Chapter 2

8.9K 528 42
                                    

"Perkenalkan nama kalian." Ucap Miss Anderson.

Miss Anderson adalah guru matematika yang sedang mengajar saat ini. Untung sekali, aku semata pelajaran dengan Stephanie hari ini. Ada banyak yang ingin kuceritakan padanya. Seperti lelaki tampan yang tiba tiba saja memaksaku agar tinggal dengannya.

"Namaku Ashley Bellvania Caroline. Kalian bisa panggil aku Ash." Aku tersenyum ramah pada semuanya.

"Namaku Stephanie Allisha Saralle." Ucap Stephanie sambil memasang wajah datarnya. Stephanie sangat suka memasang wajah dataranya apabila berada dilingkungan yang tidak disukainya. Bisa dilihat perbedaannya jika Steph bersamaku. Ia akan lebih banyak tertawa dan juga berbicara.

"Kau cantik sekali, Stephanie. Aku ingin sekali mencium bibirmu yang sexy itu." Lelaki yang duduk dipaling belakang bersiul dan mengedipkan sebelah matanya. Tak bisa dipungkiri, dari dulu hingga sekarang, Stephanie sudah banyak menerima ucapan seperti itu. Bahkan tak jarang aku melihat aksi nekad lekaki lekaki yang menyukai Steph.

"Tentu boleh." Ucap Stephanie sambil tersenyum. Lelaki yang menggodanya tadi tentu sangat terkejut. Ia sempat berpikir lalu tersenyum puas.

"Baiklah. Kapan kau mau aku melakukannya?"

"Setelah aku memutilasi tubuhmu satu persatu." Ucap Steohanie keji. Aku langsung tertawa saat melihat lelaki itu meneguk ludahnya secara paksa. Entah kenapa, Stephanie mempunyai aura yang mampu membuat orang lain bergidik ngeri ketika melihat wajah datarnya. Seram tapi itu ampuh untuk membuat lelaki yang mengejarnya secara perlahan menyerah.

"Kalian bisa duduk. Abaikan saja Rei. Dia memang suka menggoda wanita cantik." Miss Anderson tampak melihat tempat duduk yang masih kosong lalu menunjuknya. "Ash, kau duduk di samping Edward. Dan Steph, kau duduk di samping.. Ahh baiklah. Kau duduk disamping Rei."Miss Anderson memutar bola matanya saat melihat tingkah Rei memohon agar Steph duduk disampingnya. Harus kuakui, Rei memang cukup berani dan pantang menyerah. Tidak seperti lelaki lainnya.

"Kuperingati, jangan mencoba untuk merayuku atau ku mutilasi tubuhmu sekarang juga." Suara Stephanie sangat keras sehingga Miss Andreson hanya bisa meggelengkan kepalanya.

Stephanie dan Rei duduk tepat dibelakangku dan Edward. Huh, sebenarnya aku sangat ingin duduk bersama dengan Steph. Tapi, apa boleh buat? Kursi yang kosong hanya ada di sebelah Rei dan Edward.

"Pagi, Edward..,?" Sapa ku.

"Hm." Hanya dehaman yang kudapatkan darinya. Aku merasa seperti berbicara dengan batu.

"Temanmu cantik juga. Kalau aku tidak bisa denganmu, aku boleh dengannya kan?" Ucap Rei sambil mendorong kursi yang ku duduki. Aku hanya mendesah kesal sambil menopang dagu.

Plakk!! Sebuah tamparan keras terdengar di telingaku.

"Berani kau sentuh dia, aku pastikan besok hanya ada namamu."

~~~*~~~

"Di..dimana ini?" Ashley mengerutkan keningnya saat melihat perempuan dengan sayap di belakangnya. Ia memundurkan langkahnya lalu tiba tiba saja ia merasa seperti menabrak sesuatu.

"Ashley?" Perempuan itu berjalan mendekati Ashley lalu tersenyum.

"Kau takut ya? Ah maafkan aku! Aku benar benar tidak sengaja membuatmu takut." Perempuan yang bernama Theresa itu terlihat gelisah.

Secret Of My LunaWhere stories live. Discover now