#6 Sang Mantan

4.5K 185 2
                                    

#6

Cakka menatap lurus ke arah jalanan dari ketinggian apartemennya, sejak beberapa saat lalu apartemennya telah sepi kembali, semuanya telah pergi begitupun dengan Agni yang ia usir begitu saja.

“Kka...”

“Pulang.” Cakka berlalu sambil melemparkan kunci mobilnya ke arah Agni tanpa menatap Agni lagi. Pria mana yang tidak sakit hati melihat kekasihnya berciuman dengan pria lain? Padahal dengannya saja belum pernah. Kalau kalian berpikir Cakka menginginkannya juga maka jawabannya TIDAK. Ia hanya marah! Ia kecewa!. Ya setidaknya kalau dia saja bisa menghindar darinya kenapa dari pria lain tidak bisa?

“Maaf Kka...” itulah kata terakhir yang Cakka dengar sebelum ia memasuki kembali apartemennya. Memangnya kata maaf bisa membuat sebuah pecahan utuh kembali?

“CAKKAA...”

Cakka tak bergeming mendengar teriakan dari salah satu sahabatnya, mereka memang diundang untuk merayakan ulangtahun Agni, namun semuanya gagal!. Pestanya berakhir tanpa ada acara make a wish, nyanyi-nyanyi dan tiup lilin. Bahkan kue-nya saja masih utuh dengan angka 25 di atasnya yang belum sempat di bakar.

“Kka... loe baik-baik aja kan?.”

Rio menahan tangan Gabriel saat dia akan menepuk pundak Cakka. Sementara Alvin berdiri bersandar pada jendela kaca bersebelahan dengan Cakka. Ia menatap Cakka heran.

“Kenapa loe?.”

Cakka mengabaikan semuanya, ia berlalu begitu saja kemudian duduk di salah satu sofa yang tak jauh darinya. “Setelah putus dari loe, Agni pacaran sama siapa aja Yo?.”

“Eh?.” Rio menatap Cakka dengan kaget tiba-tiba ditanya seperti itu. ia berdehem kecil sebelum akhirnya menjawab. “Gue gak tau. Gue kan udah bilang gue gak pernah lagi ketemu dia.”

Cakka mengurut pelipisnya sambil mendesah lelah. Iya Cakka memang lelah, ia tak memungkiri bahwa ternyata berhubungan dengan Agni membutuhkan kesabaran yang ekstra, hingga ia merasa jatuh pada titik terjenuhnya, sekarang.

“Kka... kenapa Shilla kenal Harry Style? Parahnya dia nyamperin ke kantor, mana gue sengaja ngadain rapat dadakan cuma buat ketemu Shilla, eh dia malah dateng dan bawa Shilla pergi. Loe pasti tau kan? Yang kenal sama Shilla pasti kenal juga sama Agni.”

Wajah Cakka kembali mengeras. Kanapa sih ia harus mendengar nama itu lagi? Cakka mendengus. “Dia, MANTAN Agni juga.”

“WHAT?.”

Kali ini Rio yang paling histeris. Ia terlihat menampakan wajah kekagetannya begitu kentara daripada sahabatnya yang lain.

Cakka tersenyum kecut. “Hebat ya cewek gue? Pacaran aja jangkauannya mendunia.”

“Bukan gitu Kka.”

“Tapi?”

“Dia pernah ngomong sama gue, dia bakalan dapetin yang lebih dari gue pas waktu gue kepergok sama dia.”

Cakka menghela nafas, serba salah. Disisi lain Cakka memang sakit hati, tapi sisi lain juga ia tidak mau menyakiti Agni. Ia tidak mau kehilangan Agni, ia tidak mau Agni meninggalkannya, apalagi jika ancaman waktu itu sampai menjadi kenyataan. Tapi... apa yang harus ia lakukan?

“Dia juga pernah ngomong gitu sama gue.”

“Hati-hati Kka. Git- maksud gue Agni gak pernah main-main sama omongannya.”

“Iya Yo, gue tau.”

Cakka kembali beranjak ke arah jendela, memandangi hiruk-pikuk padatnya jalanan ibukota yang sepadat pikirannya dengan berbagai pertanyaan yang serasa akan pecah dalam otaknya.

Prince's Tale Series 1: She is My CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang