Chapter 1

12.2K 625 33
                                    

Ashley Bellvania Caroline POV

"Apa? Mike juga bersekolah disini? Bagaima-" Stephanie menghentikan ucapannya saat melihat raut wajahku.

"Mike? Siapa dia? Kau berbicara dengan siapa?" Aku menaikkan keningku lantaran bingung dengan sikap temanku, Stephanie. Dari tadi, ia asik berbicara sendiri sampai sampai aku tak dihiraukan olehnya. Tapi, nama itu.. Mike. Ketika ia mengucapkan nama itu, rasa penasaran ku tiba tiba muncul.

"Eng.. Aku.. Aku sedang berimajinasi, Ash. Kau tau kan kalau sahabatmu ini sangat suka membuat cerita?" Stephanie memberikan cengiran khasnya kepadaku.

"Jangan berbuat seperti itu disaat aku bersamamu. Aku sangat bosan, tau?" Aku mendesah kesal melihat tingkah aneh temanku ini.

Stephanie Allisha Saralle. Gadis cantik dengan rambut pirang sebahu. Hidungnya mancung dan juga bibirnya yang tipis memberikan kesan tersendiri bagi semua orang yang melihatnya. Jika kalian melihat gadis ini, yang ada dipikiran kalian pasti ia adalah gadis yang sangat baik hati, jujur, dan lemah lembut.

Tapi kalian salah. Sikap Stephanie benar benar berbeda dengan wajahnya yang sangat polos dan lemah lembut. Orang orang yang telah lama mengenalnya pasti akan shock begitu tau bagaimana cara Stephanie makan dan tidur. Aku salah satunya. Bahkan terkadang Stephanie mengeram saat ia kesal.

"Maafkan aku, Ash. Beri aku waktu 5 menit untuk melanjutkan dramaku. Oke?" Stephanie memberikan wajah polosnya padaku.

"Baiklah. 5 menit. Lanjutkan dramamu itu, nona." Aku memutar bola mataku kesal lalu menopang daguku.

"Aku akan menjaganya. Tenang saja. Kalau kau panik, aku juga ikut panik, Sapi" Stephanie menatapku sejenak lalu tersenyum.

"Siapa Sapi? Nama salah satu tokohmu?" Aku tertawa sambil mengikat kuda rambutku. Stephanie hanya menggaruk garuk kepalanya dan tersenyum kikuk. "Nama panggilan ku untuk tokoh utama itu." Ucapnya pelan.

"Siapa nama tokoh utama itu?" Tanya ku penasaran.

"Sudah sampai. Ayo turun!" Stephanie langsung menarikku keluar dan membayar ongkos taxi yang kami naiki.

"Beri tau aku nama asli dari Sapi, Steph." Rengekku. Sedangkan Stephanie, ia malah tertawa lalu kembali berbicara sendiri.

"Matemu sangat suka merengek. Untung ia cantik." Aku menjitak kepala Stephanie ia langsung pergi meninggalkanku. Hanya tawaan yang dapat kudengar sebelum Stephanie benar benar hilang dari pandanganku.

Belakangan ini Stephanie suka berbicara sendiri. Entah cerita apa yang akan dibuatnya, yang kali ini sangat tidak masuk akal. Seakan semua yang ia bicarakan terasa nyata. Seakan aku pernah merasakannya.

Apalagi, banyak mimpi mimpi yang berdatangan. Aku tidak terlalu tau arti mimpi mimpi itu. Lagipula, orang orang bilang mimpi itu hanya bunga tidur kan? Jadi tidak perlu ada yang dipermasalahkan. Hanya saja, aku banyak bermimpi tentang Werewolf.

Rasanya aku ingin menangis. Dendam yang kusimpan dan kenangan yang kupunya, semuanya telah diambil oleh Werewolf. Tapi, mimpi itu sangat aneh. Werewolf itu mengelus dan juga mencium puncak kepalaku. Aku merasa nyaman. Aku bahkan merasa seperti tidak ingin jauh dari Werewolf itu. Werewolf yang memiliki bulu berwarna perak.

Aku langsung berjalan memasuki Universitas Gold Uliver dan menaiki tangganya. Aku sangat menyesal karena tidak mengejar Steph berhubung aku sama sekali tak tau letak ruang kepala sekolah disini.

Universitas ini sangat besar. Aku bahkan tak tau dimana posisiku sekarang. Murid murid yang berlalu lalang tampak acuh padaku. Mereka sama sekali tak menaruh simpati padaku. Mungkin aku hanya dianggap angin lalu oleh mereka.

Secret Of My LunaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ