TERPATRI GAYA JUTEKMU

454 5 0
                                    

Setelah cukup lama hatiku membeku karena kisah masa lalu yang memilukan, iya, bisa dikatakan cukup memilukan karena aku sudah berusaha sekuat tenaga mempertahankan cintaku untuknya, walau akhirnya aku harus merelakannya bahagia bersama pilihannya. Rasanya sudah capai kalau aku harus merasakan sakit hati lagi. Aku pun memutuskan untuk menutup pintu hatiku agar tak ada lagi perih yang kurasa. Namun....

"Fir, sudah kenal sama siswa baru? Tinggal kamu aja lho yang belum kenal." tanya Via, salah satu teman sekolahku. Dengan spontan aku mengulurkan tangan dan memperkenalkan diri pada anak baru itu... "Fira."

"Rizal." Ucap sang anak baru dengan seriusnya.

"Aku aja belum kenalan kok Fir." Ucap Via.

"Busyet... tahu gitu aku gak usah buru-buru kenalan." Batinku.

Kita semua sudah berkumpul di kantin sesaat setelah bel istirahat berbunyi. Satu per satu teman-temanku tanya ini itu kepada Rizal, kecuali aku tentunya. Apalagi setelah aku tahu dia kelahiran bulan Mei. Rasanya gejolak darahku langsung memuncak. Ya alasannya, aku trauma dekat dengan orang yang lahir pada bulan Mei. Karena mereka keras kepala dan gengsinya gedhe. Ada salah satu dari mereka yang berzodiak Taurus itulah yang telah membuatku sakit hati.

Anehnya, aku selalu merasa gelisah dan badanku dingin tiap pagi mau berangkat sekolah. Gak tahu kenapa tiap kali aku lihat Rizal rasa benci di hatiku mendadak menggeliat padahal dia tidak salah apa-apa.... Hanya dua hal yang aku tahu bahwa Rizal itu orang yang jaimnya selangit dan keras kepala. Gimana gak jaim? Orang pas kita berpapasan aku udah lihatin dia dan memamerkan senyumku eh malah dia mengalihkan pandangan, Siapa yang gak sebel coba?

Suatu hari di kelas, teman-teman membuat aku tidak bisa berkutik, apalagi untuk berfikir jernih saja tidak bisa.

"Zal, biasanya anak baru yang pindah sekolah di sini itu dapatnya pacar juga orang sini lho. Seperti aku, Kurnia, Mario," jelas Rifky panjang lebar.

"Nah, di sini yang masih jomblo ya cuma dia itu." Tambahnya lagi, sambil menunjukku.

Teman-temanku yang lain juga malah ngasih bumbu segala.

"Udah Zal, sama dia aja...." Ucap Kurnia terkekeh.

"Terima nasib Zal...." Tambah Mario, tersenyum sambil mengangkat alisnya.

"Lagian, Fira cantik & jago nyanyi lho Zal." Rifa promosiin aku. Idih... emang aku apaan dipromosiin segala?

Sesaat seluruh tubuhku terasa panas, seperti mau terbakar. Pingin rasanya aku berlari dan nongkrong dalam lemari es.

Suasana seperti itu berlangsung beberapa lama, bahkan aku pun mengambil sikap untuk tidak terlibat pembicaraan berdua dengan Rizal. Aku berusaha menghindar dengan berbagai cara, tetapi ada waktu dua jam yang harus aku lalui bersama Rizal. Satu ruang lagi. Bagaimana tidak? Aku dipasangkan dengan dia untuk mengerjakan tugas kelompok.

Haduh, dua jam yang terasa seperti dua tahun. Sikap kami yang saling diam, belum lagi si April yang di meja sebelah tiap lima menit sekali mengintip sambil senyum-senyum melihatku. Eh, ditambah lagi anak-anak yang lain berdehem-dehem dan senyum-senyum tiap kulihat mereka. Cuma satu pertanyaan yang memenuhi otakku saat itu. "Apa ada yang salah dengan penampilanku?" kurasa tidak, aku seperti biasa tampil imoet dan ceria. Ulah mereka benar-benar bikin aku salting.

Kejadian itu pun tidak merubah sikapku yang tetap berusaha tidak terlibat pembicaraan dengan Rizal. Namun, nasihat dari seseoranglah yang melunturkan sikap yang aku pertahankan selama ini. "Jangan bersikap seperti itulah. Kasihan dia." Itulah kalimat yang aku ingat sebelum orang itu tertidur di sofa ruang tamunya, saat aku main ke rumahnya. Iya, Kurnia adalah orang yang menasihati aku. Walhasil, keesokan harinya aku mulai memberanikan diri menyapa Rizal duluan. Maaf, Rizal aku hanya tidak ingin ada salah paham di antara kita karena aku merasa hubungan kita jadi canggung setelah mereka mengolok-olok kita.

Kumpulan Cerpen Cinta RemajaWhere stories live. Discover now