BAB 7

126K 10.7K 319
                                    

Seketika Mauren membelalakkan mata lebar dan membulatkan mulutnya sempurna. Mauren yakin ia tidak memiliki masalah pendengaran saat ini, dan ia juga masih ingat sekali bahwa surat yang ia tulis kemarin ia tujukan kepada Nathan Alandro, bukan Vasco Mercher.

"Ra, kok lo? Bukannya surat lo kemarin buat Nathan ya? Kok bisa sih?" tanya Jessie terbata-bata.

"Gue juga gak tau, Jess." balas Mauren lemah.

"...Hallo? Mauren? Bisa ke panggung sekarang? Yang merasa bernama Mauren?..." Seru Maura sambil mengedarkan pandang ke seluruh barisan dari atas panggung.

Jessie mendepak lengan Mauren, lalu ia langsung tersadar dan melihat sekeliling kepada teman grupnya yang memandang ke arahnya, juga beberapa murid lain di sekitarnya.

"Maju, Ren, maju."

"Cepetan lo ditungguin, Ren."

Mauren pun melangkahnya kakinya ke depan menuju panggung. Semua mata mengarah padanya. Tatapan sinis dan iri dari para siswi, dan tatapan kagum akan kecantikannya dari para siswa.

Sementara itu, Vasco sibuk sendiri dengan gitarnya. Ketika Mauren sampai di atas panggung. Maura memintanya untuk berdiri tepat di sebelah kanan Vasco.

Vasco masih tak mengalihkan pandang dari gitarnya.

"Lagunya apa, Co?" Tanya Maura.

Vasco tidak menjawab, ia langsung memainkan gitarnya dan semua siswi berteriak heboh.

Mauren diam saja, ia masih bingung kenapa suratnya bisa nyasar kepada Vasco, padahal jelas-jelas ia kemarin memasukkan suratnya ke dalam kotak Nathan. Dan yang membuat Mauren semakin bingung adalah, lagunya berubah. Bukan 'Little Things', tapi lagu One Direction yang lain.

Vasco berdiri saat akan masuk lirik lagu, mendekatkan microphone ke bibirnya lalu memberi kode Mauren untuk berdiri di sebelahnya. Wajah Mauren semakin memerah, tangannya berkeringat, kakinya bergetar, dan jantungnya seperti tidak tahan lagi untuk meledak. Ini pertama kalinya ia berada di atas panggung di hadapan orang banyak. Jika ia bisa memohon, ia akan memilih pingsan sekarang daripada harus kikuk seperti ini.

Vasco mulai bernyanyi, dengan mata tajam menatap apapun yang ada di hadapannya.

I figured it out
I figured it out from black and white
Seconds and hours
Maybe they had to take some time

Mauren menunduk dan mendengarkan suara Vasco yang sesungguhnya merdu juga. Semua juga larut dengan suara dan permainan gitar Vasco, mereka melambaikan tangan ke kiri dan ke kanan di ikuti gerakan tubuh mereka.

I know how it goes
I know how it goes for wrong and right
Silence and sound
Did they ever hold each other
Tight like us?
Did they ever fight like us?

Vasco melirik Mauren tajam saat menyanyikan lirik 'did they ever hold each other tight like us, did they ever fight like us?".

Mauren pun membalas lirikan Vasco dengan penuh kebingungan dari matanya.

You and I
We don't want to be like them
We can make it 'til the end
Nothing can come between
You and I
Not even the gods above
Could separate the two of us
No, nothing can come between
You and I
Oh, you and I

Sepanjang menyanyikan lirik reffrain, Vasco sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari Mauren, meskipun gadis itu acun memandang ke lain arah dengan tidak fokus, membuat para siswi yang ada dibarisan menanggapi dengan seruan dan teriakan sinis.

I figured it out
Saw the mistakes of up and down
Meet in the middle
There's always room for common ground

Vasco mengalihkan pandangannya ke arah Maura, yang langsung di sambut senyum ceria oleh gadis itu. Kini giliran panitia mos yang di berteriak heboh. Pasalnya, mereka memang sering menggoda-goda Vasco dan Maura agar jadian. Menurut mereka, Vasco dan Maura pasangan yang serasi, satunya ganteng dan satunya cantik. Tapi sejauh ini belum ada kabar pasti antara hubungan mereka, hanya desas desus dan gosip belaka.

I see what it's like
I see what it's like for day and night
Never together'
Cause they see things in a different light
Like us
They never tried like us

Vasco mengalihkan pandangannya kepada Mauren lagi yang terlihat kesal, ia berulang kali memutar bola matanya ke arah yang tidak jelas.

You & I
We don't want to be like them
We can make it 'til the end
Nothing can come between
You & I
Not even the gods above
Could separate the two of us

Maura yang larut juga dengan suasana, ia menyandarkan sikunya di bahu Vasco dan Vasco langsung menolehnya dengan senyum tipis serta membiarkannya.

'Cause you & I
We don't want to be like them
We can make it 'til the end
Nothing can come between you & I
Not even the gods above
Could separate the two of us
No, nothing can come between
You & I

Mauren yang baru sadar dan melihat apa yang dilakukan Maura mulai risih, ia bagaikan lilin penerang diantara dua sejoli disebelahnya yang malah terkesan bermesraan ini. Apalagi Vasco terlihat menikmati sandaran siku Maura di bahunya.

You & I
Oh, you & I
We can make it if we try
You & I
Oh, you & I
You & I

Memasuki lirik akhir, Vasco menggerakkan bahunya, memberi isyarat kepada Maura agar menurunkan sikunya. Maura pun menurut. Dan saat menyanyikan lirik terakhir lagu dan sampai Vasco mengakhiri lagu, matanya tak teralihkan dari wajah Mauren yang menatap ke depan, memandangi wajah manis gadis itu dari samping.

Mauren yang merasa di tatap oleh Vasco langsung menoleh, menemukan mata mereka dalam satu garis, tepat saat Vasco memetik senar gitar terakhir untuk menutup lagu. Vasco juga mengakhiri pertemuan mata mereka dengan senyum manis, walaupun Mauren masih setia dengan ekspresi datarnya.

"I love you." kata Vasco hanya dengan gerakan bibir, tanpa suara. Tapi di tangkap jelas oleh Mauren, membuat gadis itu hanya bisa diam lalu membuang muka.

mine | sudah terbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang