#11 Ending

6.4K 246 17
                                    

4 Bulan Lalu.

 

“Thanks buat semuanya, gue pergi.”

 

Ray keluar dari kamar Agni dengan wajah yang muram, selesai sudah penantiannya pada Agni. Akhirnya Agni akan segera mendapatkan pasangan dan ia hanya akan menjaddi seorang pecundang.

 

Ray melajukan mobil merahnya ke arah sebuah hotel yang ia ketahui memiliki tempat hiburan malam yang ternyata buka 24 jam. Suasana ramai begitu memasuki ruangan itu begitu kentara, ternyata meskipun pada siang hari ternyata banyak juga pengunjung datang ketempat itu. Ray duduk di bar tepat disamping seorang gadis yang menggunakan gaun merah menyala. Entah kenapa ia sangat tertarik dengan gadis itu, atau hanya karena gadis itu mengenakan pakaian dengan warna kesukaannya? Ray tersenyum kecil sambil menggeleng.

 

“Patah hati?.”

 

Ray melirik ke arah gadis itu yang menyapanya dengan cara yang aneh. Ray tersenyum kecil. “Kamu juga kan?.”

 

Gadis itu terkekeh. “Enggak lah, aku malah seneng putus. Ya tapi problemnya malah makin panjang.”

“Kenapa?.”

“Kakakku obsesi banget ngejodohin aku sama dia.” Gadis itu melirik. “Minum?.”

Ray tersenyum kemudian ia mengacungkan gelas miliknya. Gadis itu tersenyum kemudian menumbukkan gelasnya pada gelas Ray. Ray hanya terkekeh melihatnya. “Udah biasa ya kesini?.”

“Baru pertama kali. Kamu?.”

“Sama.”

 

Ray dan gadis itu menghabiskan minumannya dalam diam, kesadaran Ray mulai menipis begitu juga dengan gadis itu. gadis itu melingkarkan tangannya pada leher Ray.

“Check in yuk!.”

 

***

Agni melambaikan tangannya pada Harry yang berpamitan untuk pulang, setelah itu ia kembali ke dalam apartemen.

“Agni.”

Agni berbalik ke arah ruang tamu, mendapati Cakka yang sedari tadi diam disana entah karena apa. “Ya.”

“Aku mau bicara.”

Agni mengangguk kemudian duduk di samping Cakka. Ia menghadap Cakka yang terlihat begitu putus asa. “Apa?.”

Cakka menghela nafas, “Mungkin ini terlambat. Sebelumnya aku minta maaf, tadi malam aku mendengar percakapan kamu dengan Harry di dapur.”

Agni menatap tajam ke arah Cakka, ia terlihat menegang, apa Cakka denger semuanya?

“Aku denger semuanya Ni, harusnya aku yang bilang seperti itu, aku akan bahagia sama kamu, dengan atau tanpa anak. Mungkin ini terlamat. Tapi, aku juga akan mencintai kamu apa adanya kamu Ni, aku sayang kamu. aku gak peduli apapun lagi. Yang ngejalanin hidup itu kita bukan orang lain. kalaupun orang tua kita maksa cucu kita masih bisa cari jalan lain. aku juga udah niat buat enggak tinggal di Jakarta lagi, aku mau hidup kita cuma ada kita bukan orang lain lagi. Jadi, Agni... aku mohon, pulanglah... dan kita menikah. Aku mohon.”

Prince's Tale Series 1: She is My CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang