TUJUH: LAGU UNTUK ASHILA

264K 15.2K 311
                                    

SELAMAT MEMBACA YA AYANG 😍

KOMENTAR SETIAP PARAGRAF YA 😘

ABSEN DULU SEBELUM MEMBACA 👋

***

Ashila mengambil tempat di sudut ruangan bersama Kinta dan Rina. Malam ini kedua temannya itu mengajak dirinya untuk menyaksikan sebuah pertunjukan band dari sekolah mereka. Entahlah apa nama band itu dan siapa mereka, Ashila tidak ingin pusing memikirkannya.

Kinta Dan Rina juga masih merahasiakannya, karena kalau Ashila tahu ada Gaga di sana, sudah pasti perempuan itu menolak untuk pergi menonton musuhnya bernyanyi. Kinta dan Rina seakan ingin menunjukkan bahwa, ini lho Gaga, si Pangeran Kelas idola sekolah kita, tidak hanya nakal, tapi juga berbakat.

Setelah pembawa acara memanggil sebuah nama band untuk naik ke panggung, terdengar sorakan di tiap kursi penonton sebagai penghormatan. Tetapi tidak pada Ashila, dia terkejut dan membeku. Tak menyangka kalau yang memegang mikrofon itu adalah Gaga.

Ashila menoleh dan mengeryit pada kedua temannya. Dia memprotes dan menanyakan pada Kinta dan Rina, tetapi kedua temannya itu hanya tersenyum lalu asyik sendiri melihat penampilan di depan. Sebelum musik mulai terdengar, Ashila menganggap band itu pasti hanya modal tampang saja. Ashila dapat perkirakan nanti dia akan bosan dengan penampilan band tersebut.

Saat Gaga mulai bernyanyi diiringi musik, Ashila merasa ada sesuatu yang bergetar dalam hatinya. Suara cowok itu terdengar dalam, kuat, dan memikat. Cowok yang bertubuh ramping terbalut celana panjang jins dan baju atasan yang dilapisi jaket itu benar-benar mencuri perhatian seluruh pengunjung kafe termasuk dirinya.

Dada Ashila terus berdebar. Kedua matanya tak mau tertutup. Bahkan sekarang dia dengan senang hati tersenyum melihat penampilan band tersebut. Sehingga Ashila merasa seakan-akan lagu yang dibawakan oleh cowok itu ditujukan untuk dirinya. Ashila pun menyadari kalau tatapan Gaga terus terarah padanya.

Dari awal sampai akhir melihat band itu menampilkan kehebatannya, Ashila hanya bisa termangu. Tertarik ke dalam suasana. Tak bisa dipungkiri, cowok yang memegang mic itu adalah pencuri perhatiannya. Membuat semua pengunjung dengan sangat senang hati merekam penampilan yang memukau itu.

Acara itu tanpa terasa selesai. Ashila, Kinta dan Rina berjalan ke luar kafe. Kedua temannya sebenarnya masih ingin mengajaknya pergi ke mal sebentar tetapi Ashila tidak mau. Jadi, dia harus menunggu angkot melewati jalan ini.

Di luar kafe RAJA Ashila menghirup dalam-dalam udara malam, dia senang. Sepertinya dia baru menyadari kalau wangi udara tiba-tiba saja bisa seharum ini.

"Ternyata lo datang juga." Gaga memandang Ashila dari belakang dan mengerjap, Ashila merasakan kehadiran suara itu di belakang tubuhnya. Ternyata parfum milik Gaga.

Ashila membalikkan tubuhnya untuk melihat asal suara itu. "Gak usah kepedean jadi orang bisa, kan!"

"Kalau tahu ada lo, gak bakal kali gue ke sini."

Semakin berada di dekat perempuan itu membuat Gaga merasakan ketenangan. "Kehadiran lo tadi buat gue tenang, Shil." Gaga terkekeh, tidak mengerti apakah dia sedang bercanda atau serius.

Ashila mengerutkan dahinya. "Apaan sih?" Apakah cowok itu menggunakan jurus rayuan penjual barang elektronik, pikir Ashila, menjaga jarak. "Bye!"

Senyum cowok itu memudar saat Ashila justru berjalan menjauh darinya beberapa langkah. "Ashila..."

"Lagu tadi buat lo." Suara itu sekarang tampak tak berdaya.

"Spesial gue nyanyikan buat lo." Pengumuman itu membuat langkah Ashila terhenti dan membalikkan tubuh. Pada saat itu Gaga tersenyum tulus padanya.

Ashila kembali melangkah untuk berdiri tepat di hadapan Gaga, membuat cowok itu lega. "Terus gue harus bilang 'makasih ya sudah nyanyi buat gue' gitu?"

"Lo pikir gue mau dinyayiin sama lo?" kata Ashila masa bodoh.

"Kalau lo gak suka gak pa-pa, Shil. Tapi setidaknya tolong maafin gue." kata Gaga, putus asa.

Ashila berpikir untuk mendebatnya, namun tak banyak gunanya. Ashila hanya mengeluarkan suaranya yang bernada rendah. "Tolong, Ga. Jangan ganggu gue!"

Gaga mengangguk, menerima perkataan Ashila begitu saja.

"Kalau itu cara bikin lo maafin gue. Akan gue lakuin, Shil!" Suara Gaga terdengar agak sedih, yang tidak biasanya, dan Ashila menetap mata cowok itu sungguh-sungguh.

"Mulai malam ini. Gue gak lagi ganggu lo dengan kata maaf gue!" tegas Gaga pada Ashila dan untuk dirinya sendiri.

Gaga menarik napas panjang. "Mungkin gue sudah keterlaluan."

"Gue memang gak pantas dimaafin."

Saat Gaga mengucapkan itu, hati Ashila tiba-tiba berdesir tak keruan. "Tolong gak usah bicara lagi, Ga!"

"Gue tambah benci dengar omongan lo!" Ashila sekarang hanya bisa terdiam saat dirinya mendengar ucapannya sendiri. Ashila memutuskan melangkahkan kakinya menjauh dari cowok itu.

Ashila terus berjalan menuju angkot yang berhenti menunggu penumpang. Suara cowok itu terus terngiang di telinganya. Di dalam angkot seketika saja dia teringat pertama kali saat mereka bertemu. Dan jujur Ashila tidak pernah merasa begini. Ashila merasa bersalah sendiri karena belum bisa memaafkan cowok itu.

Pada awalnya, semua memang berawal dari kesalahannya. Dia yang tidak hati-hati sehingga menabrak cowok itu. Dia yang tak bisa mengontrol diri hingga melempar botol ke kepala cowok itu. Dia yang melaporkan cowok itu tidur saat jam pelajaran. Dan dia juga sudah menampar cowok itu.

Lalu ketika Gaga membalasnya dengan menaruh permen karet di kursinya dan setelahnya meminta maaf, apakah dia tidak bisa memaafkannya? Sementara kesalahannya jauh lebih banyak. Ashila menanyakan pada hatinya.

Sejak kejadian itu semua, tanpa disadari cowok itu selalu saja ada di pikirannya. Ashila sudah mencoba mengusir, tetapi bayang itu tidak mau pergi. Ashila tahu, ada yang salah dengan semua ini. Ada yang salah dengan hatinya.

***

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN WATTPAD AKU YA. BIAR JADI AYANG AKU 🥰

JANGAN LUPA SHARE CERITA INI BIAR BAPER BERJAMAAH!

TERTANDA, HENDRA PUTRA ❤️

Pangeran KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang