang itu. Bahasa gaul yang kita pakai sehari-hari selalu kamu campur dengan bahasa Indonesia baku tanpa sadar. Aneh. Unik.

-

"nih,ada teh botol,citato,ama yang laen. Lu mau yang mana?" tawar temanku malam itu. Aku mengintip ke kantung plastik,memilih.

"darimana? kok bisa beli jajan?" tanyaku heran. Sedang pelayanan di desa kecil begini,jajan dimana? Sudah malam pula.

"lah gua tadii abis nganter pulang si pembicara noh,ama temen lu," jawab temanku sambil menunjuk kamu dengan dagu. "Sekalian aje jajan,ye gak?"

"ooohhh yayaya," aku mengangguk. Baru teringat kalau di luar gang desa ada toko kelontong.

"eh tau ga masa tadi gua ama dia nyanyi-nyanyi gitu pas balik abis jajan," temanku bercerita sambil terbahak. Kamu cuma nyengir lebar,sambil ikut duduk.

"gelap,biar gak takut nooh temen luu. Makanya sambil nyanyi. Nyanyi lagu pujian,lagi." temanku terkekeh.

"bukan anjir,dia tuh yang takut gelap." kamu menyela sambil menggigit sedotan.

"ngaku aja dah lu," cibir temanku. "eh gua kesana dulu ya."

Aku mengangguk. Lalu menyodorkan sekotak teh botol ke kamu karena kamu memintanya.

"katanyaa gak takut gelaaap?" godaku. Kamu tersenyum tipis sambil mengeluarkan ponsel.

"itu karena biar kamu nggak takut ajaa. Kalau aku takut,nanti kamu malah tambah takut."

Dan kali ini,entah kenapa dengan sengaja aku tersenyum lebar,agar ketahuan.

Tapi aku nggak yakin alasan senyumku. Antara karena arti perkataanmu atau karena cara bicaramu yang unik keluar. Aku tersenyum lagi.

Yang pasti,aku suka keduanya.

Mimpi Ini Kadang HidupWhere stories live. Discover now