Part 3

84K 5.7K 50
                                    

Thalia menatap Avelyn dengan pandangan aneh. Ia tidak mengerti makna dari balik ucapan itu,"Mirip? Maksudmu berduri?" Thalia tergelak dan melanjutkan, "Avelyn, semua pria memandangmu dengan penuh rasa kagum baik di kampus maupun di tempat kerja, kau selalu mampu menarik perhatian mereka, bahkan sepertinya mereka semua rela menghabiskan setiap dollar yang mereka miliki demi dirimu"

"Sepertinya itu bukan pujian, Thalia"

"Tentu saja itu pujian" Thalia bersikeras lalu ia menghela nafas panjang, "Ngomong-ngomong kemarin kau ada masalah dengan Mikaela?"

"Kenapa memangnya?" Avelyn menatap Thalia sambil mengernyitkan kedua alisnya.

Thalia menggeleng, "Tidak, tapi sepertinya Mikaela sedang merencanakan sesuatu walaupun aku tidak tahu apa yang sedang direncanakannya" ia menghela nafas panjang, "Tapi aku yakin itu bukan sesuatu yang bagus, Lyn. Lagipula aku tidak ingin memiliki masalah dengannya"

"Permasalahannya, Thalia. Dia-lah yang selalu mencari masalah denganmu, lagipula kenapa kau tidak melaporkannya kepada kakakmu saja? Kakakmu 'kan salah satu miliuner IT terkenal di Indonesia"

"Aku tidak bisa mengatakannya kepada Warren, lagipula dia pasti sibuk sekali"

Itulah permasalahannya, Thalia terlalu baik makanya Avelyn selalu bingung ketika bersama dengan gadis itu. Avelyn tidak bisa menempatkan diri dengan baik jika bersama dengan gadis itu bahkan setelah Thalia hampir disekap oleh orang suruhan Mikaela karena Avelyn pernah dikira mendekati kekasihnya, ataupun saat Thalia disangka berbuat curang saat ujian dan menyebabkan gadis itu tidak lulus pada semester pertama, Thalia tidak juga marah.

Padahal gadis itu bisa melaporkannya kepada Warren-atau siapapun nama kakak laki-lakinya itu. Karena kakaknya adalah pemilik perusahaan Troubleshooter IT terkenal di Jakarta yang menurut berita sedang meluas hingga ke New York

Dasar bodoh

"Kalau kau selalu merasa tidak enak seharusnya kau mengikuti apa yang disuruh Mikaela kepadamu, Thalia"

"Aku tidak ingin memiliki masalah dengan Mikaela, tapi aku juga tidak ingin berjauhan denganmu, Lyn"

Avelyn menatap Thalia lekat-lekat dan mendengus keras, "Aku tidak membutuhkan siapapun, Thalia. Kau bebas berteman dengan siapapun, begitupun dengan aku, lagipula aku tidak berpikir kalau kita sangat dekat hingga kau mau membelaku terus menerus"

"Lyn!"

"Maafkan aku. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya, kalau kau berpihak pada Mikaela seperti yang dilakukan anak-anak lain, kau bisa bebas dari semua masalah ini. Simple bukan?"

"Aku tidak akan mengkhianati temanku sendiri. Kau sepertinya terlalu memandang rendah aku, Lyn" Thalia menegaskan suaranya dan Avelyn hanya diam sambil menatap gadis itu

Tegarlah sedikit, Avelyn

Ia menghela nafas dan menyingkirkan beberapa helai rambut dari keningnya, "Aku bukan menghinamu melainkan mengatakan yang sebenarnya. Kau bisa terbebas dari semua ini kalau kau mau berpihak pada Mikaela dan aku tidak masalah dengan semua itu"

"Mikaela sudah menyingkirkanmu dan kau bahkan melakukan hal itu dengan senang hati, Lyn. Kau menyelamatkanku dan kau mau aku meninggalkan dirimu?" Thalia menahan amarahnya, ia kesal.

Kenapa Avelyn tidak pernah bisa mengerti dirinya? Kenapa Avelyn selalu ingin sendirian dan memendam semuanya sendirian?

"Aku tidak perduli dengan semua itu. Karena ketika aku menyelamatkanmu, itu karena aku merasa bahwa aku harus melakukannya bukan karena kau yang meminta tolong"

Soprano Love [COMPLETED] SUDAH TERBIT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang