is it love?

7.7K 370 38
                                    

Update : october 19, 2013
Reupdate : february 1, 2016

assalamualaikum,,all

akhirnya bisa kembali lagi ke dunia persilatan :D

mohon maap agak lama updatenya,,,semoga selalu dirindu wkwkwkwkwkwkwk

monggo silahkan di baca walaupun "sak itik tapi ketoro",,, oke sip yuk capcus..

*********

"Awan..."kembali Icha memanggil awan, lirih. namun Awan tetap tidak mengalihkan pandangannya dari jalanan yang mulai macet karena jam pulang kantor. "kamu marah? maaf kalau kak Icha punya salah.." Icha mencoba mengalah. awan tetap diam. "maaf juga kalo kamu merasa aku kembali disaat yang tidak tepat." Awan masih tetap diam. Icha benar - benar kehabisan kata. "kalo kamu nggak ingin ketemu aku lagi nggak pa-pa, aku akan berusaha agar kita nggak akan ketemu lagi.." icha semakin menunduk dan terisak. perasaannya campur aduk, lama mereka diam.

"Icha.." awan bersuara. icha kaget dengan panggilan awan padanya. kenapa ia hanya memanggil namanya saja tanpa 'kak' seperti biasanya. icha menatap Awan menunggu kalimat selanjutnya.

"kenapa kamu nggak tanya kenapa aku marah akan kehadiranmu saat ini?" Awan memandang lurus kearahnya.

"huh?" Icha bingung harus menjawab apa. itu juga yang sebenarnya ingin ia tahu kenapa Awan marah padanya. jika pun itu karena ia pergi dari rumahnya dulu bukankah itu tidak akan berpengaruh besar pada Awan? toh mereka bukan saudara kandung, Icha membatin. tidak bisakah awan merasa bahagia akan pertemuan mereka setelah sekian lama seperti apa yang seharusnya ia rasakan?

"karena aku menginginkanmu.."

kata - kata Awan sebelum pergi mampu membuat icha kehilangan logikanya, ia bahkan diam mematung di kursi restoran itu dalam waktu yang lama seperti orang ling lung, mencoba mencerna apa yang dikatakan awan padanya beberapa saat yang lalu. ribuan pertanyaan memenuhi otaknya mulai dari pertanyaan 'apa maksudnya?' hingga 'bagaimana bisa?'

pikiran Icha melanglang buana ke masa lalu. jarak usia antara icha dan Awan yang hanya terpaut dua tahun membuat mereka menjadi dekat bahkan sangat dekat. mereka melakukan banyak hal bersama, kemanapun icha pergi Awan selalu menemani. hingga terkadang sifat Awan yang cenderung over membuatnya tak nyaman. pernah icha mengeluh pada maminya namun apa yang dikatakan bu kartika malah menguatkan posisi Awan untuk terus membuntutinya "dia saudara laki-laki, cha. sudah seharusnya dia bersikap protectif". bahkan Awan ikut program akselersi agar bisa bersekolah di kelas yang sama dengan dirinya ketika ia masuk smu yang seharusnya membuat mereka berpisah lokasi sekolah. tapi di fase inilah ia menyadari bahwa dirinya seratus persen berbeda dengan Awan, Awan yang nyaris sempurna mulai fisik hingga otak berbanding terbalik dengan apa yang ada pada diri icha.

Icha menarik nafasnya dalam lalu mengelurkannya dengan keras berharap kemelut hatinya ikut sirna melambung ke udara. 'aku meninginkanmu?' icha membatin mengulangi perkataan awan, apa yang diinginkan awan dariku?. icha terus bertanya dan mencoba melogika hingga adzan maghrib menyadarkannya untuk segera pulang.

Icha tidak tahu lagi bagaimana perasaannya kini. Awan, nama itu tak pernah hilang dalam ingatannya selama ia hidup. sebagai saudara atupun sebagai orang lain ia membawa pengaruh besar pada perasaannya. Icha menangis dalam sujud panjangnya berharap perasaan sayang yang selama ini ia rasakan karena mengahabisakan masa kecil bersama, tidak tumbuh dan berubah menjadi perasaan cinta antara laki - laki dan perempuan. itu terlalu berat untuknya maupun untuk awan.

***

Icha melipat mukenanya ketika hp nya berdering, ia melihat nama yang tertera di layar ponselnya, Raihan.

halalkan AKU untuk MUWhere stories live. Discover now