BAGIAN 8

2K 100 5
                                    

BAGIAN 8

Hari ketiga…

Paginya, Gino sudah berpiluh ketika ia terus menunggu di depan pintu utama koridor menuju ke ruang pengawas. “Kenapa pintunya dikunci?”, tanyanya pada Geri yang baru saja muncul.

Geri melirik tulisan di pintu…

Sedang dalam perbaikan. Dilarang masuk.

“Apa-apa’aaaaaan, nih?!”, umpat Gino sambil melempar pandangan matanya ke ruang teknisi. “Gue ke sana dulu, deh. Mau tanya sama petugas.”

“Gak ada orang lain di sini, selain kita dan crew”, sahut Geri.

“Petugas tempat ini?”, tanya Gino.

“Ini kan dirahasiakan dari umum”, sahut Geri, “jadi bener-bener gak ada orang lain selain kita dan crew.”

“Mungkin Donna tahu”, kata Geri lagi sambil melaju pergi untuk mencari Donna. Dan ia menemukan Donna sedang mengetuk pintu kamar Remy. “Remy”, panggil Donna, “buka, dong. Ayo, sarapan duluuuu…” Ia terdengar meringis.

“Donna…” Geri pun bersuara sambil merengkuh bahu Donna dan menariknya ke dekapannya. “Apa yang bisa aku lakukan?”

Donna menarik dirinya menjauh dari Geri. “Tolong, jangan begitu di sini”, bisiknya, “kalau Remy tahu kita pacaran, hatinya bisa tambah hancur…” Donna menyuarakannya dengan gemetar. “Kamu pergi dulu, aku mau bujuk dia keluar dan makan.”

Geri melengos. “hhhh… oke, deh…” Ia mengecup pipi Donna dan melangkah pergi dari situ. Namun dalam beberapa langkah kemudian, ia menghentikan lajunya dan menoleh pada Donna. “Ruangan pengawas terkunci. Ada perbaikan?”, teriaknya.

Donna mengerenyitkan keningnya. “Perbaikan? Memangnya ada pengurus tempat ini yang dateng?”

Geri mengangkat kedua bahunya. “Gak tahu. Justru gue tanya elo karena gue gak tahu…”, jawabnya.

Donna juga mengangkat kedua bahunya. “Sama”, sahutnya tanpa berbisik, “gue juga gak tahu.”

“Kapan team S.A.R. dateng ke sini?”, tanya Geri lagi.

“Harusnya sejak semalem! Mungkin, sebentar lagi sampai…” Donna menyahuti. Kemudian ia menoleh ke pintu kamar Remy dan kembali mengetuk. DOK! DOK! “Remy!”, panggilnya, “buka, dong…”

Sementara Geri meneruskan langkah kakinya keluar koridor yang di kiri-kanannya terdapat banyak deretan pintu kamar. Dan saat ia melewati pintu kamar yang terakhir, ia mendengar suara berderak di dalamnya. Ia pun mengetuknya seraya bersuara, “Siapa di dalam?”

Tidak ada sahutan.

“Itu kamar kosong dan dikunci!” Donna menyahuti.

“Ada suara di dalam…”, sahut Geri lagi sambil melekatkan telinganya ke daun pintu. Hening. “Mungkin gue salah denger kali, ya…”, gumamnya sambil mengibaskan tangannya dan berlalu pergi dari situ.

“Rem!!!” Donna terdengar memekik lagi. “Bukaaaaa! Ayo, sarapan duluuuuu…”

Tetapi pintu kamar Remy tetap tertutup. Dan tetap tidak ada sahutan dari dalam. Donna pun melengos. Ia melangkah pergi dari situ dengan lunglai.

***

Jam makan siang berlangsung hening. Semua menyantap hidangan dalam diam. Masing-masing tampak berkutat dengan pikirannya sendiri.

“Apa…”, akhirnya Brita bersuara, “Andrea masih hidup, ya?”

“Dia terjunnya ke bagian yang gak terlalu dalem, kok”, sahut Gino.

Gigitan PertamaWhere stories live. Discover now