Part 12

58.7K 3.9K 47
                                    


Dua hari setelah ia menangis dengan sangat memalukannya didepan Thalia, Avelyn berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menemui gadis itu untuk sementara waktu karena baginya hal ini adalah hal yang sangat memalukan.

Bagaimana mungkin ia menangis di depan Thalia?

Beberapa kali Avelyn mengutuk kelemahannya dan ia bahkan tidak mau keluar dari apartemennya karena sedang tidak mood untuk bertemu dengan orang banyak, hingga ponselnya mendadak berbunyi dan nama Bryan tertera sangat besar di layar ponselnya.

"Avelyn speaking"

"Halo sayang, mau bersenang-senang?"

"Tidak" jawab Avelyn cepat dan hendak mematikan sambungan teleponnya

Namun Bryan langsung berteriak dengan suara lantang. "Wait!"

"Ucapkan apa yang ingin kau katakan dan biarkan aku sendiri. Okay? Aku berikan waktu lima menit untuk mendengarkan celotehanmu, Bry"

"Sepertinya kau sangat badmood hari ini"

"Satu menit berjalan Bry"

"Iya, iya. Ini aku sedang ingin menjelaskannya kepadamu" gerutu Bryan kesal. "Jadi, apa kau mau membantuku? Karena ada client penting yang biasanya sering mampir ke club milikku. Dia ingin bertemu denganmu dan berkencan sekali. Bagaimana?"

"Ajak saja gadis lainnya. Aku sedang tidak mood"

"Oh ayolah, sudah dua hari kau mengurung diri di apartemen. Kau pikir itu sehat? Nikmati hidupmu, Lyn, bukankah kau sendiri yang bilang kalau berbelanja dan menghabiskan waktu bisa membuatmu melupakan beban pikiranmu untuk sementara"

Avelyn menghela nafas panjang

Ia bukannya tidak ingin keluar, hanya saja Avelyn merasa lelah. Ia lelah terus mengenakan topeng tersenyum yang terus terpasang erat di wajahnya setiap hari, setiap jam dan setiap menitnya. Avelyn ingin melepaskan topeng sialan itu.

Walaupun ia tahu tidak akan ada yang selesai hanya dengan mengurung diri saja. Hanya saja, inilah yang terbaik. Avelyn membutuhkannya dan Bryan seharusnya mengetahui hal itu.

"Aku sedang tidak mood, Bry. Aku ingin sendirian"

"Aku tahu karena itulah aku menyuruhmu untuk membantuku. Nikmati makan siang dengannya dan pulang ketika kau tidak lagi menikmati kencanmu. Simple bukan? Just go, girl"

"Aku bisa pulang ketika aku menginginkannya?"

"Anytime, baby"

"Dan kau tidak akan marah kepadaku kalau mendadak aku meninggalkan client sialan-mu itu?"

"Screw with that client, Lyn. Keinginanmu adalah yang terpenting bagiku, go and enjoy yourself. Tapi jangan lupa segera hubungi aku kalau pria tua itu berani memperlakukanmu dengan buruk. Aku akan mengigit burungnya yang kecil dalam satu gigitan hingga putus dan dia akan-"

"Hentikan pembicaraan mengenai organ tubuh, Bry!" tegur Avelyn dan mulai tersenyum ketika mendengar candaan Bryan yang tidak pada tempatnya

"Jadi, kau akan pergi?"

Avelyn menghela nafas panjang, ia mendongak untuk melihat langit-langit kamarnya, Lalu menjawab, "kau tidak akan berhenti sampai aku menyetujuinya bukan?"

"Aku tidak mau kau berakhir menjadi orang sinting yang tidak keluar dari kamar selama berhari-hari, Lyn. Ingat, aku tidak mau memiliki sahabat gila"

"Okay, aku pergi. Biarkan aku bersiap-siap setengah jam dan aku akan menemui pria itu"

"Aku akan memberikan alamatnya melalui email, enjoy your day" ucap Bryan dan segera menutup sambungan telepon.

Soprano Love [COMPLETED] SUDAH TERBIT.Where stories live. Discover now