Part 2

97K 6.2K 61
                                    

Avelyn menatap langit-langit kamarnya, air matanya mengalir dan ia bahkan tidak tahu bagaimana cara menghentikannya. Sesekali ia mengerjapkan matanya.

Sekarang ia merasa Tuhan tengah mempermainkan hidup dan emosinya. Avelyn tidak membenci hidupnya sebesar ia mengutuk takdirnya. Dengan perlahan, Avelyn bangkit dari tempat tidur lalu memposisikan tubuhnya menjadi duduk, matanya menatap kearah tumpukan dokumen yang ada di atas nakas.

Tangannya terulur mengambil sebuah lembar surat yang terbuka dan Avelyn membacanya lagi hingga ia hafal dengan setiap isi surat itu. Ia bahkan bisa mengingat setiap kata yang ada di surat itu dengan mata tertutup.

Untuk Preston, suamiku.

Aku sudah merasa bahwa pernikahan kita tidak bisa lagi dilanjutkan. Kau dan aku sama-sama tahu apa yang berharga bagi kita. Aku menganggap dirimu berharga dan kau tidak pernah menganggaku berharga seperti kau menganggap keluargamu.

Kau memilih keluargamu dibanding aku sebagai istrimu. Belasan tahun kita bersama dan kita kini memiliki 2 orang anak. Jadi kita putuskan sekarang, aku akan membawa Renata dan melepaskan Avelyn. Kau bisa memiliki Avelyn

Jadi di sinilah hubungan kita, tetap bersama hingga Avelyn memilih hidupnya sendiri. Aku sudah tidak perduli lagi dengan keluarga kita.

Violet

Avelyn berharap suatu hari nanti keluarganya bisa bersikap seperti keluarga pada umumnya di mana kami bisa melakukan hal bodoh bersama, seperti makan bersama, tertawa, bertukar cerita, memiliki banyak foto di dinding rumah dan banyak menghabiskan waktu bersama.

Tapi dengan adanya surat ini, Avelyn merasa seseorang telah menghancurkan harapan itu menjadi sebuah kepingan dan menusuk erat didalam hatinya.

Avelyn memeluk tubuhnya dan membiarkan tubuhnya bergetar karena tangis. Seharusnya ia tidak melihat surat itu, seharusnya ia hanya membawa beberapa surat yang dibutuhkannya tapi anehnya surat itu malah terbawa begitu saja bersamaan dengan beberapa dokumen lainnya.

Kau bisa memiliki Avelyn

Ia memang tidak dekat dengan ibunya tapi Avelyn sempat berpikir kalau setidaknya ada sedikit rasa peduli dari diri ibunya. Jadi, walaupun selama ini grandma membencinya atau bersikap tidak adil kepadanya, Avelyn tidak terlalu memperdulikan hal itu karena ia merasa ibunya masih memperdulikannya.

Aku sudah tidak perduli lagi dengan keluarga kita

Air matanya terus mengalir dan ia merasa nafasnya menjadi sesak, sebenarnya sudah berapa banyak kebohongan yang ditutupi oleh kedua orangtuanya?

"Inikah alasan kenapa grandma selalu memperlakukan aku dengan tidak adil?" gumam Avelyn sambil tertawa kecil. "Karena bahkan ibuku sendiri tidak menginginkan aku?"

Avelyn merasa apa yang dilakukannya selama ini sangatlah bodoh, seharusnya ia tahu lebih cepat mengapa ayah dan ibunya yang terus bertengkar karena hal kecil tapi masih memilih untuk bersama, mengapa orangtuanya pisah ranjang dan mengapa tidak pernah ada acara keluarga seperti yang dilakukan oleh keluarga lainnya.

Itu karena dirimu Avelyn, karena dirimu makanya mereka terpaksa untuk tetap bersama

Tangannya terulur ke amplop yang lain walaupun matanya mengabur karena air mata dan tangannya berusaha meraih dokumen lainnya yang berisi hasil fotokopi perjanjian.

Pihak pertama harus mengurus Avelyn, anak dari kedua pihak hingga dewasa dan mampu menghidupi diri sendiri. Menurut perjanjian yang telah disetujui kedua belah pihak, pihak pertama akan memberikan tunjangan kepada Avelyn dan pihak kedua setiap bulannya.

Soprano Love [COMPLETED] SUDAH TERBIT.Where stories live. Discover now