10. Di Sambut Bahagia Walau Sebentar

67.9K 2.4K 47
                                    

Darka melenguh panjang lalu mencabut miliknya.

Darka merapihkan pakaian dan rambut Delin, mengecup bibirnya beberapa kali lalu menggiringnya ke kamar mandi.

"Seka aja, ganti daleman di mobil, gue bawa cadangan.." jelas Darka setelah memasukan Delin.

Delin hanya diam patuh. Dia segera membersihkan miliknya yang sebelumnya Darka serang lagi walau durasinya tak lama.

Delin heran, bagaimana bisa Darka terus kuat dan ingin. Lutut Delin sampai tidak memiliki tenaga.

Delin meraih tissue dan membersihkan bekas air lalu bingung. Masa iya dia turun tanpa dalaman karena dalamannya ada di mobil.

Delin keluar dengan tidak nyaman, rok sebawah lututnya takut naik.

"Kak Darka,"

Darka menoleh tajam khasnya. "Apa?" sahutnya agak sewot. Darka membuang tissue bekas menyeka miliknya lalu membenarkan celananya.

Delin menunduk. "Dalamannya gimana?" tanyanya pelan.

"Gue bilang di mobil!" Darka meraih ponselnya lalu meraih lengan Delin untuk segera meninggalkan kamar hotel.

"Kak, jalannya hati-hati, nanti-" Delin terdiam saat Darka memelankan langkahnya. Tumben sekali langsung dikabulkan.

Darka jelas mengabulkannya karena semua yang ada pada Delin miliknya. Tidak akan dia bagi-bagi.

***

Delin berdebar gelisah saat mobil mahal Darka mulai memasuki gapura desa yang ramai penduduk.

Salah satu di antara mereka ada yang Delin kenal. Semua mata menoleh takjub menatap mobil Darka.

Delin panik sampai beringsut dari duduknya untuk bersembunyi. Darka meliriknya sekilas dan tidak peduli.

"Gue ga akan tahu mana rumah lo, jadi berhenti sembunyi!" ketus Darka mana lelah sekali tubuhnya.

Ternyata desa Delin sangat jauh dari perkotaan, memasuki kawasan yang jalannya rusak dan becek penuh tanah liat.

Delin mendudukan tubuhnya dengan cepat. Delin meliarkan tatapan, sungguh sebentar lagi akan sampai.

Delin berkeringat dingin saat semua penduduk desa mulai berkumpul dengan penasaran, semua yang dia temui di gapura juga berlarian penasaran.

Delin tahu ini akan terjadi mengingat kendaraan mobil paling mahal itu sedan lama yang dimiliki pak RT. Biasanya para penduduk hanya akan menggunakan sepeda, motor pun hanya digunakan tukang ojek.

"Di depan, kak." Delin semakin panik melihat kakek dan nenek yang ada di depan penasaran juga.

Darka menatap sekeliling. Dia bagai dikeroyok satu desa. Darka mencoba sabar, dia yang memutuskan untuk kesini.

"Inget peran lo!" tegasnya.

Delin mengangguk dengan tegang agak terengah. Mungkin panik melihat banyaknya orang yang penasaran.

Darka melepas sabuk pengaman, meraih leher Delin, mengecup keningnya seraya mengusap peluhnya. "Rileks, lo harus berbangga diri bisa bawa gue ke sini, gue ga akan jadiin ini masalah," lalu Darka mulai melepas kunci mobilnya.

Delin mengatur nafas, mencoba menenangkan diri. Dia tatap Darka yang menatapnya juga. Benar, dia harusnya bangga.

Dia merasa akan sangat bahagia keluarganya dan para penduduk desa jika dia maju. Saat mendapat beasiswa saja semua teramat bahagia mengantarnya.

Darka menyelipkan sehelai rambut ke telinga Delin. "Kita turun," Darka turun lebih dulu.

Wajahnya tetap dipasang datar namun bibirnya tersenyum tipis menyambut orang-orang yang penasaran itu.

Dark Obsession (TAMAT)Where stories live. Discover now