13.Sadar?

55 8 0
                                    

This my first story'

Happy reading

Sudah terbilang tiga hari lamanya Asya berada di rumah sakit dengan mata yang setia terpejam.Dan Aksa sudah membaik,ia sudah pulang dari rumah sakit dua hari yang lalu.

"Sad banget Lo"celetuk Nabil yang melihat Aksa murung dengan minuman yang ia aduk tapi tak sama sekali di minum.

Mereka sekarang berada di kantin sekolah.Dengan segala bujukan yang El dan Nabil berikan agar Aksa mau ikut ke kantin.Mereka kasihan dengan Aksa yang selalu murung di kelas.Sikap Aksa juga berubah menjadi dingin,cuek dan kejam terhadap lawan jenis yang berusaha mendekatinya.

Flashback

"Kak,boleh minta no wa nya gak?"tanya seorang gadis.Sebut aja namanya Salsa, wajahnya cantik imut pula.

"Gak"Jawab Aksa dengan tatapan dingin.

"Ayolah kak,buat tambah kontak aja kok"alibi Salsa

"Sekalian pdkt"batinya

"Gak!"bentak Aksa dengan keras hingga seluruh penghuni kantin terkejut,mereka menoleh dan melihat Aksa dan Salsa dengan bingung.

"Ishh,boleh ya kak"ujar Salsa memaksa dengan menatap Aksa sok imut.

Brakk

Aksa menendang kursi yang ada di samping nya.Ia emosi,dia tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh Salsa.Salsa sudah berani mengusik dirinya, maka dia juga siap untuk menerima akibat yang akan dia dapatkan karena sudah membangun kan singa yang tertidur dalam diri Aksa

Salsa terkejut"kak...."

"Gue bilang gak,ya gak! Gak usah maksa anj!"murka Arka,rahangnya mengeras menahan emosi,tanganya terkepal kuat.Kalau di depannya bukan cewek,maka sudah dari tadi ia menghabisinya dengan tangannya sendiri.

"Jangan bentak aku"gumam Salsa,air sudah mengambang di pelupuk mata.

Penghuni kantin menatap Salsa dengan tatapan ingin muntah seolah jijik dengan tingkah Salsa yang nekad .

Habis sudah kesabaran Aksa,ia langsung mencengkram erat pipi Salsa hingga memerah.Sekarang dia tak peduli Salsa yang sudah menangis, mau nangis darah sekalipun ia tak peduli.

"Ka-k, sa-sa-kit"gumam Salsa susah payah,ia menepuk tangan Aksa meminta untuk melepaskan nya.

"Le-pas-sin,kak"

"SA,UDAH!"teriak Nabil yang baru saja dari toilet,hal pertama yang ia lihat adalah Aksa yang mencengkram pipi Salsa dengan emosi yang besar,nampak dari tatapan Aksa yang menajam dan urat yang terlihat jelas di bagian leher.

"Sa,dia cewek! Gak seharusnya Lo kayak gini ke dia!"Aksa memegang tangan Aksa agar melepaskan Salsa.

"Dia udah berani ngusik gue"jawab Aksa.Salsa sudah membangunkan sisi kejam pada dirinya.

Bugh

Nabil membogem wajah Aksa dengan keras dan refleks Aksa melepaskan cengkeramannya pada salsa.

Flashback off

"Hm"

"Eh,Sa nanti boleh gak kita jenguk Luvi"tanya El seraya minum es jeruk miliknya.Sejak kejadian tempo hari,Nabil dan Gabriel sama sekali belum menjenguk Luvi.Mereka juga gak jenguk Aksa saat di rumah sakit.Emang kejam ni sebagai teman.

"Hm,nanti sore bareng gue"sahut Aksa,ia pergi meninggalkan temanya yang masih asik makan.Mood nya saat ini tidak bagus,jadi ia memilih untuk pergi ke rooftop untuk menenangkan diri.

*Langsung pergi aje tu anak"geram El dengan Aksa yang meninggalkan mereka.

Aksa berdiri dekat pembatas rooftop,ia bisa melihat siswa siswi yang berlalu lalang dengan jelas dari atas.Tangannya merogoh saku celananya dan mengambil satu batang rokok beserta korek api.Ia membakar ujung rokok itu dan langsung ia hisap,kepulan asap rokok keluar dari mulutnya.Entah kenapa saat Asya masih belum sadar,ia jadi sering merokok bahkan dia bisa menggunakan rokok itu tiga batang dalam satu jam.Mungkin bagi Aksa dengan merokok beban pikiran nya berkurang seakan di ambil oleh roko yang ia hisap.

....

Tak ada bola mata yang indah yang Aksa lihat saat berada di ruang rawat Asya.Teman-teman nya sudah pulang begitu juga dengan orang tua Asya.Orang tua Asya menyuruhnya untuk menjaga Asya untuk malam ini agar mereka juga bisa istirahat karena mereka sudah menginap dua hari di rumah sakit .

Tatapan tajam itu menjadi kerinduan nya.Dia yang tertidur nampak seperti orang tanpa beban.Sangat tenang.Aksa ingin gadisnya cepat sadar dan ia bisa melihat bola mata indah milik Asya.

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam dan Aksa tertidur dengan tangan Asya yang ia genggam.Tiba-tiba tidurnya terusik saat Merasakan pergerakan dari tangan yang ia genggam.

"Ay,sayang"celetuk Aksa saat sudah tersadar dari tidurnya.

Mata yang semula terpejam perlahan terbuka.Mata indah itu kembali tertutup saat cahaya lampu yang masuk dalam indra pengelihatan, tetapi ia berusaha untuk kembali membuka mata.Mata yang Aksa rindukan sudah kembali terbuka.

Asya menatap sayu Aksa.

"Ay"ujar Aksa,ia menangis terharu.Akhirnya apa yang ia inginkan terjabah.

"A-air"lirih Asya terbata-bata

Dengan sigap Aksa mengambil air yang berada di nakas tak lupa juga dia ambil sedotan agar Asya lebih mudah meminumnya,Ia tau Asya pasti haus karena selama dua tak sadar sama sekali tak minum dan makan.

Aksa mengangkat pelan Kepala Asya dengan tangan kiri nya dan tangan kanan ia gunakan untuk menyodorkan minum ke Asya.Asya masih belum bisa minum sendiri karena kedua tangannya masih lemas.

"Bunda mana?"tanya Asya pelan.

"Bunda,pulang buat istirahat.Nanti pagi Bunda sama ayah baru kesini,aku yang bakalan jagain kamu"sahut Aksa dengan lembut,ia mengusap kepala Asya dengan penuh kasih sayang.Tak mungkin ia menyuruh Sisil dan Arya untuk kesini jam dua belas malam

"Maaf.Gara-gara Aku kamu jadi kayak gini,aku gak bisa jagain kamu"lirih Aksa.

"Santai aja"

"Aku janji bakal jagain kamu untuk kedepannya"batin Aksa

....
Gaje ya?
Typo bertebaran 🙏
Penulisan masih berantakan ✍️

See you 👋
Next?☝️


ASYAKSA [On Going]Where stories live. Discover now