5. Rasa Kesal

2 2 0
                                    

"Dari mana?" pertanyaan dengan nada datar itu mengejutkan Anin yang baru saja membuka Apartemen. Jarvis berdiri di depannya dengan menggenggam ponsel ditangan. Ia memusatkan pandangannya ke tubuh Anin dari atas hingga bawah.

"Jogging, sekalian belanja buat isi kulkas." Anin menjawab sambil lalu. Langkahnya ia arahkan ke dapur untuk meletakkan kantong-kantong yang ia bawa.

Sekarang baru pukul delapan pagi. Jadi, ia masih mempunyai banyak waktu untuk memulai hari. Sebenarnya, tadi malam Anin tidak bisa tidur. Ia masih belum beradaptasi dengan kamarnya. Ia hanya bengong semalaman memikirkan hidupnya. Hingga tak terasa subuh sudah menyambut. Jadi, ia secara impulsif untuk lari pagi dan berbelanja bahan dapur yang tentu saja menggunakan kartu yang diberikan Jarvis.

Dari bengongnya semalam, Anin sudah memutuskan tidak akan menghabiskan waktunya hanya untuk rebahan dan menghabiskan uang Jarvis. Ia tidak mau Jarvis selalu memandangnya dengan negatif. Ia akan mengisi waktunya untuk mencari pekerjaan, memasak dan merapihkan Apartemen. Ia sadar diri jika ia hanya menumpang di sini.

Anin pikir, pagi ini ia tidak akan melihat Jarvis. Namun, pria itu sekarang malah duduk di sofa ruang tamu dengan tv yang menyala. Ia membiarkan Anin sibuk dengan kegiatan memindahkan belanjaannya ke kulkas.

"Masih cuti hari ini?" Anin basa-basi.

"Ya menurut lo aja. Orang yang baru nikah kemarin, emang pantes langsung kerja?" Jawaban khas Jarvis sekali.

Anin menolehkan kepalanya ke arah Jarvis, "Yaudah sih cuma nanya." Anin jadi ikutan kesal.

"Bukannya gue udah bilang ke elo, kalau mau kemana-mana itu bilang dulu?" Jarvis berkata dengan pandangan menatap Anin yang masih sibuk di depan kulkas.

"Gue takut ganggu lo tidur." Anin menjawab dengan santai.

"Ya kan lo bisa chat gue."

"Gak kepikiran."

Jarvis berdecak. Kemudian langsung bangkit menuju kamarnya dan menutup pintu kamar dengan keras.

Anin bingung. Laki-laki itu kenapa sih? Gak jelas banget.

***

Anin sudah selesai merapihkan isi kulkas. Ia juga sudah mandi. Setelah ini, ia akan makan masakan yang sudah ia masak tadi. Ia tidak tahu Jarvis pergi kemana. Pria itu hanya keluar tanpa bicara apapun padanya. Anin ingin bertanya, namun langkah pria itu sangat cepat. Sebetulnya, ini tidak adil, Jarvis ingin Anin selalu memberitahu kemanapun ia pergi, sedangkan Jarvis sendiri bisa dengan seenak hati pergi tanpa pamit kepada Anin.

Anin makan dengan diam. Ia memasak tumis kangkung dan ayam goreng dengan bumbu instan. Meskipun potongan-potangan kangkung serta cabai dan bawangnya masih belum simetris, tapi rasanya not bad kok. Buktinya, Anin sudah menghabiskan setengah porsi masakannya.

Setelah makan siang, Anin duduk di ruang tamu dengan membawa Ipad yang untungnya masih bisa ia selamatkan. Ia akan mulai mencari pekerjaan.

"Hah! Ternyata cari kerja itu susah ya!" Anin bermonolog. Ia sudah keluar masuk beberapa aplikasi jobseeker namun masih belum menemukan pekerjaan yang cocok untuknya.

Anin merentangkan tangannya. Tidak tidur semalaman, ditambah dengan habis makan siang, membuat matanya berat. Ia menyenderkan kepalanya ke sofa. Memejamkan mata dan ia tertidur.

***

Jarvis sebenarnya tidak punya rencana apapun hari ini. Rasa kesal tanpa alasan membuat ia tanpa berpikir langsung keluar dari Apartemen menuju restoran terdekat. Ia juga tidak mengerti, mengapa ia bisa sangat kesal ketika bangun pagi tadi namun tidak menemukan Anin dimana-mana. Ia pikir wanita itu kabur dari Apartemennya. Akan tetapi, ketika ia hendak menelpon Mamanya untuk menanyakan keberadaan Anin, wanita itu justru muncul dengan beberapa kantong belanja ditangannya.

Jarvis menghela napas.

Memikirkan wanita itu, membuat aliran darah Jarvis naik. Ia ingin sekali, berteriak dengan sangat kencang di depan Anin. Ia ingin mengatakan jika ia benci sekali dengan wanita itu. Bahkan mungkin jika Anin adalah laki-laki, ia akan memukulinya hingga babak belur.

Namun, pertemuan pertama mereka setelah sekian lama membuat Jarvis ingin bermain-main sebentar dengan Anin. Senang sekali rasanya, mendengar Anin memohon-mohon kepada Jarvis. ia ingin memberikan sedikit pelajaran kepada wanitu itu. Ia ingin tahu bahwa ia memohon kepada orang yang salah. Niatnya, ia hanya ingin memperlakukan Anin layaknya babu di rumahnya, namun, siapa sangka justru ia dan Anin akan terjebak di dalam pernikahan?

Jarvis meremas rambutnya dengan kasar. Pernikahan. Kata itu sungguh membuat ia frustasi. Di umurnya yang baru 24 tahun ini, sunguh tidak sekalipun ia berpikir akan menikah muda. Selain finansialnya yang belum stabil, ia juga masih ingin bermain-main menikmati kebebasannya.

Memang sialan wanita itu.

Jarvis akan membuat hidup wanita sialan itu tidak tenang. Lihat saja.

***

Jarvis kembali ke Apartemen ketika hari sudah menjelang malam. Lampu di dalam Apartemennya masih redup, hanya ada cahaya dari jendela balkon yang belum ditutup.

"Kemana lagi sih tuh orang?" Jarvis bertanya-tanya. Dengan kesal ia langsung menyalakan saklar dan ketika lampu sudah menyala terang, ia menemukan sosok Anin yang sedang tertidur di sofa dengan Ipad yang ada ditangannya.

Perempuan itu nampak tidak terusik dengan cahaya yang baru dinyalakan. Ia masih terus tertidur dengan lelapnya.

Jarvis menghampiri Anin. Memperhatikan Anin dengan rambut yang menutupi wajahnya. Kemudian, ia duduk dibawah sofa dengan tatapan tanpa putus melihat Anin. Tangannya menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Anin. Ada banyak sekali pertanyaan dan pernyataan yang bercokol di dalam kepalanya. Namun, yang ia lakukan hanya menatap wajah Anin dalam diam.

Kemudian, ia mengangkat tubuh Anin ke dalam gendongannya. Tubuhnya ringan sekali. Ia memindahkan Anin ke dalam kamar perempuan itu.

Setelah meletakan Anin di atas tempat tidur. Menyelimutinya. Pandangannya tertuju pada buku notes yang halamannya terbuka. Di sana tertulis,

Ayah, Bunda... sekarang aku sudah menikah. Jarvis yang menjadi suamiku. Aku yakin, Jarvis akan menjadi suami yang baik yang selalu melindungiku. Ayah dan Bunda gak usah khawatir yaa..

Miss u...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 30 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Let MeWhere stories live. Discover now