Bagian 2 (b)

1 0 0
                                    

Aku mendapatkan sebuat Surat (lagi) di loker ku. Oh bukan, maksudnya ini Surat kedua dihari kedua bersekolah di bangku SMA.

Dari orang yang sama. Dimas.

Saya pastikan, kita akan bertemu dikoridor sekolah setelah kamu membaca Surat ini.
-Dims

Suka aneh sih sama isi Surat dia. Yaiyalah bakal ketemu dikoridor sekolah namanya juga ada dilingkungan sekolah.

Bahasanya dia Baku banget.

Aku fikir, memang kita akan bertemu. Dan firasat ku juga bilang begitu.

Aku jalan menelusuri koridor sekolah menuju kelas. Dengan membawa buku novelku Dan Surat yang aku temukan di loker.

Dijalan, maksudku dikoridor aku menubruk bahu seseorang. Kayak disinetron sih, tapi Kalo disinetron kan orangnya marah marah. Kalo ini engga.

"Hai" katanya.

Duh Gustiii... Ganteng banget kayak Dimas Anggara. Atau jangan jangan ini beneran Dimas Anggara gitu?

Ugh.. back to earth Tam.

"Sorry ya" kataku.

"Iya tidak apa apa" dia tersenyum.

Duh meleleh ini mah adek bang.

Jujur, dia ganteng. Rambutnya dibiarkan acak acakan. Mungkin itu khasnya. Baju seragam yang dibiarkan keluar. Sepatu Adidas yang melekat dikakinya. Dan sebuah jam tangan berada ditangannya.

Tapi, aku merasa seperti aku kenal. Dia bukan artis kan? Atau oh bisa saja dia Dimas.

"Meiliana?" Tanyanya

"Ya?" Aku kaget melihatnya.

Kok dia tau namaku?

"Dimas." Katanya memperkenalkan diri

"Oh" aku tersenyum kikuk

"Seperti yang sudah saya bilang. Kita akan bertemu di koridor." Dia tersenyum "sampai bertemu lagi nanti sepulang sekolah" dia pergi.

Dia pergi meninggalkan ku yang sukses bengong hanya karna melihat dia tersenyum.

Maksudku, dia suka sama aku gitu? Masa orang ganteng suka sama perempuan biasa aja kaya aku?

Ah.. aku terlalu narsis hahaha

Tapi.. aku suka senyum nya. Dan aku berharap selalu bisa melihat senyum itu dari wajahnya. Ya, mulai Hari ini. Senyumnya akan jadi sarapanku setiap pagi.

Engga Deng, bercanda. Mana kenyang liat senyum dia doang. Hehe

SeandainyaWhere stories live. Discover now