5. Re-Publish

18.5K 794 45
                                    


Iya, update lagi deh

Sebelumnya, mau ngasih tau nih kalo Panji dan Anjani ada paket hemat sama buku Finding Destiny milik Putu Felicia. Ada bonus Pouch, Notebook, dan Pena cantik. 

Buruan pada beli ya, ini katanya paket terbatas dari Djantik Publisher. Ehm, besok kan pada dapet THR heee

Ini re-post lagi, selamat membaca yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini re-post lagi, selamat membaca yaaa



   Mahesa

Jam 3 sore tepat pesawat kami mendarat di Terminal Kargo Bandara Soekarno Hatta dengan penerbangan menggunakan maskapai Malaysia Airways dari Beirut. Rasanya tak terkatakan lagi manakala aku menginjakkan kaki kembali di tanah air. Rasa rindu akan negara ini selama bertugas rasanya benar-benar terobati. Para prajurit berseragam UNIFIL yang aku pimpin terlihat berwajah cerah ceria karena sebentar lagi akan bertemu dengan anggota keluarganya.

Menyaksikan suasana haru biru pertemuan para prajurit gagah perkasaku dengan anak dan istri mereka yang menanti dengan wajah gembira penuh air mata. Rasa lelah dan rindu mereka kepada sanak keluarga selama hampir satu tahun penuh tidak berjumpa aku harap terbayar lunas sekarang. Mungkin banyak dari mereka yang menyaksikan pertama kalinya anaknya sudah dapat berjalan, pertama kalinya anaknya memanggilnya Papa, atau pertama kalinya melihat sang anak karena saat akan pergi bertugas, ternyata sang istri tengah hamil tua.

Kami disambut dengan upacara penghormatan di markas besar Cilangkap dan menerima anugerah kenaikan pangkat. Begitu seremonial itu selesai, aku mengedarkan pandanganku demi mencari sosok mungil berparas jelita itu. Aku belum sempat menghampirinya, meski rasa rindu sudah membuncah dalam dadaku.

Aku sungguh sangat merindukannya. Ia yang diam-diam telah menyusup ke dalam mimpi-mimpiku sejak pertama menginjakkan kaki di tanah Libanon. Sebenarnya aku tidak pernah berharap banyak dari pernikahan ini, kecuali perasaan tidak sekalipun ada ragu akan dirinya yang kini telah menjadi belahan jiwaku. Aku sangat berharap dialah wanitaku, patahan dari tulang rusukku yang hilang, dan telah kutemukan kembali.

Aku berjalan ke arahnya dengan perasaan tidak menentu. Rasa bersalah memenuhi sudut hatiku karena menggantungnya tanpa kejelasan selama kami berpisah. Tapi aku juga menemukan kegugupan memenuhi otakku yang entah mengapa terasa sangat kacau. Tak pernah sekalipun hal seperti ini aku rasakan bahkan jika di medan perang pun strategi terjitu mampu terpikirkan otak. Para ajudan yang berdiri di sekeliling kami pun seakan merasakan aura tegang yang terpancar dari tubuhku. Yah, mereka bekerja padaku bukan satu dua bulan saja, bertahun-tahun mereka bersamaku, aku juga yang telah melatih intuisi mereka. Jadi jangan heran jika sekarang mereka juga merasakan yang aku rasakan.

Terlebih sebagian besar dari mereka tahu, jika aku sangat jarang berkencan dengan wanita. Ini untuk pertama kalinya ada seorang wanita dengan status istriku pula, menyambutku dengan tatapan ramahnya. Dia tersenyum begitu manis seolah membuatku akan diabetes saja. Lihatlah, dia hanya seorang gadis mungil, namun telah membuat pikiranku seperti tidak waras.

Bukan Pernikahan Sandiwara (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang