Ch.5 Malam Panas

11K 164 0
                                    

Masih dalam posisi yang sama, kali ini tangan ku yang berada pada perut bapak aku arahkan ke bawah, mengangkat kaos singlet bapak hingga tanganku dapat menyentuh bulu bulu halus dibagain bawah perut bapak, lebat sekali bulu bulu itu, kembali kugerakan tanganku lebih bawah lagi, dengan pelan berusaha menyentuh gundukan besar dibalik sarung bapak, dengan pelan dan lembut, aku simpan tanganku tepat diatas gundukan sarung bapak, badanku bergetar pelan, mulutku melenguh, gundukan besar itu ternyata lembut sekali ditanganku, kudiamkan tanganku digundukan itu, sekali lagi mengarahkan pandanganku pada wajah bapak, memastikan kembali bahwa bapak belum terbangun.

Setelah dirasa aman, aku mencakup gundukan besar bapak dengan pelan dan hati hati, tanganku bergetar dan basah berkeringat, baru sadar aku, ternyata bapak tidak memakai celana dibalik sarung ini, sekali lagi aku cakup gundukan itu, betapa kaget serta bahagianya aku ketika aku makin sadar, bahwa ternyata bapak tidak mengenakan celana dalam juga disana, benar benar bertelanjang bulat dibalik sarungnya.

Kenyal, terasa kenyal gundukan itu saat aku meremasnya pelan, dan benar benar besar, masih kenyal saja sudah sebesar ini, bagaimana jiga benda ini bangun.

Ku pindahkan tanganku dari atas gundukan itu, mencoba memasukan tanganku melewati gulungan pengikat sarung bapak, perlahan lahan, namun pasti, tanganku berhasil masuk kedalam sarung bapak, bapak masih tertidur dengan pulas, makin berani lah aku, makin jauh mu masukan tanganku, melewati rimbunya bulu jembut bapak, mengusap usap pelan rambut rambut jembut itu kemudian kurasakan tanganku menyentuh sebuah daging lembut yang kenyal, ada sebuah garis kasar disana, benar, ini adalah kepala kontol bapak, benar benar menakjubkan, baru pertama kali ini aku menyentuh kontol bapak, ini yang paling jauh yang pernah kulakukan kepada bapak, tidak pernah sejauh ini sebelumnya.

Kuusapkan jempolku dibelahan kepala kontol bapak, terasa sebuah cairan dijempolku, kuusap cairan itu, mengeluarkan tanganku dari dalam sarung bapak, kuangkat tanganku dihadapan wajahku, sebuah cairan lengket bening sudah berada diantara jempol dan jari telunjukku, kihirup aroma cairan itu, sedikit pesing, namun tetap aroma amis dan musky yang menjadi aroma dominan disana, dengan kemantapan hati, ku masukan jempol dan jari tanganku kedalam mulutku, meresapi rasa yang terdapat pada cairan itu, asin, aku suka, kujilati habis jempol dan telunjukku, dengan pelan kumasukan kembali seluruh tanganku kedalam sarung bapak, kembali dengan pelan mencakup kontol bapak seluruhnya di genggaman tanganku, besar sekali, benar benar jantan yang sesungguhnya bapakku ini, sangat amat mubazir kontol sebesar ini tidak dimanfaatkan oleh bapak.

Bapak tiba tiba bergerak pelan reflek aku menghentikan gerakan tanganku di kontol bapak, bak menjadi patung, diam mematung aku dan tanganku, namun adegan selanjutnya benar benar sesuai dengan harapanku, bapak tidak bangun, sebaliknya, bapak malah mengorok dalam tidurnya, tanda bapak semakin lelap dalam tidurnya, aku menghela nafas lega, kulanjutkan aksiku mengusap usap dan bermain dengan kontol bapak, perlahan tapi pasti, kini kontol bapak mulai mengeras, belum seratus persen bangun, tetapi sudah mulai mengeras, kucabut tanganku dari dalam sarung bapak, kakiku yang menumpang dikaki bapak ku naikan lebih jauh, tanganku kujadikan tumpuan untuk menahan badanku, dengan pelan kunaikan badanku ke badan bapak, mencoba menidurkan diriku diatas badan bapak, kuarahkan kontolku yang sudah keras tepat berada diatas gundukan kontol bapak dibalik sarung, setelah posisi kontol kami pas, kuturunkan badanku hingga akhirnya kontolku dan kontol bapak bersentuhan, hanya terhalan sebuah kain sarung dan kain celana tipisku, badanku melemas, kakiku bergetar, kusimpan kepalaku tepat didada bapak, menghirup aroma bapak, berdiam diposisi yang sama selama beberapa menit menikmati posisi yang mungkin tak akan pernah terjadi lagi, bapak juga masih mengorok, tidak bergeming akan kejadian yang sedang dilakukan anak satu satunya ini.

Setelah beberapa menit diposisi itu, dengan pelan pelan aku menggerakan badanku, khususnya bagian bawah badanku, keatas dan kebawah, sehingga kontol ku dan kontol bapak bergesekan, mataku menghilang kebelakang, mencerna semua rasa nikmat yang kurasakan, gesekan demi gesekan semakin membuat kontolku mengeras, seluruh badanku berkeringat, darahku terasa panas, sensasi rasa nikmat dan takut ketahuan menyatu menjadi sebuah rasa tabu yang nikmat, bapak, aku menginginkan bapak, aku mencintai bapak, begitu rasanya aku ingin berteriak, tidak, hanya gigitan pada bibirku yang bisa kulakukan dalam menyalurkan gelora kata kata yang ingin kuteriakan dalam kenikmatan ini, gesekanku semakin cepat, mataku masih menatap wajah bapak memastikan bapak tidak bangun, entah bapak sadar atau tidak tapi guncangan gerakanku kurasa sangat besar, gesekan kontolku pada kontol bapak benar benar cepat dan menjadi jadi, kurasakan kontol bapak juga sudah tegang dengan sepurna, sungguh besar dan paripurna sekali kontol bapak ini, masih ku gesekan kontol kami, semakin cepat semakin cepat hingga kurasakan aku sudah tidak kuat lagi menahan cairan yang akan keluar dari kejantananku, dan ya, hanya sebuah lenguhan pelan keluar dari mulutku, berbarengan dengan cairan kental membasahi celanaku, tak kuduga, bapak juga ikut melenguh pelan, tapi masih memejamkan matanya, nafas bapak berat, perutnya naik turun dengan cepat, kurasakan kontol bapak berkedut dikontolku, kedutan itu kurasakan beberapakali, wajah bapak terlihat resah, lalu kulihat sarung berwarna hijau milik bapak memggelap, sepertinya bapak juga keluar, dan banyak, sehingga sarung yang bapak pakai terlihat basah sekali, kupeluk ayah tanpa pindah posisi, kepalaku didadanya, mataku terpejam menikmati kejadian yang baru saja terjadi, nafasku dan bapak terengah seirama, beberapa menit aku dalam posisi ini hingga tanpa sadar, aku hampir saja terlelap, tiba tiba saja bapak bergerak,reflek aku kembali pura pura tidur, bapak kemudian memindahkan aku yang berada diatas badanya, dengan mata yang sengaja aku buka sedikit, kulihat bapak bangun dari tidurnya, membuka sarung yang dipakainya, melap bagian bawahnya dengan sarung itu, lalu berjalan telanjang tanpa sarung menuju meja makan, menuangkan segelas air dan meminumnya, dadaku berdetak hebat, semoga saja bapak tidak sadar.

Bapak kemudian kembali berjalan kearahku, memangku ku dalam pelukanya, lalu bangun dan berjalan kearah kamarku, menidurkanku diatas kasur, menyelimutiku lalu berjalan keluar kamarku, sebelum keluar dari pintu kamar, kudengar bapak bergumam.

"Mimpi apa aku barusan sampai keluar banyak begini, mana ada Andi lagi, gimana kalo kena dia, haduhh, harus mandi ini mah."

Mataku kali ini benar benar menutup karena lelah, kudengar pintu kamar menutup dan gelap kini menemaniku.

Menggoda BapakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang