Section 8 - Give You What You Like

21.4K 1.3K 56
                                    

Section 8 – Give You What You Like

Beberapa hari sudah berlalu sejak kejadian memalukan itu. Aku tidak membicarakan hal itu pada siapapun. Jay juga tampaknya berusaha terlihat normal, tidak mengungkit masalah itu sama sekali. Aku bersyukur. Aku sangat bersyukur. Aku harap hal itu hanya akan menjadi rahasiaku dan Jay, dan Nyonya Diniz juga tentu saja. Aku juga bersyukur, setelah kejadian itu kita tidak pernah mengerjai satu dengan yang lain lagi.

Kita sudah masuk kedalam tahap cuek sekarang. Hanya menyapa dan berbasa-basi, tidak melakukan sesuatu yang serius. Aku cukup nyaman dengan hal itu, dan aku juga sudah merasa nyaman dengan kehadiran Jay disini.

Hari ini hari Minggu, hari liburku. Aku sedang memilih baju yang akan kugunakan untuk makan malam hari ini. Aku akan pergi makan malam bersama Avery hari ini. Mood-ku jadi sangat senang karena hal itu. Setelah berkutat didepan lemari baju selama satu jam penuh, akhirnya aku memilih terusan berwarna biru navy.

Aku tersenyum bangga dan keluar dari kamarku. Aku melihat Blake dan Jay sedang menonton TV diruang tamu. Aku menghampiri mereka dan ikut bersama mereka menonton TV. Kali ini tayangan di TV adalah National Geography. Boring.

"Ayo Kak! Sekarang giliranku!" kata Blake kesal.

Blake berusaha mengambil remote dari tangan Jay. Jayden langsung memasukkan remote TV-nya kedalam celananya. Dia tersenyum licik pada Blake, dan menepuk kepala Blake pelan. Kelakuannya masih seperti anak kecil.

"Pastikan kau mencuci benda itu setelah memasukannya kedalam celanamu," kataku melihat tayangan didepanku itu. Seekor cheetah sedang bermain kejar-kejaran dengan seekor kijang. Sejak kapan dua binatang itu berteman?

"Tidak ada kalimat sarkastik?" tanya Jayden sambil mengangkat alisnya.

"Tenang saja, Wilson. Suasana hatiku lagi baik," jawabku sambil tersenyum lebar padanya, lalu kembali melihat TV.

"Ada apa dengannya, Serena?"

"Malam ini dia mau kencan sama Kak Avery," jawab Blake santai.

Aku menganggukkan kepalaku dengan cepat. "Kau tahu kemana Avery akan membawaku malam ini, Blake? Dia akan membawaku ke restaurant Italia yang baru buka itu!" ujarku kegirangan.

"What? Bukannya restaurant itu baru buka kemarin malam dan hanya dibuka untuk tamu-tamu VIP dulu? Baru minggu depan dibuka buat umum kan?" tanyanya tidak percaya.

Aku merasa diatas angin. Keuntungan lain memiliki pacar orang kaya. "Papa Avery temannya papanya si pemilik restaurant. Kalau tidak salah urutannya seperti itu deh," jawabku. Senyuman masih mengembang diwajahku.

"Bangga sekali si Reynolds itu membawamu ke resturant karena koneksi papanya?" jawab Jayden tiba-tiba sinis.

Aku mengerutkan keningku tidak suka. Kenapa tiba-tiba dia cari gara-gara sih? "Lebih baik Avery daripada kau, hanya membawa Nicole ke McD," jawabku kesal.

"Siapa bilang aku hanya membawa ke Nicole makan McD?" tanyanya melototiku.

Aku hanya menjulurkan lidahku pada Jayden.

"Oh ya, besok lusa papa dan mama akan kesini!" kata Blake tiba-tiba, membuatku langsung menoleh menatapnya tidak percaya.

"Papa dan mama kesini?" tanyaku dan Jayden bersamaan.

Blake langsung mengangguk senang. "Mereka bilang mau makan bersama dengan keluarga besar!" katanya senang. "Papa, mama, mama Vic, paman Ernest, Kak Jay, Kak Savy, Kak Spencer, Kak Stanley, dan aku! Pasti asyik!" katanya senang.

"Ya Tuhan. Si Spencer juga akan ikut?" tanyaku tidak percaya. "Ya Tuhan. Dimana Yorkie? Aku tidak melihatnya seharian ini! Aku tidak ingin dibunuh Spence karena tidak merawat anjingnya itu!" ujarku khawatir.

Wanting My BrotherWhere stories live. Discover now