Roommate #21

9.9K 1.5K 34
                                    

ABSEN YANG NONTON BOLA🔥
Perasaan gue? Jangan ditanya!

Happy Reading!!


"Sayang, bangun yuk, bunda masakin ayam buat kamu" kata zie mencoba membangunkan putranya yang masih tertidur lelap diatas kasur dengan matanya yang bengkak.

"Jam berapa bunda?" tanya zidan mengucek matanya.

"Jam 7, kamu ga sekolah?"

"Engga bun, minggu ini zidan mau nemenin bunda"

"Ga boleh gitu, kamu harus sekolah"

"Iya bundaa"

"Yudah ayo makan, bunda beliin salep buat leher kamu"

"Umm" saut zidan kecil.

Kemarin, zidan pergi untuk menemui zie. Zidan benar benar sudah tidak tahan dengan sikap fian, ia merasa bersalah atas semua yang sudah ia lakukan pada fian tapi disisi lain ia juga merasa kecewa dan sakit hati atas perkataan fian walaupun mungkin itu pantas untuknya.

Seusai sarapan pagi, zidan menghampiri zie yang sedang menonton televisi dengan tenang. Jujur saja zie merasa khawatir pada kondisi putranya yang tiba tiba datang dengan keadaan yang tidak baik baik saja.

Zie sangat ingin mendengarkan cerita zidan, ia ingin mencari tahu apa yang sedang terjadi. Tapi melihat keadaan zidan kemarin, zie mengurungkan niatnya untuk menuntut zidan bercerita. Ia akan membiarkan zidan sampai zidan yang akan memulainya terlebih dahulu.

"Sini sayang, bunda obatin dulu" kata zie.

Zidan duduk di bawah sofa tempat zie duduk. Zie dengan telaten mengolesi kissmark yang ada di leher zidan.

"Banyak banget, emangnya ga sakit?"

"Sakit bun, sakit banget" kata zidan.

Zie tersenyum, ia mengusap rambut zidan dan menutup salepnya kembali setelah menyelesaikannya.

Zidan duduk di sebelah zie, ia menggenggam tangan zie erat mengisyaratkan zie untuk memperhatikannya.

"Zidan minta maaf bunda, zidan ga sebaik yang bunda kira. Ini bukan yang pertama, tapi zidan ga sama sembarangan orang kok! Zidan nglakuin sama satu orang aja cuma-" zidan menghentikan perkataannya, ia terlalu sedih untuk melanjutkan.

"Cuma?" tanya zie menunggu kelanjutan cerita dari zidan.

"C-cuma zidan janji kalau ini yang terakhir kalinya! Y-ya! Zidan janji" kata zidan sambil tersenyum lebar mencoba menguatkan hatinya.

Zie tersenyum, ia mengusap punggung tangan zidan.

"Bunda ga masalah zidan." kata zie.

"B-bunda ga kecewa sama zidan?" tanya zidan takut.

"Jujur bunda kecewa, tapi mau gimana lagi kan? Bunda kecewa bukan karena apa, cuma bunda takut kamu punya baby disini dan dia ga mau tanggung jawab atas perbuatan kalian berdua" jelas zie mengusap perut zidan.

"Zidan ga akan punya baby bunda!Zidan yakin"

"Iya sekarang. tapi kalau nanti tiba tiba ada, zidan ga boleh jahat ya? Mau gimanapun itu semua sudah anugrah dari yang diatas"

Zidan menganggukkan kepala paham dengan perkataan zie.

"Kalau boleh tau, siapa yang bikin kamu kacau gini?" tanya zie dengan aura yang berbeda.

Zie yang awalnya terlihat hangat, kini tiba tiba zie mengeluarkan aura yang mencekam seakan akan ia bisa saja menghabisi orang itu saat ini juga.

"B-bunda jangan bahas dia ya bun? Z-zidan ga enak" kata zidan.

Roommate! [BXB!] Where stories live. Discover now