38.Lulus

34 2 1
                                    

HAPPY READING

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan bukan? Dan ini lah yang dirasakan oleh murid kelas 12 di SMA Nusantara sekarang. Perpisahan pasti sangat menyakitkan tapi tak bisa dihindari. Terkadang tak semua orang sanggup untuk menghadapinya tapi mereka dipaksa untuk bisa karena itu adalah sebuah takdir. Ingat tak ada pertemuan tanpa perpisahan.

Kursi sudah berjejer dengan rapi di lapangan sekolah. Mereka akan mengadakan foto angkatan sekarang. Rasa haru semakin mendominasi saat seluruh murid menyanyikan lagu perpisahan yang berjudul 'Selamat tinggal teman-temanku' sebagian murid menangis karena akan berpisah dengan sahabat karibnya meski masih bisa bertemu tapi tak bisa seperti dulu lagi dan pasti mereka akan sibuk berkerja atau sibuk dengan universitas yang mereka jalani.

Mereka semua dinyatakan lulus dengan nilai yang cukup memuaskan begitu juga dengan Aksa yang dipaksa belajar oleh Asya setiap hari sebelum ujian demi untuk mendapatkan nilai yang bagus dan sekarang Aksa merasakannya. Ia mendapat peringkat ke 8 dikelasnya dan itu sangat naik drastis dari semester sebelumnya, dari yang paling rendah mendapatkan nilai 10 besar. Aksa dkk sekarang berada di rooftop sekolah disaat semua memilih mencoret-coret baju setelah foto.

"Eh, Lo mau nyambung gak?"tanya El pada Nabil

"Nyambung lah!"

"Jurusan apa?"

"Psikolog"

"Wihhh keren banget Lo"ungkap El bahagia.

"Kalau Lo?"

"TNI"

"HAH? YANG BENER AJA LO?! SEORANG GABRIEL ABINATA SI SOSOK PETAKILAN KAYAK LO BISA JADI ABDI NEGARA?! WIHH DAEBAK!!"ucap Mala terkejut. Ia sama sekali tak terpikirkan jika El akan memilih menjadi abdi negara. Yang selama ini ia pikirkan adalah El akan lebih memilih menjadi seorang CEO atau pengangguran.

"Sutts diem! Aksa tidur"ucap Asya dengan isyarat

"Sorry"

........

"Bun, Aksa sekarang udah lulus jadi kira-kira kapan Aksa ke sana ya?"

"Apa gak bisa lanjut disini aja ,Yah? Kasian tau sama Aksa. Dia juga kayak terpaksa gitu"

"Bun, ini demi kebaikan dia"

"Huhh, terserah ayah aja deh"

"Oke, gimana kalau Minggu depan?"

"Iya"

Kira-kira seperti itu lah percakapan antara Dwi dan suaminya.

"Bun?"

Mata Dwi melebar saat mendengar suara itu. Perlahan ia menengok ke belakang dan betapa terkejutnya ia ketika melihat putranya sedang berada dibelakangnya.

"Aksa ngapain?"

"Emang gak boleh disini aja? Universitas di Indonesia juga gak kalah bagus kok dari yang disana. A-aku juga bisa urus perusahaan Ayah setelah lulus. Gak perlu ke sana. Aku gak bisa pisah dari kalian terutama Asya."

"Gak ada bantahan Aksa. Ini demi kebaikan kamu, demi masa depan kamu"

"Tapi--"

"Gak ada bantahan!"

"Ck,"Aksa bedecak kesal. Ia pergi meninggalkan tempat itu dengan keadaan yang tidak baik-baik saja, bagaimana bisa ia meninggalkan Asya begitu saja? Ia kira ucapan Ayahnya waktu itu akan berubah dengan seiringnya waktu berjalan namun perkiraannya salah. Semua itu jadi, dan waktunya hanya sebentar.

"MASIH ADA WAKTU BUAT KAMU NGABISIN WAKTU KAMU SAMA ASYA"

Aksa tak memperdulikan teriakan ayahnya. Sekarang ia akan memilih untuk ke rumah Asya dan mengajaknya untuk jalan-jalan, itu ialah tujuan utamanya sebelum mendengar percakapan kedua orangtuanya.

Tak membutuhkan waktu yang lama, ia sudah sampai di pekarangan rumah sang pacar.

"Assalamualaikum"ucap Aksa sambil mengetuk pintu yang masih tertutup rapat.

"Waalaikumsalam"jawab Arya dari dalam rumah. Saat membuka pintu terlihat dengan jelas wajah Aksa yang nampak kurang bersemangat.

"Asya ada, Yah?"

"Ada, masuk aja. Dia ada di kamar"ucap Arya memberi tau. Ia heran kenapa sikap Aksa tak seperti biasanya. Biasanya jika Aksa datang itu selalu bersemangat tapi kenapa sekarang tidak?

"Izin masuk kamar Asya ya ,Yah"

"Iya masuk aja"

Aksa mengangguk. Ia berjalan ke arah kamar Asya yang berada dilantai atas. Entah apa yang akan ia ucapkan nanti, semua masih belum terpikirkan. Meski Asya sudah tau dari jauh hari ia tetap takut. Entah takut karena apa, ia pun juga tidak tau.

"Ay"panggil Aksa

"Eh, sejak kapan disini? Kok gak ngabarin?"Asya terkejut dengan kedatangan pacarnya itu. Ia bangkit dari duduknya dan menatap Aksa bingung.

"Ay, aku kangennn"

"Tadi baru ketemu loh"ucap Asya

"Jangan jauh sama aku yah? Kita tetap sama-sama kan? Gak bakal pisahkan?"tanya Aksa beruntun

"Kamu kenapa sih?"

"Gak mau pisah sama kamu."

.......
Gaje?
Penulisan masih berantakan ✍️ 🙏
Typo bertebaran 🙏

Next ❤️ ❤️ ❤️

ASYAKSA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang