Bab 1

12.6K 973 47
                                    

Namaku Han Su Jeong, usiaku 23 tahun dan aku bekerja sebagai perawat di bangsal anak sebuah rumah sakit terkenal di Seoul, milik sebuah perusahaan swasta, Daesang Grup.

Hari itu kami kedatangan banyak pasien anak yang butuh perawatan setelah mengalami kecelakaan bus sekolah.

Aku dan beberapa teman perawatku yang lain, juga para dokter di bangsal anak harus bekerja lebih ekstra menangani pasien kami karena untuk menangani pasien anak tidak sama saat menangani pasien dewasa.

Saat melakukan perawatan pada mereka, kami pun harus pandai mengalihkan perhatian mereka. Misalnya dengan mengajak mereka berbicara hal-hal yang mereka sukai, dengan begitu kami akan mudah memberi perawatan pada mereka.

Ada pula yang sulit diberi tindakan medis. Kami bahkan harus memegangi tangan dan kakinya saat merawatnya. Jujur saja, menangani anak-anak seperti itu sangat melelahkan.

Tapi aku senang bekerja di bangsal anak. Memandangi wajah mereka yang lucu nan menggemaskan, ditambah tingkah mereka yang membuat gelak tawa, jadi hiburan tersendiri. Rasa lelah pun hilang dalam sekejap.

"Ini susumu ...," Mina menghampiriku yang sedang bersandar sejenak di kursi nurse station.

Aku meraih cepat satu kaleng susu yang diberikan Mina.

"Yak, Mina-ya ... Kau teman terbaikku kau tahu?"

"Hmm, aku tahu ..." Mina manggut-manggut, menyesap susu ditangannya lalu menatapku. "Yak! Han Sujeong ... wajahmu seperti orang sekarat." Kata Mina sembari tertawa kecil saat menyadari wajahku yang tampak kusut.

Tentu saja wajahku saat ini terlihat seperti zoombie. Kusut dan tak terurus. Aku sudah bekerja hampir 12 jam karena kurangnya tenaga medis sedangkan pasien kami banyak akibat kecelakaan. Belum lagi pasien lain yang masuk rumah sakit.

"Hm, mau mati rasanya." Jawabku lemah.

"Sujeong-ssi, Mina-ssi, terima kasih untuk hari ini." Ucap Do Kyungsoo, seorang dokter jaga di bangsal anak.

Aku dan Mina sontak berdiri sambil membungkuk hormat.

"Tentu, dok. Kau sudah bekerja keras hari ini."

Do Kyungsoo pun tersenyum lalu beranjak pergi dari sana.

Aku menolehkan kepalaku melihat Mina yang tampak merah merona dengan senyum dibibirnya. Pandangannya terus saja tertuju pada punggung pria yang disukainya itu.

"Mina-ya ...," Aku memanggilnya berkali-kali tapi dia tidak mendengarku.

Song Mina, dia memang satu diantara seribu. Aku tahu dia menyukai dokter Do Kyungsoo sejak kami kuliah. Tetapi Mina termasuk orang yang cukup tertutup kalau itu menyangkut perasaan.

Selama bertahun-tahun Mina mencintai Do Kyungsoo diam-diam, bahkan ketika dia tahu Do Kyungsoo bekerja di rumah sakit, dia memutuskan untuk mengikutinya bekerja di rumah sakit yang sama padahal Mina bisa saja bekerja di klinik milik keluarganya.

***

"Suster apakah lukaku akan sembuh?" tanya Yuri, salah satu pasienku setelah aku mengganti perban lukanya.

Aku tersenyum lalu mengangguk. "Tentu," kataku sambil menata rambut panjangnya. "Anak pintar pasti akan sembuh."

"Sujeong-ssi, dokter Oh memanggilmu ke ruangannya. Katanya ponselmu tidak bisa dihubungi." Kata perawat Kim saat masuk kamar Yuri.

Astaga, aku baru ingat kalau ponselku sejak tadi mati.

"Ah, terima kasih perawat Kim."

Aku segera mengambil langkah cepat menuju ke departemen bedah, kantor Sehun.

Ain't Creeping in Your Heart? [REMAKE]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant