L.Y.S. 19

3.3K 331 11
                                    

Di tempat lain di sebuah rumah besar ralat mansion. Seorang gadis kecil tengah duduk di kursi meja makan. Dengan raut wajah yang begitu senang gadis itu melahap makanan yang di sodorkan oleh Maid yang selalu menjaga nya saat semua orang tak ada di mansion.

"Nona kecil sepertinya senang sekali pagi ini memang nya ada apa. Apa boleh bibi Hanum tau" ujar sang maid yang menyebut nama dirinya dengan sebutan hanum, Wanita paruh baya. yang sudah begitu lama kerja di mansion Anthony itu.

Dari Tuan Daren Argan Anthony masih begitu kecil hingga menikah dan mempunyai tujuh anak itu. Ia tau semua sifat keluarga ini dan ia juga tau tentang bungsu keluarga Anthony yang hilang itu.

Bi hanum juga sudah di anggap sabagai ibu kedua dari tuan nya itu. Begitu pula dengan dirinya yang sudah mengagap Tuan nya itu sebagai putra nya. Ia juga begitu dekat dengan nyonya besar nya itu. Atau ibu dari Daren sendiri.

Valen yang di tanya oleh sang bibi pun.
"Hari ini Valen ingin bertemu dengan adek Valen kata Om Bobby. Adek udah ketemu tapi kata Om Bobby adek ada di rumah sakit. Adek lagi sakit kayak Abang Zai" balas Valencia dan seketika ia merubah raut wajah nya yang tadi nya senang sekarang menjadi sedih

"Loh yang lain pada kemana bi" tanya perempuan cantik yang duduk di kursi dekat dengan Valen dan tangan lentiknya mengusap rambut panjang Valen. "Adek mau kemana kok cantik banget sayang" lanjut nya saat melihat penampilan adiknya yang begitu anggun. Dia adalah silah Arin Anthony putri ke tiga. Argan yang berkerja sebagai dokter muda di London tempat diama ayah nya tinggal.

silah sendiri tinggal bersama saudara kembar pertama nya. Di kediaman sang opa dan Oma nya itu. Ia pulang saat acara adiknya bungsu ny itu berulang tahun mungkin sudah terhitung lima hari ia tinggal di Indonesia. Sedangkan kedua saudara kembarnya itu sudah kembali ke London beberapa hari yang lalu. Karena kedua wanita itu begitu sibuk dengan kerjaan nya. berbeda dengan dirinya yang mengutamakan keluarga nya ketimbang perkerajan nya. lagi pula rumah sakit tempat ia berkerja di London adalah milik sang kakek dan lagi pula ia juga maru beberapa bulan di nobatkan sebagai dokter di rumah sakit sang kakek...

Okay Back to topik 🤸🏻‍♀️.

"Daddy dan mommy ada di rumah sakit" jawab Valen. Menjawab kakak ketiga nya itu.

"Siapa yang sakit, terus kenapa gak ada yang memberi tau kakak" tanya Silah lagi.

"Abang, kemaren Abang Mimisan lagi"

"Mimisan lagi, sampai beberapa kali" tanya Silah memastikan.

Valen yang di tanya lagi hanya menjawab dengan menunjukkan kedua jarinya ke arah sang kakak.. karena mulutnya penuh karena buah yang baru saja ia makan.

"Dua kali. kok bisa Terus kapan Abang masuk rumah sakit. Terus kenapa gak ada yang memberi tau kakak" tanya nya lagi Berturut-turut. Kepada adik kecil nya itu dan ia sedikit kesal kepada kedua orang tua nya itu bisa-bisanya tak ada yang memberi tau diri nya.

Sedangkan Valencia hanya menaikkan bahunya. Sambil memakan buah yang sudah di potong-potong oleh bibi hanum i

Silah yang tak mendapat kan jawaban dari adiknya melirik Bobby yang baru keluar dari dapur tersebut. Ia pun memanggil bawahan sang daddy-nya.

"Bobby" panggil silah

Bobby yang merasa di panggil pun menghampiri nyonya muda nya itu. "Nona memanggil saya" tanya Bobby.

"Hmm, apa benar Zaikal berada di rumah sakit" ucap Silah.

"Benar nona dan. Bukan hanya Tuan Zaikal Saja yang sa_"

"Apa Daddy ku juga sakit, maksud mu" potong silah.

"Bukan nona tapi adik kembar nona Diandra sudah ketemu" jelas Bobby dan membuat silah terdiam sesaat sebelum suara lembut memasuki telinga nya.

"Benar sayang adik bungsu mu sudah bersama kita" ujar orang itu. Yang mampu keterdiama silah kembali. Dia Delina yang baru masuk kedalam ruang makan. Yang hanya melihat kedua putrinya dan bawahan sang suami yang tengah berbincang itu.

"adek kok bengong mikirin apa nak" ucap Argan Yang kini bangun dari rebahan nya dan mengakat tubuh kecil putranya kedalam pangkuan nya itu.

Bahkan saat di angkat ke pangkuan nya pun Kaizal masih diam saja dan hal itu membuat Argan khawatir.

"Adek" panggil Argan dengan lembut dan tangan nya sambil mengusap rambut panjang Anak nya. untuk sekian kalinya ia memanggil putra bungsu nya.

"Mau Abang" ujar si kecil menjawab panggilan Daddy nya.

"Baik kita ke Abang zai ya" balas Argan dan bangkit dari duduknya. Mendengar jawaban sang daddy Kaizal begitu senang.

Kedua nya pun pergi dari kamar rawat Kaizal menujuh ruangan Zaikal yan tepat di samping kamar si bungsu. Dengan Argan tangan satunya yang mendorong tiang infus. Dan tangan satunya ia gunakan untuk mengendong si kecil. Kaizal begitu erat memeluk leher Sang daddy hingga membuat Argan sedikit Susah mengambil nafas namun tak apa mungkin putra bungsu nya itu takut akan terjatuh.

Ceklek.

"Abang Zai~" ujar si kecil begitu keras saat melihat Abang nya yang tengah duduk di tempat tidur nya sambil memainkan hap

Argan yang mendengar teriakan si kecil membuat telinga nya sakit karena teriakan si kecil tak main-main hingga membuat telinga nya ber dingin.

"Jangan teriak-teriak adek" tegur Argan. Karena takut anaknya itu sakit tenggorokan Dan si kecil pun

"Maaf Addy" ujar Kaizal meminta maaf kepada sang Daddy.

Sedangkan Zaikal yang mendengar suara adiknya langsung menghentikan kegiatan main ponsel nya lalu mengalihkan pandangannya kepada ayah dan Adik nya.

"Bagaimana adek sudah baik kan" tanya Zaikal kepada adiknya Yang kini duduk di samping nya.

Si kecil hanya mengangguk lalu memegang tangan Abang nya yang sama dengan nya yang tengah di balut oleh perban dan ada selang panjang.

"Ini cakit" tanya Kaizal menatap mata sang Abang.

"Tidak" jawab Zaikal kepada adiknya.

"Tangan izal cakit" ujar Kaizal menunjukkan tangan nya yang terdapat Infus.

"Sini Abang tiup biar gak sakit lagi" pinta Zaikal dan si Kaizal pun menyodorkan tangan nya di hadapan Sang Abang Zaikal pun meniup pelan tangan adik yang terdapat Infus namun di tutupi kain kasa cukup sedikit tebal itu.

Kaizal hanya menikmati apa yang Abang nya lakukan kepada tangan bocah itu tersenyum lebar oleh perlakuan Abang nya.

Argan Yang melihat adegan manis kedua putranya itu juga ikut tersenyum dan ia Juga merasa hangat joba aja kejadian itu tak pernah ada mukin setiap hari ia Akan melihat interaksi manis dari kedua putranya sedari dulu.

Tak ingin mengingatkan masa lalu cukup jauh Argan membuka suara. Menanyakan keberadaan istri nya kepada putra pertamanya itu .

"Mommy di mana kenapa kamu di sendiri an" tanya argan kepada putra nya.

"Mommy pulang mau ambil barang punya aku sama adek yang di perluin di rumah sakit sekali jemput Valen" balas Zaikal tak mengalihkan pandangannya kepada sang Daddy

Argan hanya berdehem lalu.

"Lalu apa dokter Alvin sudah memperiksa mu lagi" tanya Argan lagi

"Belum palingan bentar lagi" jawab Zaikal lagi.

"Daddy, apa pak Ilham sudah kesini" tanya Zaikal menatap sang Daddy












TBC
typo tandai
Sampai sini dulu ya kapan-kapan update lagi See you next time.

Jangan bosen nungguin cerita aku ya

lost youngest son Where stories live. Discover now