[02] Medicine Girl and Corpse General

4 1 0
                                    

Tidak terjadi apa-apa

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

Tidak terjadi apa-apa.

Kama mengerjap-kerjapkan mata. Sinar matahari lembut menyiram tubuhnya. Dia ingin sekali menyapukan pandangan ke kanan dan kiri, tetapi sesuatu menahan matanya untuk terus terpaku ke satu titik.

Masuk ke lapangan dan keluar di lapangan, apa hidupku harus berputar di lapangan?

Kama masih merenungi apa yang terjadi, mengingat-ingat bagaimana dia ditarik masuk portal horisontal di Lapangan Hijau akademi, lalu berjalan keluar dari gerbang yang berdiri secara vertikal di sebuah lapangan yang sama hijau dan luasnya dengan di sekolah.

Masih belum lepas dari kebingungan, Kama berusaha menyerap suasana di sekitarnya. Atmosfer tempat ini hampir sama dengan Hiddenland. Hangat dan nyaman. Saat mereka pergi dari sekolah, langit gelap gulita. Sekarang suasananya sangat terang dan cerah. Namun, tetap saja naluri Kama memperingatkan sesuatu yang buruk tengah mengintai mereka.

"Minggir, Tukang Obat!"

Kama terhuyung dan hampir tersungkur ke depan karena didorong seseorang. Tanpa menoleh pun, dia tahu siapa yang sudah bertindak anarkis padanya. Dengan mata memelotot galak, Kama langsung menyembur Soren yang baru keluar dari gerbang.

"Jalan pakai mata, Jenderal Mayat! Aku sudah di sini sejak tadi. Kau bisa lewat di mana saja selain menabrakku, kan?" omel Kama.

"Kau berada di jalurku."

"Soren, lapangan ini luas! Kenapa kau tak terbang saja di atasku daripada harus jalan di tempatku berdiri?" Kama kesal setengah mati.

"Ah, betul juga, kau pendek seperti kurcaci. Tak perlu terbang, aku harusnya bersalto saja di atas kepalamu."

Bola mata Kama nyaris melompat ke luar. "Dasar raksasa! Jumbo! Titan!"

Soren menatap tajam Kama. Gadis itu tak mau kalah. Adu tatapan disertai percik petir ketegangan muncul di antara mereka. Kama dan Soren sama-sama membuka mulut, hendak bicara. Namun, sebelum suara mereka terdengar, satu jeritan memekakkan telinga langsung menghentikan apa pun yang akan dilakukan oleh dua orang itu.

"BERHENTI! ATAU AKU AKAN MINTA PROFESOR LUCAS MENGHILANGKAN SUARA KALIAN!"

Kama dan Soren kompak menutup telinga seraya memejamkan mata. Suara itu serasa hampir memecahkan gendang telinga. Berniat protes, nyatanya nyali mereka langsung menciut saat melihat siapa yang berdiri di depan gerbang batu.

Thor berdiri di samping Profesor Lucas dengan alis diangkat tinggi-tinggi. Kepala Sekolah Zodiac Academy menatap dua muridnya dengan sorot mata geli. Lebih dari itu, penampakan Liora yang justru membuat jantung Kama dan Soren berdegup kencang.

Gadis cantik tinggi semampai yang biasanya pendiam dan terlihat seperti peri itu, kini berdiri tegak sambil berkacak pinggang. Wajahnya memerah. Matanya berkilat-kilat penuh luapan emosi.

Terestrial: The Sentinels Of Capricornian Stellar GuardiansDär berättelser lever. Upptäck nu