Waiting

1K 50 2
                                    

"Kau masih mengingatku Just? Kukira setelah berbaur dengan manusia kau akan melupakan kami"

"Aku mana mungkin melupakan kalian. Darimana kau tahu nomorku?"

"Itu tidak penting. Kau sedang apa? Bagaimana kabarmu?"

"Aku sedang makan cokelat. Kabarku baik. Kau sendiri?"

"Apa? Makan cokelat?"

"Iya. Kau lupa? Aku kan setengah manusia. Bagaimana kabar Dad? Apa dia baik-baik saja? Aku sangat merindukannya"

"Dia baik-baik saja, walaupun Dadmu sedikit pendiam setelah kau kabur dari Exarizha. Dia menyuruh para pengawal kerajaan untuk mencarimu. Tapi tenang saja mereka mungkin tidak akan mencarimu sampai ke Amerika"

"Kau tahu? Kerajaan sempat kacau saat tahu sang pangeran vampire kabur. Semua vampire keluar untuk mencarimu, termasuk Dadmu. Well, tapi sekarang semuanya sudah kembali normal" ujar Marie dari seberang telepon.

"Baguslah. Bisakah kau tidak menyebutku pangeran vampire?"

"Haha, memangnya kenapa Just? Bukankah kau memang pangeran vampire? Pangeran vampire yang kabur dari kerajaan dan memilih hidup bersama makanan. Upss, manusia maksudku. Aku yakin suatu saat nanti kau pasti akan menggantikan kedudukan ayahmu sebagai raja vampire"

"Yeah itu semua benar. Entahlah, aku tak suka dengan sebutan itu"

"Baiklah Tuan Bieber"

"Itu lebih tidak mengenakkan di telinga. Memangnya aku sudah tua dipanggil Tuan?"

"Haha. Kau lupa? Kau kan sudah hampir berusia lima ratus tahun"

"Ah ya. Aku lupa hehe. Tapi aku masih tetap tampan seperti remaja berusia tujuh belas tahun kan?"

"Ternyata Justin itu percaya diri sekali" gumam Marie. Aku hanya terkekeh.

"Apa kau sudah berhasil menjadi vampire vegetarian?" tanya Marie.

Aku mendesah dan kembali merebahkan tubuhku di atas kasur.

"Sepertinya belum" ucapku lesu. "Kemarin aku baru saja membunuh salah satu siswa di sekolahku"

"Apa? Lalu bagaimana? Apa ada orang lain yang tahu?"

"Tenang saja, aku melakukan itu dengan rapih. Tak ada satu orangpun yang akan tahu. Hari ini belum ada yang mencarinya, bahkan yang merasa kehilanganpun tak ada. Aku ragu apakah dia punya teman atau keluarga?"

"Syukurlah. Jangan sampai kau ketahuan atau bahkan sampai ada yang tahu kau adalah vampire. Itu akan mengancam keberadaan kita"

"Ya aku tahu. Aku akan lebih berhati-hati jika bertindak dan akan lebih berusaha untuk bisa mengendalikan dahagaku"

"Hmm.. Sudah ya, aku harus segera melaksanakan tugasku. Jaga dirimu baik-baik. Bye"

"Jaga dirimu juga. Bye"

***

Pagi ini aku sedikit bersemangat, ada pelajaran Fisika yang harus ku ikuti. Itu berarti aku akan satu kelas dengan Lesley dan mungkin -hanya mungkin- akan satu meja dengannya. Ku langkahkan kaki menuju kelas Fisika. Aku sudah bisa mendengar gurauan anak-anak dari ujung koridor ini. Ada suara Lesley di antara suara-suara bising itu, dan suara Cody. Tunggu.. Apa? Cody? Bukankah aku tak pernah satu kelas dengannya? Aku mengendus. Dan benar, ada Cody di sana. Aku bisa mencium bau tubuhnya dari sini.. Heh, mengapa aku jadi hapal baunya? Menyebalkan.

Aku mendesah saat sampai di pintu kelas. Cody duduk semeja dengan Lesley.

"Justin" panggil seseorang.

SHADOWWhere stories live. Discover now