Boss and Secretary - 77

437 72 5
                                    


Julian melepas kemejanya saat sampai di rumah. Dia mencari Nilaa dan mendapati wanita itu berada di dapur. Nilaa sedang membuat kopi hitam yang mungkin bisa menenangkannya dari kecurigaannya pada Julian dan Jasmine.

Dorongan kuat itu membuat Julian memeluk Nilaa dari belakang hingga membuat Nilaa terkejut. Pria itu menempelkan pipinya di pipi Nilaa.

"Aku mulai gila." Katanya dengan nada rendah.

Nilaa terdiam mencoba menahan dirinya dari keinginannya menampar Julian.

"Apa maksudmu?"

"Aku menginginkanmu." Bisiknya di telinga Nilaa. Bisikan itu terdengar sedikit ngeri hingga membuat Nilaa merinding.

Saat Nilaa menoleh ke arah sampingnya tepat di depan wajah Julian. Mata mereka saling menatap cukup lama.

"Kemana kamu tadi?" tanya Nilaa.

"Di bar bersama Adrian dan Kendrick. Julian masih memeluk Nilaa dari belakang.

"Kamu dan Jasmine punya hubungan?"

"Hubungan apa?" Julian hendak melahap bibir Nilaa tapi Nilaa menghindar.

Julian tersinggung dan dia melepaskan pelukannya dari Nilaa. "Kamu curiga kalau aku dan Jasmine punya hubungan?" Dahi Julian mengernyit.

"Ya." Jawab Nilaa.

"Hahaha." Julian tertawa. "Apa mungkin aku menjalin hubungan dengan adik tirimu? Kamu gila, Nila!" Julian menggeleng tidak percaya dengan tuduhan Nilaa.

"Ya, bisa saja. Kamu punya rahasia dengan Jasmine."

"Rahasia itu adalah tentang... ibunya. Aku berusaha menyelamatkan Sarah. Jasmine menangis di depanku dan aku tidak tega dengannya."

Nilaa kesal dengan jawaban Julian. Bagaimana bisa dia mengasihi Jasmine dan Sarah setelah apa yang mereka lakukan pada Nilaa. Nilaa tentu saja lebih berpihak pada nenek. Sesekali dia perlu menjadi kejam untuk manusia lainnya.

Julian mengelus kedua pipi Nilaa dan mengangkat wajah itu. Wajah yang membuatnya tidak bisa berpaling pada wanita lain bahkan saat dia bersiap untuk menaburkan benihnya pada Astrid. Dia tidak bisa melakukannya.

Dia mencium bibir Nilaa. Ciuman yang panas, liar dan membuat Nilaa tak berkutik. Kedua tangan Julian mulai aktif meraba tubuh Nilaa. Tiba-tiba ciumannya berubah lembut dan hangat begitupun dengan tangan Julian yang perlahan membelai lembut kepala Nilaa.

"Julian..." Nilaa mulai terpancing.

Napas Nilaa yang sudah memburu. Julian tahu Nilaa tidak berdaya. Wanita itu takluk pada sentuhannya. Entah mantra apa yang dimiliki Julian hingga setiap wanita yang pernah disentuhnya akan tergila-gila padanya. Contohnya, Elena. Untungnya, Katty tidak pernah disentuh Julian. Karena Katty bukanlah tipe wanita yang Julian inginkan.

Julian membisikan sesuatu pada Nilaa.

Nila ingin menjawab tapi dia merasa malu. Dan yang keluar dari kedua daun bibirnya adalah, "I love you."

***

"Rileks, Nilaa." Julian berbisik saat wajah Nilaa menegang setelah mereka kelelahan menghabiskan malam dan dia tertidur di dada Nilaa.

"Aku tidak bisa."

"Kenapa?" Julian menatap wajah Nilaa.

"Karena aku..." Nilaa mengedip-ngedipkan matanya. "Aku mencintaimu dan kita hanya terikat pada kontrak pernikahan."

Julian menyadari kesalahannya malam ini. Dia tidak bisa menyentuh Astrid karena Nilaa telah mengunci hatinya. Dia mencoba untuk jatuh cinta pada wanita lain tapi dia belum bisa. Mungkin butuh waktu untuk mengenal Astrid dan membuatnya jatuh cinta meskipun dia dan Nilaa sama-sama saling mencintai.

"Nenekmu yang menyuruhmu menikahiku bukan?"

Julian menatap Nilaa. "Ya."

"Lalu sekarang apa?"

"Aku hanya ingin memilikimu, tapi tidak dengan hatiku."

***

Hai semuanya, maaf ya, aku baru update lagi :D Kemaren sempet sakit terus lama banget nggak buka-buka laptop. Semoga kalian selalu sabar ya nunggu cerita Nilaa dan Julian. Thank you and i love you ^^

Boss and Secretary (Adult 21+)Where stories live. Discover now