DELAPAN: PERLINDUNGAN GAGA

243K 14.3K 591
                                    

SELAMAT MEMBACA YA AYANG 😍

KOMENTAR SETIAP PARAGRAF YA 😘

ABSEN DULU SEBELUM MEMBACA 👋

***

Pagi itu Gaga muncul sambil memperhatikan lantai tiga di sekolahnya. Dari koridor, Gaga melihat beberapa murid perempuan heboh di sana. Dirinya bukan seorang cenayang tetapi kalau mereka terus saja bercanda berlebihan seperti itu bisa saja membuat pot bunga plastik berukuran kecil yang diletakkan di pagar pembatas akan terjatuh. Dan bahkan bisa saja mengenai seseorang di lantai pertama.

Tidak? Gaga berkedip dan matanya menatap Ashila berjalan menjauh dari pintu dengan bingung. "Ashila..." Suara itu tercekat di tenggorokannya. Gaga sekarang hanya ingin berlari kencang karena bisa saja kemungkinan besar kecemasannya itu benar, beberapa perempuan yang sekarang sedang dorong-dorongan itu akan membuat pot bunga terjatuh.

Ashila baru menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres ketika Gaga berlari, sepertinya ke arah dirinya. Gaga menunjuk tanpa suara ke arah lantai tiga, di atas kepalanya. Sekilas ekspresi bingung melintasi wajah Ashila. Tapi lalu dia berteriak. Sebuah pot bunga plastik berukuran kecil sekarang terjatuh dari lantai tiga. Dia tidak sanggup lagi bergerak. Jadi Ashila hanya pasrah menunggu dirinya tertimpa pot itu. Ashila menunduk dan menutup wajahnya.

Gaga berhasil lebih dulu mencapai Ashila. Dengan napas yang tersengal-sengal dia masih mampu tersenyum. Cowok itu sengaja tidak mendorong tubuh Ashila agar tidak terjatuh. Gaga justru ingin melindungi perempuan itu dengan tubuhnya dengan cara memeluk tubuh Ashila erat.

Mata Ashila mengerjap seakan tidak percaya. "Gaga... kepala lo berdarah."

Ashila langsung melihat lantai tiga dan memarahi siswi-siswi yang berada di atas "Woi... ada orang di bawah. Lo semua gila ya main–main di sana!" Beberapa perempuan di lantai tiga itu hanya bisa terdiam dan merasa takut melihat Gaga sekarang memegang dahinya.

"Gue gak kenapa-napa." ucap Gaga.

"Gak pa-pa dari Hong Kong? Kepala lo berdarah!" Ashila menggeleng, dia sangat gugup sekarang. Tetapi cowok di depannya masih mencoba tersenyum di hadapannya.

"Gue cuma pusing sedikit kok." Sedikit tawa Gaga terdengar.

Ashila menarik tangan Gaga untuk segera mengikutinya. "Ayo, lo butuh diobatin sekarang. Kita ke UKS!"

Gaga menahan tangan Ashila yang menarik tangannya. "Yang gue butuhkan sekarang maaf dari lo, Shil."

Ashila berdecak. "Sempat-sempatnya lo mikirin itu. Lo pikirin aja diri lo. Ayo ikut gue, Ga." Perempuan itu menatap mata Gaga yang teduh. Seolah mata itu sekarang sedang memohon padanya. "Oke... gue maafin lo."

Gaga tidak bisa lagi mengontrol keseimbangan dirinya, kepalanya terasa sangat nyeri ketika dia terus berdiri. Ashila memboyongnya. Mereka sekarang berjalan perlahan ke ruangan UKS.

Setelah berhasil membantu Gaga untuk duduk di kasur, perempuan itu menyentuh dahi Gaga, lalu berkata lembut. "Lo gak perlu tolongin gue seperti tadi." Ashila sangat cekatan memberi apa saja yang dibutuhkan Gaga sekarang.

Gaga tersenyum sambil menahan sakit saat Ashila memberikan obat merah di dahinya. "Makasih sudah maafin gue, Shil."

Ashila menatap cowok itu, tidak menyangka ternyata Gaga bisa lebih memedulikan orang lain dari pada dirinya sendiri. Dia sudah salah menilai seseorang. Dia tidak mengetahui siapa Gaga yang sebenarnya.

"Awas nanti lo ulangi lagi." Ashila memukul bahu Gaga.

"Kok lo malah mukul gue sih?" Gaga tersenyum karena saat ini Ashila seperti malu-malu menahan senyumnya.

Pangeran KelasWhere stories live. Discover now