Bagian 19

5K 365 15
                                    

Bag 19: Atau karena waktu yang kita habiskan berdua, semua jadi terasa menyenangkan? (Ben Alexander)

Sudah menjelang sore saat Karin menatap langit. Seperti ada sebongkah rasa takut di dadanya, tak percaya bahwa dia benar-benar melalui hari itu. Karin sudah menelpon Ginna saat Alex pergi untuk membeli minuman, Ginna bilang Karin perlu menahan Alex sampai sore berakhir sebelum membawanya kembali ke apartemen. Sedari tadi dia sudah merasa tak enak pada Alex, dia bisa melihat laki-laki itu bertanya-tanya apa yang diinginkan Karin darinya karena menahannya selama ini.

Tadi, setelah mereka selesai berjalan-jalan dan kembali ke mobil, Alex melihat ke arloginya dan berkata, "seharusnya aku sudah ke kantor saat ini," Karin tahu itu adalah tanda Alex ingin pergi. Karin malah berkata, "kau boleh terlambat sebentar saja, kan?" dengan tatapan memohon yang mungkin sudah disalahartikan oleh Alex, laki-laki itu tersenyum.

"Tentu saja, ayo," katanya dan mereka masuk ke dalam mobil.

Karin mengajaknya ke taman kota dan mereka berbincang-bincang sedikit. Banyak anak-anak kecil disana dan Karin jadi tahu bahwa Alex tidak suka anak kecil, cara dia menatap seakan semua anak kecil akan mengerjainya dan berak di kakinya.

Hari pun beranjak siang, matahari masih beramah-ramah pada mereka, seakan semua situasi ini mendukung mereka untuk beromantis-romantisan. Alex membeli es lilin jalanan, kali itu Alex juga tahu Karin suka semua yang berbau strawberry, itulah kenapa wanginya selalu strawberry, sedang Alex memilih rasa coklat.

Mereka juga nonton film di bioskop untuk membuang waktu dan semua ide itu keluar dari mulut Karin yang langsung di iyakan Alex.

Sudah hampir sore saat mereka kemudian duduk di kafe, Karin berdiri di pembatas lantai dua dan menonton ke jalan raya. Alex kembali ke sampingnya sambil membawa dua gelas minuman dan memberikan satu pada Karin.

"Terima kasih," Karin bergumam dan cepat-cepat menyeruput minumannya itu, ia melirik Alex yang ternyata masih menatapnya dengan senyuman. "Ada apa?" tanya Karin salah tingkah.

Alex menggeleng, "tidak ada," dan mulai meminum minumannya.

Sebenarnya satu hal yang membuat Karin merasa takut, ia takut Alex akan mensalahartikan semua kejadian hari ini. Sikap baik laki-laki itu rasanya sangat tidak pantas untuk kepura-puraan Karin, tapi Karin mencoba meneguhkan diri sendiri bahwa Alex juga akan tahu yang sebenarnya mengapa Karin menahannya setelah malam ini, bahwa sejujurnya memang tidak ada apa-apa diantara mereka. Besok, mereka akan kembali ke kehidupan mereka seperti biasanya dan menganggap bahwa hari ini tak pernah terjadi.

Dan kemudian dengan cepat penyesalan tumbuh di dada Karin. Dia seharusnya tidak menerima tawaran Ginna. Semua kejadian hari ini terlalu baik untuk di lupakan, sungguh. Saat Alex duduk di taman dengannya berduaan, laki-laki itu duduk terlalu dekat sampai tangan mereka hampir bertemu. Alex menjadi orang yang hangat yang tidak pernah di temui Karin sebelumnya. Cara Alex melihatnya, dalam dan senduh, terkadang di selingi dengan senyuman membuat Karin ingin muntah karena gejolak didalam perutnya, padahal Karin baru saja melontarkan lelucon tapi Alex malah tersenyum seperti itu.

"Aku tidak ingat kapan terakhir kali bolos kerja," kata Alex memutus keheningan itu, Karin meliriknya dan membasahi bibirnya.

"Kau memang terlalu serius saat bekerja," sahut Karin.

"Benar, tapi setalah hari ini, hm, aku jadi ingin lebih sering melakukannya."

Tux & Apron (Watty's 2016)Where stories live. Discover now